Mata, pikiran dan jari jemari ini sepakat merusuh
Sunday, December 08, 2013
Thursday, December 05, 2013
tokos buku dan genre
"karena berbeda, orang bisa menikah dan menjadi suami istri. Jika keduanya sama persis, salah satunya tidak diperlukan. Tak guna."
Begitu tweet dari mbak Alissa Wahid. Meresapinya, saya seolah terlempar pada ingatan ingatan tentang kami berdua.
Pernah suatu saat ada yang berkomentar tentang kami, tentang kesukaan kami pada hal yang sama, buku. Ya, dari sekian teman pria saya, hanya dia yang bersedia dan berbahagia bahkan menikmati berburu buku di toko atau pameran buku. Tak aneh jika lantas saya begitu sumringah saat tiba waktu kami berkencan ke toko buku. Menurut beberapa orang, hal ini pasti aneh, tapi saya pun percaya, banyak pasangan seperti kami, jalan jalan ke toko buku . Toko buku yang menyediakan satu buku (sampel) yang tidak dibungkus plastik dan bisa dibaca-baca, atau toko buku yang memberi diskon aduhai. Pameran buku murah? tentu tidak akan kami lewatkan, tempat itu adalah surga harta karun, makanlah dengan kenyang sebelum menyambangi tempat itu, karena kau tak pernah tahu seberapa banyak tumpukan buku yang harus kau bongkar, itu akan butuh banyak energi.
Nah, kembali ke komentar orang tadi, memang kami sama sama suka beli buku, tapi buku yang kami tuju tidak selalu sama. Dan sekarang saya menyadari, buku yang dia gilai, genrenya mengerikan untuk saya. Berat. Hahaha.
See, sekalipun kesukaan kami adalah sama-sama beli buku, sama-sama senang menjelajahi toko buku, namun buku yang kami suka tidak sama persis. Kadang saya betah berlama-lama di area novel populer, dan dia di rak buku sastra yang saya tidak tahu siapa penulisnya. Setahu saya sastra adalah Sapardi Djoko Damono, Pramodya, dan Goenawan Mohamad. hehehe. Kami sama-sama suka buku puisi, tapi ya itu tadi dia lebih suka puisi religi, saya puisi yang cinta-cintaan. heuheuheu.
Kesukaan kami hampir sama, tapi tidak persis.
Begitu tweet dari mbak Alissa Wahid. Meresapinya, saya seolah terlempar pada ingatan ingatan tentang kami berdua.
Pernah suatu saat ada yang berkomentar tentang kami, tentang kesukaan kami pada hal yang sama, buku. Ya, dari sekian teman pria saya, hanya dia yang bersedia dan berbahagia bahkan menikmati berburu buku di toko atau pameran buku. Tak aneh jika lantas saya begitu sumringah saat tiba waktu kami berkencan ke toko buku. Menurut beberapa orang, hal ini pasti aneh, tapi saya pun percaya, banyak pasangan seperti kami, jalan jalan ke toko buku . Toko buku yang menyediakan satu buku (sampel) yang tidak dibungkus plastik dan bisa dibaca-baca, atau toko buku yang memberi diskon aduhai. Pameran buku murah? tentu tidak akan kami lewatkan, tempat itu adalah surga harta karun, makanlah dengan kenyang sebelum menyambangi tempat itu, karena kau tak pernah tahu seberapa banyak tumpukan buku yang harus kau bongkar, itu akan butuh banyak energi.
Nah, kembali ke komentar orang tadi, memang kami sama sama suka beli buku, tapi buku yang kami tuju tidak selalu sama. Dan sekarang saya menyadari, buku yang dia gilai, genrenya mengerikan untuk saya. Berat. Hahaha.
See, sekalipun kesukaan kami adalah sama-sama beli buku, sama-sama senang menjelajahi toko buku, namun buku yang kami suka tidak sama persis. Kadang saya betah berlama-lama di area novel populer, dan dia di rak buku sastra yang saya tidak tahu siapa penulisnya. Setahu saya sastra adalah Sapardi Djoko Damono, Pramodya, dan Goenawan Mohamad. hehehe. Kami sama-sama suka buku puisi, tapi ya itu tadi dia lebih suka puisi religi, saya puisi yang cinta-cintaan. heuheuheu.
Kesukaan kami hampir sama, tapi tidak persis.
Beberapa hari yang lalu, ajakan kencan itu datang. Tour the tokos buku, katanya. Saya sudah siap tempur dan membayangkan tiga gramedia, satu gunung agung, satu merbabu, satu togamas dan satu pandora akan kami jelajahi.
Namun pagi harinya, sebangun tidur saya menyadari jam menunjukkan pukul delapan. Bedandaban-lah saya. Pasalnya, kami janjian pukul sembilan. Dengan tingkat kelambanan saya yang cukup tinggi, satu jam tidak akan cukup untuk mandi, ganti baju, dan tiba di tempat janjian dengat tepat waktu. Buru-buru.
Singkatnya, janjian molor sampai 10.30.
Tujuan pertama kami adalah togamas. Ah iya, apa yang sebenarnya kami cari, Amelia. Novel karya Tere Liye, salah satu buku dari serial anak-mamak. Jangan tanya serial itu judulnya apa saja. Saya lupaaa. Hehehe. Dari sekian judul buku karya Tere Liye yang saya pinjam dari Mas, hanya satu buku yang sudah selesai saya baca, Bidadari Bidadari Surga. Sudah, yang lain baru bab satu dan tidak diteruskan. Aigoo, buku yang belum saya baca banyak sekali, tapi tetap beli lagi. Ah ya, itu juga kesamaan kami, suka beli buku, bacanya nanti nanti.
Kembali ke togamas, begitu masuk kami langsung menemukan Amelia. Yah, tapi tidak serta-merta kami langsung ambil dan bayar, kami lihat-lihat dulu semua buku. Ehm..dan ah saya jadi ingat Seri Bilangan Fu, Ayu Utami. Buku yang bulan kemarin ingin saya beli, Lalita. Di deretan buku Ayu saya nemu buku tentang Scorpio. Kami berdua Scorpio. Saya baca sinopsisnya di cover belakang. Menarik. Tapi harganya duh, padahal bukunya kecil. Kemudian kami mencari buku pesanan seorang teman, tentang mendidik anak. Buku islami. Wkwkwk. Itu pesanan lho yaa.
Kami menjelajah hingga sudut-sudut. Seperti yang sudah saya tulis di awal, kesukaan buku antara kami berdua tidak sama persis, ada yang sama memang, tapi hanya beberapa nama. Kami berpisah, dia ngendon di rak buku agama, saya keliling di rak buku resep masakan. Dia masih ngendon di rak buku agama, saya sudah pindah jongkok di depan rak buku keterampilan. hohoho. Ssssttt...saya buka bungkus plastiknya dan membaca dengan teliti, supaya ingat dan bisa dibikin di rumah. Dia pindah ke bagian depan toko buku, entah ke mana, saya masih membaca buku kerajinan tangan itu, sampai dia kembali lagi dan mengajak saya pergi.
Kelar keliling togamas, kami berniat mencari buku pesanan (yang tadi) itu di gramedia. Maka, kami ambil buku yang kami incar tadi dan bayar. Sekalian disampul. Gratis. Hohoho. Mayan.
Gramedia Pandanaran. Sampai di toko ini saya sungguh tidak berniat membeli buku. Nggak ada diskon euy. Buku pesanan itu juga tak ada. Btw, bukan karena buku itu best seller ya, tapi sepertinya buku itu tidak populer di toko buku. Hehehe. Karena, jika stok habis pun, data tentang buku tetap ada di komputer dengan keterangan stok= 0. Well, buku yang seperti itu lebih baik dicari di internet, pasti banyak yang jual. Nah di gramedia ini, Mas tergoda buku kumpulan cerita Kompas. Belilah dia. Hahaha. Saya anteng ndak tergoda. Wkwkwk.
Kelar dari gramedia, rupanya kelar juga tour kami. Apah?? Cuma dua toko buku?? Sedikit kecewa, tapi juga lega. Terbayang godaan begitu kuat jika semua toko buku itu kami sambangi. Hehe.
Kegiatan kami berdua berikutnya adalah bercerita. Mas memperlihatkan foto anggrek-anggrek Meru Betiri. Dan saya ngecuwis tentang semua hal. Ya, semua hal. Dari gosip artis, sampai drama Jepang.
It's fun. I love it. I love him.
Namun pagi harinya, sebangun tidur saya menyadari jam menunjukkan pukul delapan. Bedandaban-lah saya. Pasalnya, kami janjian pukul sembilan. Dengan tingkat kelambanan saya yang cukup tinggi, satu jam tidak akan cukup untuk mandi, ganti baju, dan tiba di tempat janjian dengat tepat waktu. Buru-buru.
Singkatnya, janjian molor sampai 10.30.
Tujuan pertama kami adalah togamas. Ah iya, apa yang sebenarnya kami cari, Amelia. Novel karya Tere Liye, salah satu buku dari serial anak-mamak. Jangan tanya serial itu judulnya apa saja. Saya lupaaa. Hehehe. Dari sekian judul buku karya Tere Liye yang saya pinjam dari Mas, hanya satu buku yang sudah selesai saya baca, Bidadari Bidadari Surga. Sudah, yang lain baru bab satu dan tidak diteruskan. Aigoo, buku yang belum saya baca banyak sekali, tapi tetap beli lagi. Ah ya, itu juga kesamaan kami, suka beli buku, bacanya nanti nanti.
