Hal yang membuat perempuan itu merasa tidak senang adalah ia tidak tahu. Tapi, jika ia tahu dari awal pun dia tetap akan tidak senang. Hanya saja, ia akan memahami bahwa Dia orang baik. Orang baik yang selalu mendukung hal baik orang lain.
Perempuan itu merasa tidak senang karena ia adalah orang yang terakhir tahu, dan bukan dari Dia.
Perempuan itu merasa harus tahu segalanya dari mulut Dia. Bukan dari orang lain.
Perempuan itu memang selalu menyalahkan orang lain.
Aku tidak suka perempuan itu. Sekalipun ada sisi dalam diriku yang memahami perasaannya.
Sunday, June 21, 2015
mas pram (yang lain)
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." (Pram)
Dulu, kalimat ini pernah menjadi spesial. Karena diungkapkan seseorang, pertama kali dalam hidupku. Atas kegemaranku menulis. Padahal tulisan-tulisanku ketika itu tidak penting. Sungguh.
Ah tapi aku lalu ingat, jauh sebelumnya ada juga seseorang yang memintaku menulis. Dia menawarkan dirinya sebagai pembaca pertama. Padahal ketika itu cerita yang kutulis adalah bualan. Tapi dia suka, dia menunggu cerita pendekku, yang tak selesai ku tulis.
Dan keduanya kini tak menarik lagi. Toh selama ini aku menulis untuk diriku yang lain. Bukan untuk mereka.
Dulu, kalimat ini pernah menjadi spesial. Karena diungkapkan seseorang, pertama kali dalam hidupku. Atas kegemaranku menulis. Padahal tulisan-tulisanku ketika itu tidak penting. Sungguh.
Ah tapi aku lalu ingat, jauh sebelumnya ada juga seseorang yang memintaku menulis. Dia menawarkan dirinya sebagai pembaca pertama. Padahal ketika itu cerita yang kutulis adalah bualan. Tapi dia suka, dia menunggu cerita pendekku, yang tak selesai ku tulis.
Dan keduanya kini tak menarik lagi. Toh selama ini aku menulis untuk diriku yang lain. Bukan untuk mereka.
Thursday, June 04, 2015
Dilan, niatnya review jadinya curhat
Saya beli novel Dilan yang
ditulis oleh Pidi Baiq, beberapa minggu yang lalu. Namun, karena dipinjam oleh
teman-teman, akhirnya saya baru berkesempatan membacanya semalam. Duh nggak
bisa berhenti baca novel itu. Dan tidak mengantuk! Hehehehe. Mulai membaca
sejak pukul 10 malam, dan kelar pukul 1 dini hari.
Membaca tiap bab nya membuat saya
ingin berteriak. Ya ampuuuun di dunia nyata ada nggak ya lelaki macam Dilan. Hihihihi.
Tapi memang dari ceritanya saja, saya bisa membayangkan dan betul-betul yakin
bahwa si Dilan ini tulus sayang dan cinta dengan Milea. Dan setelah baca novel
ini, saya ingin beli buku kumpulan TTS. Hahahaha.
Baru kelar tadi dini hari,
sekarang saya sudah rindu lagi pada sosoknya. Yaelah...hahaha. mas Yochun
lewat ini mah.
Aduh saya jadi ingin menjadi
romantis macam Dilan. Hahaha.
Subscribe to:
Posts (Atom)