Sunday, December 08, 2013

Mata, pikiran dan jari jemari ini sepakat merusuh


Thursday, December 05, 2013

tokos buku dan genre

"karena berbeda, orang bisa menikah dan menjadi suami istri. Jika keduanya sama persis, salah satunya tidak diperlukan. Tak guna."

Begitu tweet dari mbak Alissa Wahid. Meresapinya, saya seolah terlempar pada ingatan ingatan tentang kami berdua.

Pernah suatu saat ada yang berkomentar tentang kami, tentang kesukaan kami pada hal yang sama, buku. Ya, dari sekian teman pria saya, hanya dia yang bersedia dan berbahagia bahkan menikmati berburu buku di toko atau pameran buku. Tak aneh jika lantas saya begitu sumringah saat tiba waktu kami berkencan ke toko buku. Menurut beberapa orang, hal ini pasti aneh, tapi saya pun percaya, banyak pasangan seperti kami, jalan jalan ke toko buku . Toko buku yang menyediakan satu buku (sampel) yang tidak dibungkus plastik dan bisa dibaca-baca, atau toko buku yang memberi diskon aduhai. Pameran buku murah? tentu tidak akan kami lewatkan, tempat itu adalah surga harta karun, makanlah dengan kenyang sebelum menyambangi tempat itu, karena kau tak pernah tahu seberapa banyak tumpukan buku yang harus kau bongkar, itu akan butuh banyak energi.

Nah, kembali ke komentar orang tadi, memang kami sama sama suka beli buku, tapi buku yang kami tuju tidak selalu sama. Dan sekarang saya menyadari, buku yang dia gilai, genrenya mengerikan untuk saya. Berat. Hahaha.

See, sekalipun kesukaan kami adalah sama-sama beli buku, sama-sama senang menjelajahi toko buku, namun buku yang kami suka tidak sama persis. Kadang saya betah berlama-lama di area novel populer, dan dia di rak buku sastra yang saya tidak tahu siapa penulisnya. Setahu saya sastra adalah Sapardi Djoko Damono, Pramodya, dan Goenawan Mohamad. hehehe. Kami sama-sama suka buku puisi, tapi ya itu tadi dia lebih suka puisi religi, saya puisi yang cinta-cintaan. heuheuheu.

Kesukaan kami hampir sama, tapi tidak persis.
Beberapa hari yang lalu, ajakan kencan itu datang. Tour the tokos buku, katanya. Saya sudah siap tempur dan membayangkan tiga gramedia, satu gunung agung, satu merbabu, satu togamas dan satu pandora akan kami jelajahi.

Namun pagi harinya, sebangun tidur saya menyadari jam menunjukkan pukul delapan. Bedandaban-lah saya. Pasalnya, kami janjian pukul sembilan. Dengan tingkat kelambanan saya yang cukup tinggi, satu jam tidak akan cukup untuk mandi, ganti baju, dan tiba di tempat janjian dengat tepat waktu. Buru-buru.

Singkatnya, janjian molor sampai 10.30.

Tujuan pertama kami adalah togamas. Ah iya, apa yang sebenarnya kami cari, Amelia. Novel karya Tere Liye, salah satu buku dari serial anak-mamak. Jangan tanya serial itu judulnya apa saja. Saya lupaaa. Hehehe. Dari sekian judul buku karya Tere Liye yang saya pinjam dari Mas, hanya satu buku yang sudah selesai saya baca, Bidadari Bidadari Surga. Sudah, yang lain baru bab satu dan tidak diteruskan. Aigoo, buku yang belum saya baca banyak sekali, tapi tetap beli lagi. Ah ya, itu juga kesamaan kami, suka beli buku, bacanya nanti nanti.

Kembali ke togamas, begitu masuk kami langsung menemukan Amelia. Yah, tapi tidak serta-merta kami langsung ambil dan bayar, kami lihat-lihat dulu semua buku. Ehm..dan ah saya jadi ingat Seri Bilangan Fu, Ayu Utami. Buku yang bulan kemarin ingin saya beli, Lalita. Di deretan buku Ayu saya nemu buku tentang Scorpio. Kami berdua Scorpio. Saya baca sinopsisnya di cover belakang. Menarik. Tapi harganya duh, padahal bukunya kecil. Kemudian kami mencari buku pesanan seorang teman, tentang mendidik anak. Buku islami. Wkwkwk. Itu pesanan lho yaa.