Kembali ke togamas, begitu masuk kami langsung menemukan Amelia. Yah, tapi tidak serta-merta kami langsung ambil dan bayar, kami lihat-lihat dulu semua buku. Ehm..dan ah saya jadi ingat Seri Bilangan Fu, Ayu Utami. Buku yang bulan kemarin ingin saya beli, Lalita. Di deretan buku Ayu saya nemu buku tentang Scorpio. Kami berdua Scorpio. Saya baca sinopsisnya di cover belakang. Menarik. Tapi harganya duh, padahal bukunya kecil. Kemudian kami mencari buku pesanan seorang teman, tentang mendidik anak. Buku islami. Wkwkwk. Itu pesanan lho yaa.
Kami menjelajah hingga sudut-sudut. Seperti yang sudah saya tulis di awal, kesukaan buku antara kami berdua tidak sama persis, ada yang sama memang, tapi hanya beberapa nama. Kami berpisah, dia ngendon di rak buku agama, saya keliling di rak buku resep masakan. Dia masih ngendon di rak buku agama, saya sudah pindah jongkok di depan rak buku keterampilan. hohoho. Ssssttt...saya buka bungkus plastiknya dan membaca dengan teliti, supaya ingat dan bisa dibikin di rumah. Dia pindah ke bagian depan toko buku, entah ke mana, saya masih membaca buku kerajinan tangan itu, sampai dia kembali lagi dan mengajak saya pergi.
Kelar keliling togamas, kami berniat mencari buku pesanan (yang tadi) itu di gramedia. Maka, kami ambil buku yang kami incar tadi dan bayar. Sekalian disampul. Gratis. Hohoho. Mayan.
Gramedia Pandanaran. Sampai di toko ini saya sungguh tidak berniat membeli buku. Nggak ada diskon euy. Buku pesanan itu juga tak ada. Btw, bukan karena buku itu best seller ya, tapi sepertinya buku itu tidak populer di toko buku. Hehehe. Karena, jika stok habis pun, data tentang buku tetap ada di komputer dengan keterangan stok= 0. Well, buku yang seperti itu lebih baik dicari di internet, pasti banyak yang jual. Nah di gramedia ini, Mas tergoda buku kumpulan cerita Kompas. Belilah dia. Hahaha. Saya anteng ndak tergoda. Wkwkwk.
Kelar dari gramedia, rupanya kelar juga tour kami. Apah?? Cuma dua toko buku?? Sedikit kecewa, tapi juga lega. Terbayang godaan begitu kuat jika semua toko buku itu kami sambangi. Hehe.
Kegiatan kami berdua berikutnya adalah bercerita. Mas memperlihatkan foto anggrek-anggrek Meru Betiri. Dan saya ngecuwis tentang semua hal. Ya, semua hal. Dari gosip artis, sampai drama Jepang.
It's fun. I love it. I love him.
Tuesday, October 29, 2013
Debu di pelupuk mata dan belalang
Debu di pelupuk mata adalah hal kecil yang terasa besar. Mau dikucek terus sampai iritasi, atau segera ditetesi obat mata kemudian lega
Dipilih...dipilih..dipilih...
Sejak kemarin saya menulis demikian. Saya pikir, saya sering sekali menganggap hal kecil dan menjadikannya besar. Padahal bisa saja saya mengguyur masalah kecil itu dengan lebih bijaksana. Seharusnya begitu.
Tentu debu itu adalah masalah penting karena jika didiamkan dia akan mengganggu penglihatan, ngganjel. Tapi ya itu tadi lho, disikapi dengan bijaksana saja. Diguyur dengan obat tetes mata, bukan dikucek atau diubek-ubek, beneran jadi gawat itu kalau iritasi.
Lebay memang tulisan ini. Tapi perumpamaan itu memang bener dan cukup ngampleng saya. Kemarin saya kelilipan. Waktu masang anggrek epifit di batang pohon sukun di belakang rumah. Debu gesekan tali raffia di batang itu terbang oleh angin dari arah depan, masuklah ke mata. Kebayang debu nya sekecil apa kan? Tapi beneran itu ganggu. Udah ditetesi obat mata, tapi nggak mau minggir, nempel di kelopak mata atas bagian dalam. Ngganjel bangetttt. Setelah operasi kecil, saya cungkil debu hitam itu menggunakan cotton bud yang sebelumnya sudah ditetesi obat mata, bisa diambil. Lega. Meskipun menyisakan perih akibat gesekan cotton bud dengan kelopak mata.
Sorenyaaaaa, yang kelilipan gantian mata kanan, oiya tadi yang kelilipan adalah mata kiri. Yang mata kanan ini, sampai malam tidak terdeteksi dimana debu itu berada. Sudah ditetesi obat mata beberapa kali tetep masih ngganjel, dan ndak bisa keluar debu nya. Yaweslah..saya menyerah, saya merem, tidur, istirahat. Paginya sudah bersih, tapi beleknya banyak. Hehehehe.
Berarti ada satu lagi jalan keluar, selain berusaha mengeluarkan debu itu dengan obat tetes mata dan mengambil dengan cotton bud, juga bisa diatasi dengan tidur, maksudnya adalah ikhlas. Kan sudah berusaha sebisa mungkin. Sudah berusaha dengan ditetesi obat mata, tapi gagal, ya sudah, terima saja, mata punya cara sendiri untuk melindungi dirinya. Mata punya prosedur untuk membersihkan dirinya. Tuhan juga punya caranya sendiri untuk membantu kita keluar dari masalah, yang perlu kita lakukan adalah berusaha sebisa mungkin, kemudian ikhlas dengan apa yang dikehendaki tuhan. Begitulah...tuhan punya prosedurnya sendiri, yang cepat atau lambat kita akan menyadari itu sebagai berkah. Bukankah tidur dalam kasus kelilipan saya yang kedua juga merupakan berkah. Hehehehe. Mekso memang analoginya.
Beda lagi dengan kelilipan belalang, eh bukan kelilipan sih sebenarnya, tapi ditemploki. Saat malam kemarin pulang dari kost teman, tetiba ada belalang nemplok ke dada saya, belalang besar. Saya kaget, tapi mungkin dia lebih kaget ya. Hehehe. Setelah itu, karena gelap saya tidak tahu apa kabar belalang itu, jatuhkah pasca menubruk saya, atau bagaimana saya tidak tahu, karena gelap malam. Saya toh mengendarai motor dengan kecepatan cukup tinggi. Ternyataaa...belalang itu nggremet ke atas, ke wajah saya, sontak saya kaget dan buru-buru membuangnya. Saya kibaskan dia begitu saja. Nah jika tidak hati-hati ketika membuang belalang itu, bisa jadi saya yang jatuh, dan ngglangsar dengan sukses. Buru-buru menyelesaikan masalah tanpa tahu pasti penyebab masalah itu timbul juga akan berakibat tidak baik bukan. Harus punya strategi dan kondisi yang seimbang. Supaya efek yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan itu juga bisa diterima dengan baik dan tidak menimbulkan ”cedera” yang berlebihan.
Baik debu maupun belalang, adalah hal yang sulit diprediksi akan datang. Tapi kemungkinan mereka mak bedunduk datang pasti ada, karena ini hidup. *uwooooooh..bahasane* Ya kan habitat tempat kita hidup ada banyak debu dan ada belalng, kemungkinan mereka tiba-tiba nyempil dan nemplok itu pasti ada. Dalam hidup juga demikian. Menjadi siapapun, dokter, profesor, presiden, peneliti, pasti akan ada banyak masalah datang tak terduga, jadi persiapkan diri untuk bisa selalu bijaksana dan ikhlas menerima, siapkan semangat yang tak pernah pupus untuk mencoba menyelesaikan.
Perkara kamu-kapan-nikahnya?
Beberapa bulan ini saya kacau balau. Yang biasanya rutin mencatat apa saja kebutuhan sebulan, kemudian beli barang-barang itu sekaligus dalam satu waktu, tapi beberapa bulan ini kecer semua. Belinya kalau pas ingat saja. Jadinya bolak balik ke minimart, padahal biasanya ke toko swalayan yang lumayan besar dan lengkap, atau ke warung kulakan di pasar.
Nah pagi ini saya ingat dan pengen eh butuh ding beli lulur, mengingat kacaunya saya beberapa bulan ini, saya jarang mandi dengan seksama. Ya maksudnya mandi seadanya, gosok gigi, cuci muka, sabunan, jebar jebur, dan shamponan dua hari sekali. Jarang dan hampir nggak pernah luluran cint. Duh padahal uripe ning ndalan, debu-debu, sinar matahari, asap knalpot. huhuhuhu. Rempong.
Dan pergilah saya beli lulur ke al*amart. Pengunjung pagi ini adalah saya, dua mbak-mbak dan satu mas-mas sedang memilih air minum di lemari pendingin. Saya dan dua mbak itu agak random. Saya sih memang kebiasaan meskipun tahu apa yang mau dibeli, tapi selalu putar-putar dulu, mbok menowo ada yang lupa harus dibeli juga. Nah sampai di rak bahan-bahan masak, si dua mbak itu juga berhenti di sana. Saya cari bubuk kayu manis dan cengkeh, tapi ya jelas nggak ada sih. Mereka berdua ngobrol dan kebetulan saya dengar, mereka di belakang saya lho ya, saya nggak nguping lho ya, cuma ya keterusan dengar. hehehehe. Ada kalimat yang bikin saya nengok dengan seksama. Nah, mari kita sebut mereka berdua dengan Mbak A dan Mbak B.
