Friday, July 27, 2012

mata telinga dan hati

mata sering salah melihat
telinga sering salah mendengar
mulut sering salah berucap
pikiran sering salah menafsirkan apa yang dilihat mata dan didengar telinga
tapi semoga jiwa kesatria meminta maaf
semoga hati selalu menjadi pemaaf

Monday, July 16, 2012

puasa itu seni



Saya pernah ditertawakan teman saya ketika saya berniat akan berpuasa agar lebih 'kalem'/sabar, supaya tidak terlalu meledakledak.

Dia bilang, "justru lapar itu malah bikin gampang marah!"

Saya tersenyum geli.

Puasa itu seni. Seni mengendalikan diri.

Ketika kita minta pada tuhan supaya diberi rejeki, apa lalu tuhan menurunkan segepok uang? Enggak kan? Tuhan dgn caranya sendiri menuntun kita untuk mendapat pekerjaan. Kerja dulu baru dapat rejeki.

Sama, ketika kita minta supaya lebih disabarkan, dilapangkandadanya, tidak langsung kita cling jadi lebih sabar, tapi justru kita diuji dulu, entah yang si bos protes hasil kerja kita kurang baik-lah, entah yang partner kerja ngga bisa diajak kerjasama-lah, dll. Dari situ, ketika kita mampu menyelesaikan semua dengan ikhlas, maka level sabar kita setahap lebih tinggi.

Kirakira sama seperti itu lah puasa, dengan lapar, saat situasi memancing untuk marah, kita ingat, bahwa marah juga membatalkan puasa, sehingga kita akan mengendalikan marah, kemudian beristighfar, dan menjadi lebih tenang. Insyaallah.




Marhaban yaa ramadhan..




*Cepet yaa..sudah puasa tahun kedua.bismillah.*

Wednesday, July 11, 2012

huft

pada akhirnya dia menghentikan perseteruan ini dengan menutup akun. entahlah. rasanya separuh lega dan separuhnya lagi tidak puas.

lega karena aku tak harus melihat nama perempuan itu lagi, tidak puas karena ya dia memilih jalan tengah.

perseteruan itu toh sebenarnya bukan perseteruannya, ini perseteruan dua sisi ku. sisi yang selalu terganggu dengan kehadiran perempuan itu, dengan sisi ku yang cuek sajalah.

huft. *capslock*

Wednesday, July 04, 2012

ijinkan aku

aku ini pekok dan tak terurus
maka ijinkan aku mengurus dan memperhatikanmu

aku ini masih senang main-main dan pergi pergi
maka ijinkan aku menunggumu

aku ini tidak peka
maka ijinkan aku memahamimu

aku ini pekewuhan
maka ijinkan aku mengenalmu lebih