Siapa sebenarnya si Pewarnamerah ini?
Dia menelusup masuk ke dalam pagiku. Pagi yang terus terang saja..aneh.
Awalnya ketika aku masuk ke dalam rumah, kulihat ada beberapa lelaki yang merombak kamarku. Mereka akan menginap. Setelah kulihat lebih cermat, mereka adalah kerabat yang datang dari Jakarta. Adik bungsunya akan melamar seorang perempuan, gadis Sragen. Aku marah, karena sepengetahuanku, ibu sudah menjelaskan bahwa rumah ini terlalu sempit untuk keluarga besar mereka. Aku pergi.
Di pelataran rumah kulihat anak-anak kecil memegang gulungan kertas yang mereka selipkan di antara jari telunjuk dan jari tengah, sesekali mereka menghisapnya, seolah itu adalah rokok. Astaghfirullah, padahal ada ibunya dan ibunya tampak biasa saja, malah sepertinya ibunya membiarkan. Ku sapa ibu itu, "Bu, kok anaknya diajarin merokok sih. Iya memang itu bukan rokok, tapi tetap saja itu tahap awal mengenalkan mereka kepada rokok." Ibu itu menjawab dengan tersenyum (atau bahkan mungkin tertawa) "Merokok nggak papa yang penting pintar baca abata." Gila, pikirku. Huh, aku tak mau ambil pusing.
Sampai di lapangan sepak bola depan rumahku, kulihat banyak tenda di sekeliling lapangan. Ada satu tenda berisi banyak sekali kambing. Kambing-kambing itu sepertinya masih muda. Hei, ini acara Idul Kurban, tapi kenapa yang disembelih kambing yang muda?bukankah itu tidak boleh. Ah entahlah, tiba-tiba ada seekor kambing yang meloncat dari kandangnya. Dia lari, dan teman-temannya juga, mulai membuat kekacauan dan keluar dari kandang masing-masing. Wohoo..apa-apaan ini. Sepertinya ini adalah acara yang diselenggarakan pihak salah satu universitas di kotaku. Ada banyak tamu undangan juga. Para tamu undangan yang raut mukanya khawatir melihat keributan si kambing-loncat-kandang.
Kudapati diriku sudah mengendarai motor. Berkendara entah kemana, tiba-tiba tikungan menjadi sempit, kakiku bahkan hampir terlindas sebuah ban mobil sedan ketika sedang berhenti menunggu antrian motor di depanku. Ah crowded sekali. Dan tiba-tiba sebuah motor dari belakang berusaha menyalip,"hoei mas, jalan sempit begini kok ya srundal srundul." begitu gumamku. Dia berhasil menyelipku, aku terpaksa berhenti karena dia di depanku dan itu tepat di tikungan selanjutnya. Dia terkejut dan pandangannya linglung. Halah kenapa sih ini orang, pikirku. Aku pun berusaha maju, kulihat, jalan di depan kami tidak ada. TIDAK ADA! Ya, jalan di depan kami adalah sebuah warung makan. Apa-apaan ini. kemudian aku membuka jendela warung makan itu, jendela yang cukup besar. Aku tenteng motorku dengan satu tangan, aku masuk ke warung itu melalui jendela. Tangan kiri membuka jendela, tangan kanan menenteng motor, kakiku kuinjakkan hati-hati di atas meja, harus hati-hati karena ada banyak sekali makanan di piring-piring. Begitu aku melompat dan mendaratkan kaki di lantai, aku berteriak "Apa sih ini? Kapan bangunan ini dibangun? apa iya dalam semalam bisa bikin bangunan sebesar ini di tengah jalan. Nyari duit ya nyari duit tapi ya ndak gini caranya. Dasar rektor gendeng." Entah kenapa aku menyebut rektor, pasti warung dadakan ini ada karena hajatan kambing di lapangan tadi. cih..
Keluar dari warung ternyata warung tersebut terhubung dengan rumah bude, rumah tetangga bude mungkin. Oh iya, mas-mas yang melongo tadi ikut bersamaku, mungkin dia bingung juga. Lalu bude menyapaku, menanyakan kabar dan lain sebagainya. Setelah menjawab pertanyaan bude, mas-mas tadi bertanya pada bude dimana toilet? Aku yang menjawab di sebelah sana, mau kuantar? Dia tersenyum mengikuti ku yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sampai jauh dari jarak dengar bude, mas-mas ini bertanya, "kamu lupa padaku ya?"
Hah, memangnya kenal ya. Kuamati dia dengan seksama, aku benar-benar lupa, tidak mengenalnya. Kemudian dia menarik ujung kaosku dan membuka lipatannya, dia membaca. Yang aku heran yaaa, kenapa ada tulisan banyak sekali di sebelah ujung dalam kaosku. Kaos yang bertulisakan sebuah kalimat berspidol merah dan hitam, sepertinya sebuah percakapan. Intinya kaos itu diberikan padaku sebagai kado, dan sang pemberi sepertinya adalah kekasihku. Ah, aku ingat, iya itu kado dari kekasih, sebuah kaos bergambar tokoh komik Yotsuba. Mas-mas itu raut mukanya nampak kecewa, dia terduduk di hadapanku, kemudian berkata, "sudah kuduga aku terlambat, kau sudah memiliki kekasih." Aku mengernyit, siapa sebenarnya orang ini.
Dia tahu aku tidak ingat padanya, kemudian dia mengeluarkan secarik kertas lusuh bertuliskan sebuah nama atau lebih tepatnya username, alamat email, nomor telepon dan pesan. Pesan yang berupa puisi. Dia menyuruhku membacanya, "Bacalah, supaya aku benar-benar yakin kau memang sudah tak mungkin aku miliki." Aku tidak bergeming, aku masih bingung dan sejujurnya kalimat dalam kertas itu isinya adalah pernyataan cinta. Apa iya dia sedang berusaha menyatakan cintanya padaku? atau dia sedang mengujiku dan memintaku menyatakan cinta padanya? Lalu bagaimana nanti kekasihku jika ia tahu aku membaca kalimat seperti itu dihadapan seseorang lelaki yang sepertinya sedang berusaha mengambil hatiku.
Aku tetap diam, dengan berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan ingatan tentang apa yang terjadi sebenarnya. Sekelebat-sekelebat ingatan mulai hadir, dia sepertinya adalah seseorang yang ku kenal di dunia maya, kami sering bercerita dan dia pernah mengatakan akan menemuiku, tapi itu sudah lama sekali. Aku benar-benar lupa.
Dia tersenyum lembut sekali, senyum yang sedikit perih, di hadapanku. Oh dia sedang patah hati. Aku tak percaya, aku mulai mengingat dia yang dulu begitu akrab denganku melalui ketikan huruf keyboard. Berusaha menguasai kekagetanku, aku menutupkan tangan keseparuh wajahku dan memandangnya, aku benar-benar tak percaya aku bertemu dengannya. Tiba-tiba dia memajukan wajahnya dan mencium tangan yang menutupi wajahku. Matanya beradu pandang dengan mataku. Hei...kenapa aku diam saja. Ada rasa dag dig dug dan marah. Tapi kenapa aku diam saja, hei ada apa denganku....
Lambat kelamaan kehadirannya di depanku menjadi buram. Dia tetap tersenyum lembut dan getir. Lalu ada suara di sekelilingku, "ini bukan alam nyata, bangunlah..."
Aku terbangun di kamarku, sendiri dan tidak ada yang berubah, hari masih pagi, dan mimpi ini terlalu aneh. Siapa mas dengan username si Pewarnamerah itu.