Mbak A: lha kamu kapaaaaan? ndang nikah. *sambil ngambil beberapa mie instan*
Mbak B: lho uwis lho ya..
Mbak A: kok aku ra diundang. *ujar mbak A buru-buru memotong pembicaraan*
Mbak B: uwes ping pindo batal terus.
krik..krik..kemudian hening. Setelah nengok dengan seksama sekejap saya kemudian saya mlipir. Waiki drama ki mesti.
Ah ya sepertinya memang perkara kamu-kapan-nikah dan ndang-nikah-wong-yo-wes-umur sedang hit akhir-akhir ini. Bulan apa sih ini, banyak yang nikah. hehehe.
Teman-teman saya ada belasan pasangan yang menikah tahun ini. Bulan october-november ada lima pasang. hihihihi. Barakallah ya temaaaaan-temaaaaan.
Tuesday, October 15, 2013
ri cuh
Sesungguhnya, ketika diam meraja, adalah
saat di mana pikiran menggema kan
kericuhan.
Ricuh
yang mencari celah untuk reda. Aku sedang mencoba untuk reda. Sekalipun yang
ingin kulakukan adalah menangis, menghujani tenang ini dengan sebuah lega.
Ricuh
yang berkecamuk dalam setiap hela nafas.
Ricuh
yang ah bagaimana lagi aku harus menjabarkan sepi ini.
Monday, October 14, 2013
Thursday, October 03, 2013
Tentang tembok
Sebenarnya apa yang membuatmu marah?
Karena aku berkata tentang tembok,
kemudian kau merasa aku menganggapmu seperti tembok?
Coba teliti lagi kalimatku.
“ada seseorang yang berujar:
lebih mending ngobrol sama tembok daripada yang diajakin ngobrol nggak
nyambung.
Dalam hati aku menjawab:
kalau sudah nyadar yang kamu ajak ngobrol itu nggak nyambung, anggap saja dia
tembok.”
Maksudku adalah, daripada kamu berpaling
mencari tembok dan mengajaknya (tembok itu) ngobrol, alangkah lebih simpelnya
jika kau menganggap orang di hadapanmu itu sebagai tembok. Kalimat pertama itu
orang lain yang bilang, aku mengucapkan dalam hati kalimat keduanya. Karena menurutku,
ya itu tadi, daripada kamu repot-repot mencari tembok untuk kau ajak bicara
hanya karena orang di depanmu itu nggak nyambung ngobrol sama kamu, kan mending
orang yang kamu sadari betul sudah tidak nyambung itu kau anggap sebagai
tembok, tetap saja berbicara padanya, tetap saja bercerita, masalah dia
menanggapi ceritamu dengan tidak nyambung, abaikan saja, toh dia tembok.
Apa aku melanjutkan smsan ku denganmu? Tidak
kan? Itu artinya aku tidak menganggapmu
sebagai tembok, tapi aku sudah sadar betul kau sedang tidak nyambung denganku,
maka aku pergi. Aku hanya mengirimimu ulang pesan yang mungkin luput kau baca
dengan seksama, supaya kau baca ulang.
Sepertinya kau sedang lelah, dengan
aktivitasmu di Jogja, aktivitas apa, aku tidak tahu. Kemarin kau berhenti
mengirimiku cerita. Dan aku enggan bertanya, bukan karena aku tidak peduli
padamu, tapi karena aku takut aku tidak bisa menguasai diriku sendiri untuk tidak
cemburu pada teman-temanmu. Bukan cemburu seperti ketika perempuan cemburu
pacarnya punya banyak teman perempuan, bukan, tapi cemburu karena jika kau
bersama teman-teman Jogja mu itu, kau terasa jauh. Ah sudah, aku tak mau
menceritakan detilnya. Tapi aku senang jika kau mau menceritakan kegiatanmu di
sana. Seperti ketika kau bercerita sedang mengamati capung di gunung kidul.
Eneg ketika aku tahu kegiatanmu dari
halaman muka itu. Entah kenapa, padahal biasanya aku mencari tahu kegiatanmu
juga dari halaman itu. Tapi kali ini aku bosan. Mungkin aku merasa bukan lagi
seorang yang spesial, karena kabar yang ku tahu tentangmu sama seperti kabar
yang di baca orang lain, melalui halaman muka.
Ah aku menulis sepanjang ini, rasanya
semua ini yang ingin kuungkapkan padamu. Tapi aku tahu betul kau sedang tak
ingin berdebat. Kau itu, sudah sensitip, tidak mau menerima penjelasan orang
lain. Ooooooooh maiiiii....apa iya kita berdua selalu akan memproses semua
masalah dengan cara seperti ini. Kapan kita berdua bisa dewasa menyelesaikan
perseteruan seperti ini.
Dan aku tahu kau tidak akan mengirimiku
pesan sehari berikutnya. Kemudian kau tambah waktu menginapmu di Jogja. Dari tiga
atau empat hari menjadi seminggu.
Wednesday, October 02, 2013
Good Day
“every day may not be good,
but there’s something good in every day”
Skejul saya hari ini tidak berjalan
lancar. Sedangkan saya sebenarnya tidak memiliki rencana cadangan. Tapi, disaat
pikiran blank, tetiba ada pesan
masuk. Harus foto untuk pamwis. Yasudah foto saja lah hari ini, tapiiiii...lupa
bahwa foto itu harus mengenakan kemeja putih dan jilbab hitam. Which is saya
tidak bawa semua. Belok ke gramed lah, setelah sebelumnya mampir kos teman
untuk pinjam kemeja putih. Saya punya kemeja putih, tapi tidak bisa dipasangi
dasi. Foto harus pakai dasi.
Maka rencana dadakan berikutnya adalah
pergi ke gramedia. Jreng..jreng..panasnya Semarang. Sampai di gramedia, buku
yang dicari tidak ada. Malah nemu buku-buku yang menggoda isi dompet.
Hayaaaaah......bukunya Kuntowijoyo, Ayu Utami, YB Mnagunwijaya, Emha Ainun
Nadjib dan komik miiko. Hehehe. Tetiba saya ingat ada toko buku yang diskonnya
lumayan. Toga Mas. Aheyyyy....good idea.
Setelah menimang-nimang buku apa saja yang sekiranya tidak ada di Toga Mas,
biasanya yang terbitan gramedia (yaiyalah). Hehehe. Saya beli komik miiko dan
buku YB Mangunwijaya, Pohon-Pohon Sesawi. Bukunya Ayu Utami terbitan gramedia
sih, tapi yaa besok sajalah. Hehehe.
Meluncur ke Toga Mas. Mencari Indonesia
Bagian Dari Desa Saya, Emha Ainun Nadjib. Cari di rak-rak buku nya tidak ada.
Cari di komputer ada lho. Ya sutra,
saya bertanya pada pegawai, ternyata itu buku terbitan baru jadi masih di
gudang. Ketika saya bertanya apa saya bisa membeli nya siang tadi, ternyata
tidak bisa, harus nunggu barcode nya
jadi yaitu sekitar jam dua-an. Haaayooooo suwi
yaaa...hehehe. Saya di sana jam satu lho. Nunggu di toko buku itu sebenarnya
menyenangkan tapi tadi saya terburu-buru untuk memesan buku secara online, supaya bisa segera saya transfer
uangnya hari ini. Pulanglah saya dengan langkah gontai. Huhuhu. Buku Cak Nun
itu sebenarnya bukan buku baru, tapi terbitan baru dengan cover yang baru. Daaaaan saya jatuh cinta sama covernya, kalau tulisan-tulisan Cak Nun, sudah cukup lama saya
jatuh cinta, tapi beli bukunya masih jarang, soalnya mas punya hampir semua
buku tulisan Cak Nun. Hehehhehe. Buku mas yang saya pinjam dan belum selesai
dibaca saja ada dua biji, Kopi Jon Pakir dan Markesot Bertutur. Tapi buku
Indonesia Bagian Dari Desa Saya ini, dengan cover
barunya, saya ingin punya. Hohohoho.
Di perjalanan pulang saya kepikiran beli
roti Kimmy Bun. Roti kopi lho. Hehehe. Enaaakk...awalnya hanya berniat beli
kemudian pulang, tapi lihat gambar es kapucino kemudian tertarik, ya tuhan
panas sekali Semarang. Akhirnya beli roti yang dibungkus tiga biji, rasa kopi
satu biji dan rasa choco vanila dua biji, roti yang dimakan di tempat satu biji
dan es kapucino satu gelas, sambil nonton film yang ada di tipi. Dan kemudian
saya berpikir, lho kok saya nangkring di sini, katanya tadi buru-buru mau
transfer uang untuk beli buku. Hahahaha. Self toyorrrr.... eh sendok aduk es
kapucino-nya bagus lho. Seksi. Wkwkwkwk.
Perjalanan masih jauh dan panas dan saya
malah minum es, mumetlah. Heuheuheu....pelajaran siang tadi adalah, kalau
pengen kopi ya minum saja, jangan ditahan-tahan, akhirnya malah mampir-mampir
dan minumnya es. Wkwkwkwk. Parah.
Yeah...after all...there’s something good.
Untuk diri saya sendiri. Menikmati wara wiri ke mana-mana sendirian.
Yattaaa......
Tuesday, September 24, 2013
Poin ke-6
Postingan yang dulu tentang Manual Cinta
Tak Terbalas (Manual Cinta Bertepuk Sebelah Tangan), hari ini saya coret satu
lagi. Poin ke-6. hahahaha. Iyaaaa....saya sudah dapat foto Mas waktu kecil,
foto ijasah TK, SD, SMP. Hehehe.