Kami menjelajah hingga sudut-sudut. Seperti yang sudah saya tulis di awal, kesukaan buku antara kami berdua tidak sama persis, ada yang sama memang, tapi hanya beberapa nama. Kami berpisah, dia ngendon di rak buku agama, saya keliling di rak buku resep masakan. Dia masih ngendon di rak buku agama, saya sudah pindah jongkok di depan rak buku keterampilan. hohoho. Ssssttt...saya buka bungkus plastiknya dan membaca dengan teliti, supaya ingat dan bisa dibikin di rumah. Dia pindah ke bagian depan toko buku, entah ke mana, saya masih membaca buku kerajinan tangan itu, sampai dia kembali lagi dan mengajak saya pergi.

Kelar keliling togamas, kami berniat mencari buku pesanan (yang tadi) itu di gramedia. Maka, kami ambil buku yang kami incar tadi dan bayar. Sekalian disampul. Gratis. Hohoho. Mayan.

Gramedia Pandanaran. Sampai di toko ini saya sungguh tidak berniat membeli buku. Nggak ada diskon euy. Buku pesanan itu juga tak ada. Btw, bukan karena buku itu best seller ya, tapi sepertinya buku itu tidak populer di toko buku. Hehehe. Karena, jika stok habis pun, data tentang buku tetap ada di komputer dengan keterangan stok= 0. Well, buku yang seperti itu lebih baik dicari di internet, pasti banyak yang jual. Nah di gramedia ini, Mas tergoda buku kumpulan cerita Kompas. Belilah dia. Hahaha. Saya anteng ndak tergoda. Wkwkwk.

Kelar dari gramedia, rupanya kelar juga tour kami. Apah?? Cuma dua toko buku?? Sedikit kecewa, tapi juga lega. Terbayang godaan begitu kuat jika semua toko buku itu kami sambangi. Hehe.

Kegiatan kami berdua berikutnya adalah bercerita. Mas memperlihatkan foto anggrek-anggrek Meru Betiri. Dan saya ngecuwis tentang semua hal. Ya, semua hal. Dari gosip artis, sampai drama Jepang.

It's fun. I love it. I love him.

Tuesday, October 29, 2013

Debu di pelupuk mata dan belalang

Debu di pelupuk mata adalah hal kecil yang terasa besar. Mau dikucek terus sampai iritasi, atau segera ditetesi obat mata kemudian lega
Dipilih...dipilih..dipilih...


Sejak kemarin saya menulis demikian. Saya pikir, saya sering sekali menganggap hal kecil dan menjadikannya besar. Padahal bisa saja saya mengguyur masalah kecil itu dengan lebih bijaksana. Seharusnya begitu. 

Tentu debu itu adalah masalah penting karena jika didiamkan dia akan mengganggu penglihatan, ngganjel. Tapi ya itu tadi lho, disikapi dengan bijaksana saja. Diguyur dengan obat tetes mata, bukan dikucek atau diubek-ubek, beneran jadi gawat itu kalau iritasi.

Lebay memang tulisan ini. Tapi perumpamaan itu memang bener dan cukup ngampleng saya. Kemarin saya kelilipan. Waktu masang anggrek epifit di batang pohon sukun di belakang rumah. Debu gesekan tali raffia di batang itu terbang oleh angin dari arah depan, masuklah ke mata. Kebayang debu nya sekecil apa kan? Tapi beneran itu ganggu. Udah ditetesi obat mata, tapi nggak mau minggir, nempel di kelopak mata atas bagian dalam. Ngganjel bangetttt. Setelah operasi kecil, saya cungkil debu hitam itu menggunakan cotton bud yang sebelumnya sudah ditetesi obat mata, bisa diambil. Lega. Meskipun menyisakan perih akibat gesekan cotton bud dengan kelopak mata.