Kalau foto SMA ndak ada katanya. Iya saya
minta sama mas, lha wes gimana saya dapetinnya kalau ndak minta, kan saya belum
kenal keluarga mereka. Hehe.
Oya, fotonya juga bukan foto cetak, tapi
hasil repro, karena sudah tidak punya
lagi dan klise nya entah di mana. Tapi
tetep seneng dong saya. Bagian dari dirinya yang tidak saya tahu, bagian masa
kecilnya yang tidak saya tahu. *duh pas banget ini lagunya Ost. A Gentlemans
Dignity*
Jadi, tadi sore, kami berdua ketawa-ketawa
liat fotonya. Ganteng dia waktu kecil, sipitnya kaya orang cina. Beneran deh. Hehehe.
Dan gaya rambutnya mengingatkan saya pada foto Tan Malaka. Sipitnya
mengingatkan saya pada Soe Hok Gie yang diperankan Nicholas Saputra. <3
muah..muah...
Mas Kecil |
Trus saya juga minta foto dia yang
terbaru, yang background fotonya berwarna merah, ganteng juga euy (teteup)...hahaha.
Pasang di kamar.
Obrolan sore nan gaje
Kami berdua menonton ShowImah sore ini. Bintang
tamunya, Cesar. Iya, Cesar yang goyang Cesar itu lho.
Jangan harap Mas paham alur cerita acara
ini, dia sibuk main futbol menejer.
Dia bertanya (sambil terus ngutek-ngutek leptopnya), “Itu Cesar
kenapa nduk?Dia bukannya asistennya Soimah ya, sekarang udah nggak to?”
Dan saya menjelaskan, “Masih asistennya
kok, eh asisten di acara ini kan maksudnya?”
“Iya. Kok jadi bintang tamu?”
“He’em. Dia ulang tahun hari ini, jadi
bintang tamu, nyeritain awal karirnya
dia.”
Entah Mas mendengarkan penjelasanku atau
tidak. Kalimat berikutnya yang dia ucapkan adalah “Kamu gimana kalau jadi artis,
nduk?”
Jeng..jeng..jeng...dan terjadilah obrolan geje berikut.
Saya :
“Hah..aku?jadi artis. Janganlah, nanti banyak yang nangis.”
Mas :
“Nangis kenapa?”
Saya :
“yaaa...karena nyesel dulu meninggalkanku.”
Mas :
“Huuuuuu.....pede sekali.hahahah.”
Saya : “ahahahahaha...ya memang
harus pede, dan kayaknya sih begitu.” *ini ngomongnya separuh geli*
Mas :
“Kalau kamu jadi artis, kamu juga pasti meninggalkanku.”
Saya :
“Aku nggak mau jadi artis kalau harus meninggalkanmu.”
Mas :
“cuih...”
Saya :
“hahahahahahahahaha...’ *ketawa ngekek*
Saturday, September 21, 2013
Drama sabtu-minggu (end)
Kesedihan itu terjadi seminggu yang lalu,
dua minggu yang lalu, empat minggu yang lalu, berbulan-bulan yang lalu. Itu bukan
pertama kalinya. Itu sudah sering. Dan kemarin aku mengungkapkannya padamu
karena aku sudah tidak tahan lagi memikulnya, jadi aku mengatakannya padamu. Dan
itu akan jadi kesedihan untuk yang terakhir. Araso???
Dengan aku mengungkapkannya padamu, saat
itulah aku mengakhiri kesedihan yang seperti itu.
Tidak akan ada lagi drama sabtu-minggu.
Friday, September 20, 2013
Perjalanan 2
Hai sayang, hari ini aku berangkat ke Ranu Kumbolo.
Mandalawangi sudah tidak semenentramkan seperti semalam.
Kau sedang apa?
Rindukah kau padaku?
Mandalawangi sudah tidak semenentramkan seperti semalam.
Kau sedang apa?
Rindukah kau padaku?
Thursday, September 19, 2013
Perjalanan 1
Aku kembali pada diriku sendiri. Diri yang
terlalu lama aku cintai. Diri yang beberapa waktu ini aku khianati. Ya,
bukankah kemarin kau takut aku mengkhianatimu? Maka kubuka lagi cerita
perjalananku, dan aku tahu, aku salah melangkah. Dan aku kembali. Aku kembali
pada kesetiaanku akan diriku sendiri.
Sekarang kau tak perlu khawatir aku
berkhianat. Aku telah kembali mencintai diriku sendiri, seperti ketika aku
membuatmu jatuh cinta. Diriku yang beberapa bulan ini membuatmu jengah, sudah
tak terlacak jejaknya, dia mati.
Bagaimana? Apa kau masih mau kembali
mencintaiku?
Jika kau masih ragu, tak apa, kau juga
boleh kembali mencintai dirimu seutuh dahulu tanpa perlu merisaukan itu akan
menyakitiku.
Hari ini aku berkelana ke Mandalawangi,
kau tahu kan, Pangrango adalah tempatku ingin jatuh cinta, bahkan aku jatuh
cinta padanya sebelum aku ke sana. Ya, aku juga ingin bertemu Nicholas Saputra
di sana, ah lelaki itu, jadi Rangga ataupun jadi Gie tetap menawan. Kau tahu? Kau
juga menawan. Ah tentu kau tahu. Kau sadar betul kau menawan.
Mungkin besok aku akan pergi ke Ranu
Kumbolo, kau juga tahu kan, Semeru juga tempat aku ingin jatuh cinta.
Ya, aku akan mejelajah semua tempat yang
membuatku jatuh cinta bahkan sebelum aku melihatnya.
Apa kau cemburu karena aku pergi tanpamu?
Tenang saja, aku pergi bersama diriku
sendiri.
Monday, September 16, 2013
r u w e t
semua terlalu rumit untuk diceritakan ulang
karena waktu toh tak akan pernah berulang
dan hanya semakin jauh
tertinggal
dan aku semakin bodoh
terus melakukan kesalahan yang sama
terus melalui jalan berkubang yang sama
susah untuk diceritakan lagi
semua sudah diurai
simpul kacaunya (begitu kata festivalist)
dan ujung kekacauan itu
adalah
aku
aku
aku
aku
yang tak pernah mau berkorban
yang hanya sibuk mengeluh
dan
mengeluh
bisa kau pahami itu?
bisa?
bisa?
mungkin tidak
maka aku enggan bercerita tentang ruwet ku sendiri
ini tak ada hubungannya denganmu
karena aku belum menjadi bagian hidupmu
bahkan mungkin
belum menjadi bagian hatimu
Hai november....
aku bisa tidak fokus pada hal lain
namun,
aku tidak bisa tidak fokus padamu
itu saja mungkin yang perlu kau tahu
Saturday, September 14, 2013
Hello...hello...how many koishiteru no?
Ini sabtu yang penuh drama seperti
biasanya. Drama akhir pekan, ketika teman-teman kembali pada kekasihnya dan
kekasih kembali pada teman-temannya.
Semarang, bulan september banyak sekali
festival, sampai aku lupa apa saja namanya.
Tapi, di taman, di depan kantor walikota
sabtu malam ini, seperti sabtu malam sabtu malam biasanya. Berpasang-pasang
kekasih, bergerombol-gerombol perkawanan. Aku, sendirian menikmati hiruk pikuk.
Lampu trafic menyala merah, aku melangkahkan kaki ke seberang, ke gedung tua
berpintu seribu. Duduk lesehan di trotoar, di luar area gedung, (ya karena
kalau masuk musti mbayar) menikmati, sekali lagi, hiruk pikuk malam panjang.
Malam yang terlalu pannjang, hati yang panjang, usus yang panjang, oh damn aku
mulai mengeluh. Baiklah. Mari ponsel ini kita selipkan ke dalam tas, di sudut
yang paling dalam, dalam mode silent dan tanpa getar. Pasang earphone dan mp4,
biarkan Yui menyanyi, suasananya pas sekali, seperti melihat film beserta
sontreknya.
Yah nikmat tuhan yang manalagi yang kau
dustakan. J
Tetiba dua pemuda mendekat, tersenyum dan
meyapa “sendirian mbak?”
Kubalas senyum dan kujawab “nggak mas, tuh
rame-rame sama orang se-semarang”
“Pacarnya ke mana?” dia mengabaikan
penjelasanku.
Kujawab senyum sajalah. Ku lihat salah
seorang diantaranya menenteng gitar, dan seorang lagi menenteng kamera. Diam
kupandangi mereka yang mengambil posisi duduk di sebelahku. Pembawa gitar mulai
memetik gitar dan pembawa kamera sibuk memotret. Mas gitar, mari kita sebut
demikian, melirik mp4 yang kubawa, dia tersenyum kemudian mulai bermain gitar
dan menyanyi, awalnya tidak jelas pengucapannya namun lama-lama kudengar lagu
yang dia nyanyikan tidak asing di telingaku,
“Mendoukusa sou ni warai nagara mo
Juwaki no mukou de
Kotaete kureta ne anata
Juwaki no mukou de
Kotaete kureta ne anata
Honno sukoshi wakari
aeta koro
Sonna yorokobi kanjite iru
I will love you.”
Sonna yorokobi kanjite iru
I will love you.”
Heeehhhhh….kurang
lebih begitu tatapanku kutujukan padanya, itu lagu Yui yang sedang kudengarkan.
Siapa orang ini. Hahahaha. Jarang jarang ada yang tahu lagunya Yui, menurutku
sih. Yabiasanya lelaki-lelaki itu kan
tahunya ekebi atau jeketi atau girls generation atau wonder girls.
Ahihihhihihi.
Belum
selelsai aku bengong dia sudah menyanyikan lagu yang berbeda, dan aku ngeh juga
ketika dia nyanyi di nada tingginya
“Shikata nai yo tte
sonna kao yamete
Higaisha wa dare? Kagaisha wa dare?
Higaisha wa dare? Kagaisha wa dare?
Zubunure datte
waratte iyou yo
Atashi ga zutto soba ni iru kara”
Atashi ga zutto soba ni iru kara”
Masih lagunya Yui- We Will Go. Hahahaha.
Asli, mas ini ngagetno.
Seiring lagu di telingaku berubah, maka
lagu yang dia nyanyikan juga berubah. Persis pun. J aaaaakkkkkk....sabtu malam jenis apapun ini.
Hahahaha.
Aku cuma senyum senyum aja. Nggak berani
nanya ataupun menyela nyanyiannya. Sejak aku ngeh yang dia nyanyikan, aku
melepas salah satu earphone ku, jadi ada dua versi lagu, di kepalaku. Versi
laki dan versi Yui. Ahahahaha. Mas ini nyanyinya enak banget, pengucapannya
juga Jepang banget. Iiiiihhhhh....sopo mase iki? J
Sebelum lagu berikutnya selesai, aku
mengeluarkan catatanku, lirik lagu Yui yang berjudul Love & Truth, nggak
ngerti tapi lagu ini aku suka jadi liriknya aku catat dan terkadang aku
nyanyiin. Nah pas mulai masuk lagu ini, aku juga ikut nyanyi,
“Konna ni omotte iru
Jikan wa tomatte kurenai
Karappo no kokoro wa
Anata no kimochi wo
Mada mitsukerarenai
Jikan wa tomatte kurenai
Karappo no kokoro wa
Anata no kimochi wo
Mada mitsukerarenai
Onaji e wo nido to egaku koto wa dekinai no
ni
Atashi no kanjou wa tada kurikaeshite bakari
Atashi no kanjou wa tada kurikaeshite bakari
Agaknya si mas kaget aku ikut nyanyi, dan
tersenyum begitu melihat catatan yang kupegang.
"Ai no uta" wo kikasete yo
Sono yokogao mitsumeta
Anata no koto shiritai yo
Mou deatte shimatta no
Donna ni sabishikutemo
Mata aeru ki ga shite iru kara
Riyuu nante iranai
Hikikaesenai koto wo shitte iru
Kono mama ja wasuremono ni natte shimau desho?
Atashi no kanjou wa namida no oku kagayaita
"Ai no uta" wo kikasete yo
Sono yokogao sono saki ni
Anata ga ima mitsumeteru
Hito ga iru to wakattemo
Tsubasa wo kudasai to
Shinjite utau you ni
Atashi datte chikau yo
Kako mo zenbu
Uke ireru tte kimeta
Sedikit sambil tertawa kami terus bernyanyi.
"Ai no uta"
wo kuchizusamu
Sono egao ni furetai
Anata ga ima mitsumeteru
Hito ga iru to wakattemo
"Ai no uta" wa owaranai
Mou deatte shimatta no
...Owaranai
...Love and truth”
Sono egao ni furetai
Anata ga ima mitsumeteru
Hito ga iru to wakattemo
"Ai no uta" wa owaranai
Mou deatte shimatta no
...Owaranai
...Love and truth”
Masih ada satu lagu lagi di album ini. Eh
mas yang motret tadi ilang.
Mas gitar berhenti bernyanyi, sedangkan
Yui di telingaku masih bernyanyi, lagu dari album yang lain, Hello. Si Mas
gitar nanya, “mbak lagu yang selanjutnya apa?”
“hello mas.”
“oh yang sontrek film kan itu, film opo ya
mbak, aku lupa, pokokke yang main cantik. Yang main di Buzzer Beat.”
“paradise kiss, mas”
“aaaah iyo kui mbak. Emmmmm...”
Dia mulai memetik gitarnya, aku memencet
tombol play. Lagi, dua versi lagu Yui di kepalaku.
Ngehehehe...tuhan maha asyik. Mas pemotret
kembali, sambil senyum-senyum.
Lagu berikutnya, si mas gitar bilang
“sudah mbak, kita kenalan dulu, mosok nembe “Hello” kemudian “separation””
Eeeh dia beneran apal isi albumnya Yui.
Heuheuheu...
Baiklah....
Dia menyodorkan tangannya, sambil
tersenyum, “Haris”
Aku pun menyambut, “Dian”
Lanjutnya, “oh iya yang ini Seno.”, sambil
memperkenalkan temannya. Seno hanya mengangguk dan senyum.
“Mas Haris, boleh pinjam gitarnya? Mas
Seno bisa tolong potoin?” kataku norak. Ahahahaha. Eh mumpung pemandangannya
ciamik kan jadi mirip Yui. Mirip dari Hongkong.
Mereka berdua sedikit kaget, tapi kemudian
senyum. Setelah sesi poto-poto bareng kami ngobrol, duduk lesehan, hah istilah
lesehan ini cukup menganggu, mari kita sebut, ndeprok, lha kan duduk ngglesot
di trotoar.heuheuheu.
Cerita-cerita lah kami, mereka dari undip.
Mas Haris jurusan sastra jepang, Mas Seno jurusan Ekonomi, lho kok nggak
nyambung sama kameranya? Hehehe. Dia bilang kamera itu untuk semua kalangan,
siapa saja bisa motret, siapa saja boleh motret, bahkan yang berjurusan
ekonomi. Iya deh. Hehehe. Berceritera memang mempercepat waktu, tiba-tiba sudah
pukul sembilan malam. Yah itu berarti aku sudah harus pulang. Kami bertukar
alamat email dan nama akun socmed. “Nanti poto-potonya dikirim ya mas. Hehehe.”
Mas Haris menyanyikan lagu Separation.
Tapi yang kuharapkan sih kapan-kapan bisa ketemu lagi, nyanyi lagi, kalau perlu
ngamen bareng. Huhuhuhu.
Sepanjang perjalanan pulang senyum
lebaaaaarrrr....aneh ya, tapi menyenangkan.
Saturday, August 24, 2013
Akhir Pekan
Akhir pekan adalah perayaan.
Ayah ayah kembali pada anaknya.
Suami suami kembali pada istrinya.
Pecinta alam kembali pada gunungnya, rimbanya.
Jomblo jomblo kembali pada kamar kosnya.
Teman teman kembali pada pergaulannya.
Pekerja pekerja kembali pada rehatnya.
Akhir pekan adalah perayaan.
akhir pekan adalah perayaan
pejuang pejuang skripsi kembali pada revisi
berjuang adalah beribadah
selamat menunaikan ibadah berakhir pekan
sekian
Friday, August 23, 2013
Thursday, August 22, 2013
akan selalu ada
akan selalu ada 'kenapa?'
akan selalu ada 'apa?'
akan selalu ada 'siapa?'
akan selalu ada 'bagaimana?'
akan selalu ada 'kapan?'
akan selalu ada 'apa?'
akan selalu ada 'siapa?'
akan selalu ada 'bagaimana?'
akan selalu ada 'kapan?'
sebagai wujud ekspresi untuk menuntaskan penasaran.
segala hal memang perlu untuk dipertanyakan karena aku percaya segala hal terjadi memiliki alasan kenapa ia terjadi.
jadi, pahamilah kenapa aku sering bertanya. riwil memang. tapi dengan demikian aku menjadi paham dan tidak lagi bertanya-tanya, tidak lagi berprasangka.
*tarik napas* *senyum*
jangan biarkan aku berprasangka, maka jawablah pertanyaanku dengan jawaban yang baik.
kau pun boleh bertanya apapun padaku, sekiranya ada hal-hal yang membuatmu bertanya-tanya. aku akan berusaha menjawab dengan baik.
*senyum*
Tuesday, August 20, 2013
Jangan Dulu Tenggelam
Jangan Dulu
Tenggelam - Rocket Rockers
Gemuruh air
memalingkan aku
Tuk menatap
perihnya o peluh penderitaanmu
Hujan turun, kau
tenggelam
Bersabar kawan,
semua pasti berakhir
Setiap tanya pasti
ada jawabnya
Tenanglah teman,
dunia pasti kembali
Awan kian
menghitam tangisan semakin keras
Air mata pun
mengalir deras
Mengiringi redup
malam
Tak kuasa menahan
saat ingin terlelap
Matapun tak mampu
terpejam
Suasana semakin
mencekam
Hujan turun, kau
tenggelam
Bersabar kawan,
semua pasti berakhir
Setiap tanya pasti
ada jawabnya
Tenanglah teman,
dunia pasti kembali
Persahabatan
lebih memihakmu
Bangkitlah hidupmu,
ku tahu semangatmu
Berlari takkan
kenal henti, berjalan tuk .....
Yakinkan hidup,
temukan jalan
...................
penuh arti, tuk melangkah dengan hati
Bersabar kawan,
semua pasti berakhir
Teriakkan saja
pintamu
Tenanglah teman,
dunia pasti kembali
Persahabatan
lebih memihakmu
Single terbaru Rocket Rockers, tanpa Ucay. Text maupun titik-titik berwarna merah itu saya kurang yakin kalimat yang benar apa. hehehe.
Mencatat lirik sambil mendengarkan lagunya memang pekerjaan yang menyenangkan yah... :)
Wednesday, August 14, 2013
Selamanya Indonesia...