Sorenyaaaaa, yang kelilipan gantian mata kanan, oiya tadi yang kelilipan adalah mata kiri. Yang mata kanan ini, sampai malam tidak terdeteksi dimana debu itu berada. Sudah ditetesi obat mata beberapa kali tetep masih ngganjel, dan ndak bisa keluar debu nya. Yaweslah..saya menyerah, saya merem, tidur, istirahat. Paginya sudah bersih, tapi beleknya banyak. Hehehehe. 

Berarti ada satu lagi jalan keluar, selain berusaha mengeluarkan debu itu dengan obat tetes mata dan mengambil dengan cotton bud, juga bisa diatasi dengan tidur, maksudnya adalah ikhlas. Kan sudah berusaha sebisa mungkin. Sudah berusaha dengan ditetesi obat mata, tapi gagal, ya sudah, terima saja, mata punya cara sendiri untuk melindungi dirinya. Mata punya prosedur untuk membersihkan dirinya. Tuhan juga punya caranya sendiri untuk membantu kita keluar dari masalah, yang perlu kita lakukan adalah berusaha sebisa mungkin, kemudian ikhlas dengan apa yang dikehendaki tuhan. Begitulah...tuhan punya prosedurnya sendiri, yang cepat atau lambat kita akan menyadari itu sebagai berkah. Bukankah tidur dalam kasus kelilipan saya yang kedua juga merupakan berkah. Hehehehe. Mekso memang analoginya.

Beda lagi dengan kelilipan belalang, eh bukan kelilipan sih sebenarnya, tapi ditemploki. Saat malam kemarin pulang dari kost teman, tetiba ada belalang nemplok ke dada saya, belalang besar. Saya kaget, tapi mungkin dia lebih kaget ya. Hehehe. Setelah itu, karena gelap saya tidak tahu apa kabar belalang itu, jatuhkah pasca menubruk saya, atau bagaimana saya tidak tahu, karena gelap malam. Saya toh mengendarai motor dengan kecepatan cukup tinggi. Ternyataaa...belalang itu nggremet ke atas, ke wajah saya, sontak saya kaget dan buru-buru membuangnya. Saya kibaskan dia begitu saja. Nah jika tidak hati-hati ketika membuang belalang itu, bisa jadi saya yang jatuh, dan ngglangsar dengan sukses. Buru-buru menyelesaikan masalah tanpa tahu pasti penyebab masalah itu timbul juga akan berakibat tidak baik bukan. Harus punya strategi dan kondisi yang seimbang. Supaya efek yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan itu juga bisa diterima dengan baik dan tidak menimbulkan ”cedera” yang berlebihan. 

Baik debu maupun belalang, adalah hal yang sulit diprediksi akan datang. Tapi kemungkinan mereka mak bedunduk datang pasti ada, karena ini hidup. *uwooooooh..bahasane* Ya kan habitat tempat kita hidup ada banyak debu dan ada belalng, kemungkinan mereka tiba-tiba nyempil dan nemplok itu pasti ada. Dalam hidup juga demikian. Menjadi siapapun, dokter, profesor, presiden, peneliti, pasti akan ada banyak masalah datang tak terduga, jadi persiapkan diri untuk bisa selalu bijaksana dan ikhlas menerima, siapkan semangat yang tak pernah pupus untuk mencoba menyelesaikan.

Perkara kamu-kapan-nikahnya?

Beberapa bulan ini saya kacau balau. Yang biasanya rutin mencatat apa saja kebutuhan sebulan, kemudian beli barang-barang itu sekaligus dalam satu waktu, tapi beberapa bulan ini kecer semua. Belinya kalau pas ingat saja. Jadinya bolak balik ke minimart, padahal biasanya ke toko swalayan yang lumayan besar dan lengkap, atau ke warung kulakan di pasar.

Nah pagi ini saya ingat dan pengen eh butuh ding beli lulur, mengingat kacaunya saya beberapa bulan ini, saya jarang mandi dengan seksama. Ya maksudnya mandi seadanya, gosok gigi, cuci muka, sabunan, jebar jebur, dan shamponan dua hari sekali. Jarang dan hampir nggak pernah luluran cint. Duh padahal uripe ning ndalan, debu-debu, sinar matahari, asap knalpot. huhuhuhu. Rempong.