Sudah pada tahu kan bakal ada tayangan di kompas tv yang berjudul "100 hari keliling Indonesia", saya suka teasernya. Lagunya enak banget.
Nah iseng search siapa penyanyinya, ternyata yang nyanyi Twenty First Night, judul lagunya Selamanya Indonesia. Nih videonya dari youtube juga.
Terus jadi terharu...hahaha
istirahat terus kapan smsane
Istirahat terus kapan smsane? Tiap pergi "hati-hati",sudah sampai "istirahat".
Pergi terus, istirahat terus, kapan smsane?
Nek pacaran kui ora gur smsan. Telpon-telpon mbarang.
Telpon-telponan terus kapan ketemune.
Wong pacaran kui ora kudu ketemu. Sing penting saling mendoakan.
Berdoa terus kapan nikahe. Hahaha.
Karepmu cuuuk...
Pergi terus, istirahat terus, kapan smsane?
Nek pacaran kui ora gur smsan. Telpon-telpon mbarang.
Telpon-telponan terus kapan ketemune.
Wong pacaran kui ora kudu ketemu. Sing penting saling mendoakan.
Berdoa terus kapan nikahe. Hahaha.
Karepmu cuuuk...
Friday, August 09, 2013
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1434 H,
maapkeun segala ucap dan sikap saya yang
tidak berkenan di hati ya.....
semoga masih dipertemukan dengan Idul
Fitri tahun depan.
amiiiin.
Tuesday, August 06, 2013
(A)Semeru
Oyeee malam ini saya mau ngobrolin 5cm the movie. Pas banget bulan agustus. hehehe. Dapat film ini dari teman, dia bilang ini kado karena sudah ujian skripsi.
Kalau lihat retweetan Donny sih banyak yang suka film ini ya, bahkan ada yang nonton beberapa kali di bioskop, jaman masih in di bioskop. Saya mungkin terpengaruh komentar teman saya, yang katanya ekting pemain film ini nggak terlalu bagus.
Saya mencoba menikmati film ini, awalnya memang nampak biasa saja ektingnya. Ya standar lah. Tapi memang lama-lama nggak bagus. hehehe. Nggak greget gitu. Menurut saya lho ini.
Apalagi banyak sekali adegan yang di novel nya nggak cocok. Maap yaa, tapi saya khatam novel ini beberapa kali. Dan nonton film ini jadi berasa salah ingatan. Mbukak novelnya lagi.
Pertama, seingat saya mereka ketemu tanggal 14 Agustus di Restoran Padang di Senen. Pas nonton filmnya, lho ndi adegan Genta makan? hehehehe.
Kedua, Juple yang pake kaos orens menyala. Si Juple ini ektingnya nggak Juple banget ya. Nggak ada gregetnya. Padahal saya suka si Juple ini. di filmnya ngg nggak adaaaa.
Ketiga, si Riani yang pakai celana kargo hijau tentara dengan sendal jepit, rambut dikuncir. Cantik dan cuek. Alaaaah di filmnya nggak kaya gitu tuh dan yang sempat jadi kontroversi di kalangan para pendaki, itu cewek-cewek 5cm naik gunung kok pake skinny jeans. wewww......Saya masih bingung sebenernya sama skinny jins ini kalo dipakai naik gunung,nggak boleh ya. Tapi saya sempat nemu foto cewek di Mahameru pakai rok pendek kembang-kembang dan dia bilang "ini buat yang pada ribut naik gunung pakai skinny jins." hahaha. Nggak ngerti, kemarin sih saya naik Merbabu pakai jins juga dianggap salah, karena harusnya pakai celana longgar, supaya nggak cepat capek.
Keempat, si Dinda yang pakai celana pendek kargo hitam dan sandal jepit. Sama kaya si Riani tadi yaa....pasti deh mereka lebih cakep kalo sesuai novelnya. huhuhu. Meskipun dari pemerannya saja sudah ndak matching sama bayangan saya selama ini.
Kelima, posisi duduknya merekaaaaaa di kereta. Hoi...yang jejer Dinda kan seharusnya abangnya, bukan Jupleeeeee. Ih gemes.
Keenam, waktu Juple ngajak Dinda ke gerbong yang jendelanya tak berkaca. Si Dinda ini di bagian ini nggak keliatan cantik. Kan pas dia ngeluarin kepala dari jendela harusnya ikatan rambutnya di lepas, lha di filmnya nggak diikat. hahaha.
Skip carteran angkotnya bolehlah yaa supaya film tidak terlalu panjang. Tapi pas di jip nya di novel kan bareng-bareng sama pendaki lain tapi ini kok enggak. Ternyata ada maksud lain, yaitu supaya Dinda nggak kenalan sama Deniek. Di novel, mereka satu jip sama Deniek yang nantinya jadi suaminya Dinda. Tapi di akhir film akhirnya Genta yang naksir Dinda. *nggak asik banget* *tipikal sinetron dan ftv Indonesia* hahaha.
Ketujuh, waktu Arial kedinginan. Seingat saya Arial dipinjami jaket Ian dan Juple, dan memang demikian adanya di novelnya setelah saya buka lagi. hahahaha. Tapi memang Juple di film tidak seceking Juple di imajinasi saya.
Kedelapan, waktu naik Mahameru dan batu-batu berjatuhan. Cerita di novel, si Dinda dan Ian pingsan. Ian sih udah bener dia pingsan. Tapi Dinda ini sempat duduk bangun lho. Saya bingung jadinya, tadi udah duduk kok terus dia pingsan.
Upacaranya aneh, kesannya memang dibikin mereka berenam sebagai spot utama. Padahal di novel tidak demikian.
Terus...engngngng...yang keberapa ya...halah nggak usah dihitung. Berikutnya ketika Genta mengungkapkan perasaannya ke Riani, saya membayangkan ketika Genta berbicara adalah potongan-potongan kejadian saat dia jatuh cinta pada Riani, disela-sela gambar langit malam itu. Huwooooo mesti apik wes. hahah. Dan bagaimana ketika Riani juga mengungkapkan siapa sebenarnya yang dia cintai, bagaimana Juple mendengar percakapan itu dan ungkapan cinta Riani, bagaimana Dinda juga dengar dan mendekap erat abangnya. Saya nggak dapat semua itu di filmnya.
Ah sudahlah, terlalu tinggi ekspektasi saya terhadap film ini, karena saya suka sekali dengan novelnya. Dan sungguh kecewa dengan film yang disajikan. satu-satunya yang bagus dari film ini cuma Semerunya. Mahameru nya. Tapi itupun tidak terlalu wow pemandangan yang disajikan, karena saya percaya, Semeru lebih indah dari itu.
Eh ada yang kelewat, Secret Garden di film ini nggak bagus. Nggak Secret ya nampaknya. Kebanyakan lampu dan ada bantal-bantal itu yang ganggu banget, hahahaha.
Maap yaaa untuk yang suka film 5cm ini. Saya terlalu bayak komentar kecewa. hehehehe.
Iya memang, film yang diadaptasi dari novel memang nggak akan sedetil isi novel. Tapi kecewa boleh kan? Menurut saya, novel ini harusnya dibikin beberapa sesi. Kalau kata teman saya film ini harusnya bukan cuma 1,5 jam, tapi delapan jam. huahuahua.
Eh Dinda yang diperankan Pevita Pearce katanya cantik dan sebagai titik menarik utama nonton film ini, terutama adegan G-string nya, itu kata teman saya yang lain. Menurut saya sih adegan itu nggak cocok buat Pevita Pearce. Dia kurang hot. *eh* astaghfirulloh. *nyengir*
Iseng google tentang film ini ada yang sudah nulis tentang kejanggalan-kejanggalan film ini. Si Mas itu nulis poin pentingnya sih, tiga poin. Poin pertama, waktu Ian ngejar kereta. hahaha. Iya, saya lupa nulis itu. Aneh banget kan, karena di novelnya mereka kumpul di Resto Padang, dan misal pun dipaksakan ketemu di peron mbok ya adegan lari-larinya dibikin rasional, dia masuk gerbong manapun juga nanti pasti ketemu kan. heheh. Begitu menurut si Mas itu. Iya sih memang logikanya demikian. Poin kedua waktu gerombolan mereka meminta air, dan langsung diberi sebotol air, logikanya seharusnya mereka nanya dulu, sumber mata iar terdekat dimana, begitu tulis si Mas. hahahaha. Yang ini juga bener. Poin ketiga, waktu mereka upacara di Mahameru, seperti yang juga saya sebutkan tadi, mereka seolah sebagai spot utama. hohohoo.
Udah ah....
huhuu...
Besok kamis sudah lebaran, Mohon Maaf Lahir Batin yaa....mas Donny. hehehehe
Sunday, August 04, 2013
Ndak asik
Beberapa bulan ini Indosat nggak asik blas. :( Masa aktif pulsa sudah tidak jor-joran seperti dulu. Sekarang pulsa 25ribu hanya memiliki masa aktif 1bulan. Dulu pulsa 10ribu bisa setahun masa aktifnya, karena setiap beli pulsa, dengan otomatis akan menambah masa aktif. Jadi, dulu pulsa saya selalu habis sebelum masa aktif habis.
*oh jadi sebenarnya yang ndak asik itu bukan hanya Indosat-nya*
Lalu apa?
*Partner telpon atau sms mu*
Hahahaha...ish...
*Dulu pulsa selalu habis kan?bahkan sebelum masa aktif habis, sehingga membuatmu selalu membeli pulsa dan menambah waktu masa aktif lebih lama. Sekarang tidak begitu kan?*
Iya memang, tapi dulu juga karena ketentuan di Indosat tidak mematok masa aktif seperti sekarang. *sigh*
*Terus, sekarang mau gimana?Protes sama Indosat?Emangnya bisa?
Yo jelas ndak bisa. hahaha.
Lembur yang menyenangkan pada akhirnya
Alhamdulillah...ujian skripsi sudah dijalani. Hahahaha. *ngekek tok* Ujian macam apapun itu. Tapi bersyukur, nggak terlalu nervous, sudah pasrahlah itu, yang penting dapat masukan dan wawasan. Semoga revisi yang bejibun itu segera kelar dan lancar jaya. Hai Mr.Brain *ketuk kepala*, lets melembur lagi. :D
Jumat memang berkah. Ujian proposal februari 22, 2013. Dan ujian skripsi agustus 2, 2013. Sama-sama hari jumat dan ada angka dua nya. Itu bukan kebetulan, mungkin memang semacam asesoris dari Tuhan bahwa, yes angka dan hari yang berkah untuk sebuah ujian. Ikhlas, pasrah dan legowo.
Tugas selanjutnya revisi-revisi. Cemamaaaaad. \(^o^)/
Jumat memang berkah. Ujian proposal februari 22, 2013. Dan ujian skripsi agustus 2, 2013. Sama-sama hari jumat dan ada angka dua nya. Itu bukan kebetulan, mungkin memang semacam asesoris dari Tuhan bahwa, yes angka dan hari yang berkah untuk sebuah ujian. Ikhlas, pasrah dan legowo.
Tugas selanjutnya revisi-revisi. Cemamaaaaad. \(^o^)/
Wednesday, July 31, 2013
Si Pewarnamerah
Siapa sebenarnya si Pewarnamerah ini?
Dia menelusup masuk ke dalam pagiku. Pagi yang terus terang saja..aneh.
Awalnya ketika aku masuk ke dalam rumah, kulihat ada beberapa lelaki yang merombak kamarku. Mereka akan menginap. Setelah kulihat lebih cermat, mereka adalah kerabat yang datang dari Jakarta. Adik bungsunya akan melamar seorang perempuan, gadis Sragen. Aku marah, karena sepengetahuanku, ibu sudah menjelaskan bahwa rumah ini terlalu sempit untuk keluarga besar mereka. Aku pergi.
Di pelataran rumah kulihat anak-anak kecil memegang gulungan kertas yang mereka selipkan di antara jari telunjuk dan jari tengah, sesekali mereka menghisapnya, seolah itu adalah rokok. Astaghfirullah, padahal ada ibunya dan ibunya tampak biasa saja, malah sepertinya ibunya membiarkan. Ku sapa ibu itu, "Bu, kok anaknya diajarin merokok sih. Iya memang itu bukan rokok, tapi tetap saja itu tahap awal mengenalkan mereka kepada rokok." Ibu itu menjawab dengan tersenyum (atau bahkan mungkin tertawa) "Merokok nggak papa yang penting pintar baca abata." Gila, pikirku. Huh, aku tak mau ambil pusing.
Sampai di lapangan sepak bola depan rumahku, kulihat banyak tenda di sekeliling lapangan. Ada satu tenda berisi banyak sekali kambing. Kambing-kambing itu sepertinya masih muda. Hei, ini acara Idul Kurban, tapi kenapa yang disembelih kambing yang muda?bukankah itu tidak boleh. Ah entahlah, tiba-tiba ada seekor kambing yang meloncat dari kandangnya. Dia lari, dan teman-temannya juga, mulai membuat kekacauan dan keluar dari kandang masing-masing. Wohoo..apa-apaan ini. Sepertinya ini adalah acara yang diselenggarakan pihak salah satu universitas di kotaku. Ada banyak tamu undangan juga. Para tamu undangan yang raut mukanya khawatir melihat keributan si kambing-loncat-kandang.
Kudapati diriku sudah mengendarai motor. Berkendara entah kemana, tiba-tiba tikungan menjadi sempit, kakiku bahkan hampir terlindas sebuah ban mobil sedan ketika sedang berhenti menunggu antrian motor di depanku. Ah crowded sekali. Dan tiba-tiba sebuah motor dari belakang berusaha menyalip,"hoei mas, jalan sempit begini kok ya srundal srundul." begitu gumamku. Dia berhasil menyelipku, aku terpaksa berhenti karena dia di depanku dan itu tepat di tikungan selanjutnya. Dia terkejut dan pandangannya linglung. Halah kenapa sih ini orang, pikirku. Aku pun berusaha maju, kulihat, jalan di depan kami tidak ada. TIDAK ADA! Ya, jalan di depan kami adalah sebuah warung makan. Apa-apaan ini. kemudian aku membuka jendela warung makan itu, jendela yang cukup besar. Aku tenteng motorku dengan satu tangan, aku masuk ke warung itu melalui jendela. Tangan kiri membuka jendela, tangan kanan menenteng motor, kakiku kuinjakkan hati-hati di atas meja, harus hati-hati karena ada banyak sekali makanan di piring-piring. Begitu aku melompat dan mendaratkan kaki di lantai, aku berteriak "Apa sih ini? Kapan bangunan ini dibangun? apa iya dalam semalam bisa bikin bangunan sebesar ini di tengah jalan. Nyari duit ya nyari duit tapi ya ndak gini caranya. Dasar rektor gendeng." Entah kenapa aku menyebut rektor, pasti warung dadakan ini ada karena hajatan kambing di lapangan tadi. cih..
Keluar dari warung ternyata warung tersebut terhubung dengan rumah bude, rumah tetangga bude mungkin. Oh iya, mas-mas yang melongo tadi ikut bersamaku, mungkin dia bingung juga. Lalu bude menyapaku, menanyakan kabar dan lain sebagainya. Setelah menjawab pertanyaan bude, mas-mas tadi bertanya pada bude dimana toilet? Aku yang menjawab di sebelah sana, mau kuantar? Dia tersenyum mengikuti ku yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sampai jauh dari jarak dengar bude, mas-mas ini bertanya, "kamu lupa padaku ya?"
Hah, memangnya kenal ya. Kuamati dia dengan seksama, aku benar-benar lupa, tidak mengenalnya. Kemudian dia menarik ujung kaosku dan membuka lipatannya, dia membaca. Yang aku heran yaaa, kenapa ada tulisan banyak sekali di sebelah ujung dalam kaosku. Kaos yang bertulisakan sebuah kalimat berspidol merah dan hitam, sepertinya sebuah percakapan. Intinya kaos itu diberikan padaku sebagai kado, dan sang pemberi sepertinya adalah kekasihku. Ah, aku ingat, iya itu kado dari kekasih, sebuah kaos bergambar tokoh komik Yotsuba. Mas-mas itu raut mukanya nampak kecewa, dia terduduk di hadapanku, kemudian berkata, "sudah kuduga aku terlambat, kau sudah memiliki kekasih." Aku mengernyit, siapa sebenarnya orang ini.
Dia tahu aku tidak ingat padanya, kemudian dia mengeluarkan secarik kertas lusuh bertuliskan sebuah nama atau lebih tepatnya username, alamat email, nomor telepon dan pesan. Pesan yang berupa puisi. Dia menyuruhku membacanya, "Bacalah, supaya aku benar-benar yakin kau memang sudah tak mungkin aku miliki." Aku tidak bergeming, aku masih bingung dan sejujurnya kalimat dalam kertas itu isinya adalah pernyataan cinta. Apa iya dia sedang berusaha menyatakan cintanya padaku? atau dia sedang mengujiku dan memintaku menyatakan cinta padanya? Lalu bagaimana nanti kekasihku jika ia tahu aku membaca kalimat seperti itu dihadapan seseorang lelaki yang sepertinya sedang berusaha mengambil hatiku.
Aku tetap diam, dengan berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan ingatan tentang apa yang terjadi sebenarnya. Sekelebat-sekelebat ingatan mulai hadir, dia sepertinya adalah seseorang yang ku kenal di dunia maya, kami sering bercerita dan dia pernah mengatakan akan menemuiku, tapi itu sudah lama sekali. Aku benar-benar lupa.
Dia tersenyum lembut sekali, senyum yang sedikit perih, di hadapanku. Oh dia sedang patah hati. Aku tak percaya, aku mulai mengingat dia yang dulu begitu akrab denganku melalui ketikan huruf keyboard. Berusaha menguasai kekagetanku, aku menutupkan tangan keseparuh wajahku dan memandangnya, aku benar-benar tak percaya aku bertemu dengannya. Tiba-tiba dia memajukan wajahnya dan mencium tangan yang menutupi wajahku. Matanya beradu pandang dengan mataku. Hei...kenapa aku diam saja. Ada rasa dag dig dug dan marah. Tapi kenapa aku diam saja, hei ada apa denganku....
Lambat kelamaan kehadirannya di depanku menjadi buram. Dia tetap tersenyum lembut dan getir. Lalu ada suara di sekelilingku, "ini bukan alam nyata, bangunlah..."
Aku terbangun di kamarku, sendiri dan tidak ada yang berubah, hari masih pagi, dan mimpi ini terlalu aneh. Siapa mas dengan username si Pewarnamerah itu.
Jatuh cinta padamu itu sesimpel ketika kau mencegahku pulang cepat dan memintaku tinggal sedikit lebih lama untuk berbuka bersama.
Jatuh cinta padamu itu sesimpel cubitan-cubitanmu di pipiku kemudian berseru "ih mukanya berminyak"
Jatuh cinta padamu itu sesimpel obrolan kecil kita tapi mata masing-masing dari kita tidak lepas dari layar laptop.