Dan pergilah saya beli lulur ke al*amart. Pengunjung pagi ini adalah saya, dua mbak-mbak dan satu mas-mas sedang memilih air minum di lemari pendingin. Saya dan dua mbak itu agak random. Saya sih memang kebiasaan meskipun tahu apa yang mau dibeli, tapi selalu putar-putar dulu, mbok menowo ada yang lupa harus dibeli juga. Nah sampai di rak bahan-bahan masak, si dua mbak itu juga berhenti di sana. Saya cari bubuk kayu manis dan cengkeh, tapi ya jelas nggak ada sih. Mereka berdua ngobrol dan kebetulan saya dengar, mereka di belakang saya lho ya, saya nggak nguping lho ya, cuma ya keterusan dengar. hehehehe. Ada kalimat yang bikin saya nengok dengan seksama. Nah, mari kita sebut mereka berdua dengan Mbak A dan Mbak B.

Mbak A: lha kamu kapaaaaan? ndang nikah. *sambil ngambil beberapa mie instan*
Mbak B: lho uwis lho ya..
Mbak A: kok aku ra diundang. *ujar mbak A buru-buru memotong pembicaraan*
Mbak B: uwes ping pindo batal terus.

krik..krik..kemudian hening. Setelah nengok dengan seksama sekejap saya kemudian saya mlipir. Waiki drama ki mesti

Ah ya sepertinya memang perkara kamu-kapan-nikah dan ndang-nikah-wong-yo-wes-umur sedang hit akhir-akhir ini. Bulan apa sih ini, banyak yang nikah. hehehe. 

Teman-teman saya ada belasan pasangan yang menikah tahun ini. Bulan october-november ada lima pasang. hihihihi. Barakallah ya temaaaaan-temaaaaan.

Tuesday, October 15, 2013

ri cuh

Sesungguhnya, ketika diam meraja, adalah saat di mana pikiran menggema kan kericuhan.

Ricuh yang mencari celah untuk reda. Aku sedang mencoba untuk reda. Sekalipun yang ingin kulakukan adalah menangis, menghujani tenang ini dengan sebuah lega.

Ricuh yang berkecamuk dalam setiap hela nafas.

Ricuh yang ah bagaimana lagi aku harus menjabarkan sepi ini.



Monday, October 14, 2013

finally



yeah....akhirnya...

welcome to the jungle...

Thursday, October 03, 2013

Tentang tembok

Sebenarnya apa yang membuatmu marah?
Karena aku berkata tentang tembok, kemudian kau merasa aku menganggapmu seperti tembok?
Coba teliti lagi kalimatku.

“ada seseorang yang berujar: lebih mending ngobrol sama tembok daripada yang diajakin ngobrol nggak nyambung.
Dalam hati aku menjawab: kalau sudah nyadar yang kamu ajak ngobrol itu nggak nyambung, anggap saja dia tembok.”

Maksudku adalah, daripada kamu berpaling mencari tembok dan mengajaknya (tembok itu) ngobrol, alangkah lebih simpelnya jika kau menganggap orang di hadapanmu itu sebagai tembok. Kalimat pertama itu orang lain yang bilang, aku mengucapkan dalam hati kalimat keduanya. Karena menurutku, ya itu tadi, daripada kamu repot-repot mencari tembok untuk kau ajak bicara hanya karena orang di depanmu itu nggak nyambung ngobrol sama kamu, kan mending orang yang kamu sadari betul sudah tidak nyambung itu kau anggap sebagai tembok, tetap saja berbicara padanya, tetap saja bercerita, masalah dia menanggapi ceritamu dengan tidak nyambung, abaikan saja, toh dia tembok.

Apa aku melanjutkan smsan ku denganmu? Tidak kan? Itu artinya aku tidak  menganggapmu sebagai tembok, tapi aku sudah sadar betul kau sedang tidak nyambung denganku, maka aku pergi. Aku hanya mengirimimu ulang pesan yang mungkin luput kau baca dengan seksama, supaya kau baca ulang.