Jatuh cinta padamu itu simpel..
Dan candu...
Hei, kau fasih berbicara dengan bapak-bapak kan?
Seringlah nanti ngobrol dengan bapakku..
Bertemanlah dengan beliau...
Jadilah menantunya...
Saturday, July 27, 2013
Al-Fatihah
-aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
-dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang
1. Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam
2. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
3. Yang menguasai hari pembalasan
4. Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah Kami meminta pertolongan
5. Tunjukilah Kami jalan yang lurus
6. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka
7. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat
Thursday, July 25, 2013
Saya ingat saya jatuh cinta
Saya ingat, pernah suatu hari sebelum berangkat ke laboratorium untuk penelitian, saya mengeluh di akun fesbuk saya. Saya lupa bagaimana kalimat persisnya, yang pasti saya nampak lelah dan ingin berhenti sejenak. Dan yang saya ingat adalah sebuah pesan yang datang begitu saya tiba di kampus. Sebuah pesan yang membuat saya terharu dan mbrambang.
Maka bertahanlah secara kreatif, janganlah merunduk,Barusan saya tahu itu adalah kalimat dari Muhidin M Dahlan. Tapi sepertinya kalimat terakhir ditambahi sendiri. Ah toh pesan itu sudah cukup menenangkan hati yang mengeluh. huhuhu.
kalaupun merunduk, janganlah terlalu terbenam,
kalaupun terbenam, janganlah terlalu lama,
jikapun terbenam, semoga kita meninggalkan kebaikan atas sesuatu
Cherio!!
Ya. Akun fesbuk saya dulu penuh dengan keluhan (sekarang juga sih, hehe, tapi tidak senggilani dulu).
Dan tiap saya mengeluh yang seolah dunia akan berakhir hanya karena penelitian yang tak kunjung berhasil, selalu di ponsel saya hadir sebuah pesan yang menyemangati.
Bukan karena hari ini indah, kita menjadi bahagia
tapi karena kita bahagia, maka hari ini menjadi indah.
Bukan karena tidak ada rintangan, kita menjadi optimis,
tapi karena kita optimis, maka rintangan menjadi tidak terasa.
Bukan karena mudah, kita menjadi yakin bisa,
tapi karena kita yakin bisa, maka semuanya menjadi mudah.
Bukan karena semuanya baik, kita menjadi tersenyum
tapi karena kita tersenyum, maka semuanya menjadi baik
Selalu ada semangat untukmu.
Saya jatuh cinta.....
^_^
Tentang marah dan mengendalikannya
"memang aku yang salah, tapi setiap kali menegur dia selalu menggunakan bahasa yang tidak menyenangkan."Begitu isi sms yang teman kirimkan pagi ini. Hmmm...saya menjawabnya dengan "Mungkin karena hanya yang tidak menyenangkan itu yang dia tahu. Maklumilah."
Saya menjawab demikian seolah saya juga berkata pada diri sendiri.
Jika orang menegur secara terus menerus menggunakan cara yang tidak menyenangkan ya mungkin karena dia tidak tahu bagaimana menegur dengan cara yang lebih lembut. Jreng..jreng..
Jika dia pernah menegur dengan lembut lalu suatu saat dia menegur dengan kasar, mungkin dia sedang banyak pikiran. Dimaafkan saja.
Kita harus pandai-pandai membaca ya dan memaafkan ya.
Ah iya kemarin saya mencari tahu, ayat AlQuran tentang marah.
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran – 134)Nabi Muhammad SAW pernah bersabda
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah" (HR.al-Bukhari dan Muslim)
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”(HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dinyatakan hasan oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.)Dan Rasulullah SAW memberi petunjuk bagaimana cara mengatasi marah jika tanda-tanda marah sudah mulai muncul, diantaranya:
- Berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan. Dari Sulaiman bin Shurad beliau berkata: “(Ketika) aku sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ada dua orang laki-laki yang sedang (bertengkar dan) saling mencela, salah seorang dari keduanya telah memerah wajahnya dan mengembang urat lehernya. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia mengucapkannya maka niscaya akan hilang kemarahan yang dirasakannya. Seandainya dia mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”, maka akan hilang kemarahan yang dirasakannya”(HSR al-Bukhari dan Muslim).
- Diam. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah maka hendaknya dia diam”(HR Ahmad dan al-Bukhari, dinyatakan shahih dengan penguatnya oleh syaikh al-Albani).
- Duduk atau berbaring. Dari Abu Dzar al-Gifari bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya dia duduk, kalau kemarahannya belum hilang maka hendaknya dia berbaring”(HR Abu Dawud, Ahmaddan Ibnu Hibban, dinyatakan shahih oleh imam Ibnu Hibban dan syaikh al-Albani.)
Well, saya jadi ingat, mas kalau marah bisa diam sampai dua tiga hari, dia sedang mengatasi supaya tidak marah dan berkata kasar pada saya. Eeh saya kadang malah tambah nyolot dengan mengatakan 'diam tidak menyelesaikan masalah'. *sungguh saya memang terlalu* hehehe.
Apalagi ini bulan puasa yaa, jadi baik-baik mengendalikan marah nya.
Wassalam.. :)
::Hadis dan tentang menahan marah di atas saya dapat dari artikel ini.::
Wednesday, July 24, 2013
sensitip
Kamu yang ceplas ceplos dan saya yang sensitip.
Saya yang ceplas ceplos dan kamu yang sensitip.
Kamu dan saya berjodoh, itu sungguh kuasa Gusti Pangeran.
Ngapunten atas kesensitipan saya pagi ini...
Saya yang ceplas ceplos dan kamu yang sensitip.
Kamu dan saya berjodoh, itu sungguh kuasa Gusti Pangeran.
Ngapunten atas kesensitipan saya pagi ini...
Tuesday, July 23, 2013
*pukpuk* selasa
Memangnya aku masih boleh protes? No!
Mengharapkan percakapan pagi yang menyenangkan kini sangat sulit.
Atau mungkin aku yang berharap terlalu tinggi untuk sebuah kata menyenangkan.
Mungkin aku yang kurang bersyukur untuk sebuah percakapan yang sudah cukup baik.
Oooh...ampuni aku Yaa Gusti...
Aku...hambamu yang tidak bersyukur..
Mengharapkan percakapan pagi yang menyenangkan kini sangat sulit.
Atau mungkin aku yang berharap terlalu tinggi untuk sebuah kata menyenangkan.
Mungkin aku yang kurang bersyukur untuk sebuah percakapan yang sudah cukup baik.
Oooh...ampuni aku Yaa Gusti...
Aku...hambamu yang tidak bersyukur..
Monday, July 22, 2013
Friday, July 12, 2013
Teguran dan provokasi yang pas.
Tuhan menegur dengan cara yang luar biasa. Selamat pagi jumat berkah...
Ya, sekali lagi Tuhan menegur saya. Dengan cara yang nampol luar biasa. Berkali-kali saya mencari pembenaran dalam diri saya pun akhirnya hanya berujung pada, oyeee saya yang salah.
Ya sudah, bismillah, mungkin ini pertanda komunikasi harus diperbaiki, Tuhan mengingatkan saya. Alhamdulillah. Semoga jalan memperbaiki juga terbuka.
Ndilalah juga di halaman news feed fesbuk ada yang mengatakan bahwa
Adalah hal yang sangat baik adanya jika seseorang mau berubah jadi lebih baik. Tetapi, beberapa perubahan memang membutuhkan proses dan provokasi yang pas.
Menghargai setiap proses manusia yang sedang bertumbuh akan lebih memungkinkan ia berubah menjadi semakin baik dan hebat dari hari kehari :)
Berproses itu hukum alam, maka ia itu ALAMIAH :)
Siapapun yang menentang kebenaran alamiah ini akan menghantam tembok kekecewaan yang mendalam dan stres yang sebenarnya tak perlu.
Menggarisbawahi kalimat Proses dan provokasi yang pas. Yang pas atau dipaspaskan lebih tepatnya. Harus dipaspaskan. :) Provokasi bisa dari dalam diri atau menggali dari yang orang lain tunjukkan. Misalnya, saya sedang dalam proses menyelesaikan tugas akhir, sebelumnya saya acuh tak acuh karena merasa bahwa masih banyak waktu, sekarang tinggal satu bulan, harus selesai, harus.
Provokasi dari dalam diri saya adalah, kalau ndak mau berjuang keras, saya akan DO, dan itu tentu akan mengecewakan orang tua saya, dan tentu diri saya sendiri.
Provokasi dari luar adalah pertanyaan-pertanyaan dan perhatian yang ditunjukkan orang sekitar. Teman, sahabat, orang tua, saudara, semua selalu memberi semangat dengan caranya masing-masing. Tidak selalu dengan cara kalimat yang positif tapi juga sindiran dan guyonan yang nyelekit, tapi ya itu tadi harus dipaspaskan, harus ada mindset bahwa mereka menyemangati bukan sedang menyakiti, mereka hanya menunjukkan perhatian. Meskipun nyelekit tapi diri kita sendiri yang harus ngepaske bahwa itu wujud menyemangati yang mereka bisa. Ndak bisa kita meminta mereka untuk menyemangati sesuai dengan keinginan kita. Itu perhatian mereka, itu cara mereka.
Intinya, provokasi yang pas bisa dari diri sendiri maupun orang lain, kadang yang nyelekit itu memang musti dipaspaske dewe, dengan berpikir positif.
Jumat berkah...semoga memberkahi setiap langkah kita.
Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)