Sepertinya kau sedang lelah, dengan aktivitasmu di Jogja, aktivitas apa, aku tidak tahu. Kemarin kau berhenti mengirimiku cerita. Dan aku enggan bertanya, bukan karena aku tidak peduli padamu, tapi karena aku takut aku tidak bisa menguasai diriku sendiri untuk tidak cemburu pada teman-temanmu. Bukan cemburu seperti ketika perempuan cemburu pacarnya punya banyak teman perempuan, bukan, tapi cemburu karena jika kau bersama teman-teman Jogja mu itu, kau terasa jauh. Ah sudah, aku tak mau menceritakan detilnya. Tapi aku senang jika kau mau menceritakan kegiatanmu di sana. Seperti ketika kau bercerita sedang mengamati capung di gunung kidul.

Eneg ketika aku tahu kegiatanmu dari halaman muka itu. Entah kenapa, padahal biasanya aku mencari tahu kegiatanmu juga dari halaman itu. Tapi kali ini aku bosan. Mungkin aku merasa bukan lagi seorang yang spesial, karena kabar yang ku tahu tentangmu sama seperti kabar yang di baca orang lain, melalui halaman muka.

Ah aku menulis sepanjang ini, rasanya semua ini yang ingin kuungkapkan padamu. Tapi aku tahu betul kau sedang tak ingin berdebat. Kau itu, sudah sensitip, tidak mau menerima penjelasan orang lain. Ooooooooh maiiiii....apa iya kita berdua selalu akan memproses semua masalah dengan cara seperti ini. Kapan kita berdua bisa dewasa menyelesaikan perseteruan seperti ini.


Dan aku tahu kau tidak akan mengirimiku pesan sehari berikutnya. Kemudian kau tambah waktu menginapmu di Jogja. Dari tiga atau empat hari menjadi seminggu.

Wednesday, October 02, 2013

Good Day

“every day may not be good, but there’s something good in every day”

Skejul saya hari ini tidak berjalan lancar. Sedangkan saya sebenarnya tidak memiliki rencana cadangan. Tapi, disaat pikiran blank, tetiba ada pesan masuk. Harus foto untuk pamwis. Yasudah foto saja lah hari ini, tapiiiii...lupa bahwa foto itu harus mengenakan kemeja putih dan jilbab hitam. Which is saya tidak bawa semua. Belok ke gramed lah, setelah sebelumnya mampir kos teman untuk pinjam kemeja putih. Saya punya kemeja putih, tapi tidak bisa dipasangi dasi. Foto harus pakai dasi.

Maka rencana dadakan berikutnya adalah pergi ke gramedia. Jreng..jreng..panasnya Semarang. Sampai di gramedia, buku yang dicari tidak ada. Malah nemu buku-buku yang menggoda isi dompet. Hayaaaaah......bukunya Kuntowijoyo, Ayu Utami, YB Mnagunwijaya, Emha Ainun Nadjib dan komik miiko. Hehehe. Tetiba saya ingat ada toko buku yang diskonnya lumayan. Toga Mas. Aheyyyy....good idea. Setelah menimang-nimang buku apa saja yang sekiranya tidak ada di Toga Mas, biasanya yang terbitan gramedia (yaiyalah). Hehehe. Saya beli komik miiko dan buku YB Mangunwijaya, Pohon-Pohon Sesawi. Bukunya Ayu Utami terbitan gramedia sih, tapi yaa besok sajalah. Hehehe.

Meluncur ke Toga Mas. Mencari Indonesia Bagian Dari Desa Saya, Emha Ainun Nadjib. Cari di rak-rak buku nya tidak ada. Cari di komputer ada lho. Ya sutra, saya bertanya pada pegawai, ternyata itu buku terbitan baru jadi masih di gudang. Ketika saya bertanya apa saya bisa membeli nya siang tadi, ternyata tidak bisa, harus nunggu barcode nya jadi yaitu sekitar jam dua-an. Haaayooooo suwi yaaa...hehehe. Saya di sana jam satu lho. Nunggu di toko buku itu sebenarnya menyenangkan tapi tadi saya terburu-buru untuk memesan buku secara online, supaya bisa segera saya transfer uangnya hari ini. Pulanglah saya dengan langkah gontai. Huhuhu. Buku Cak Nun itu sebenarnya bukan buku baru, tapi terbitan baru dengan cover yang baru. Daaaaan saya jatuh cinta sama covernya, kalau tulisan-tulisan Cak Nun, sudah cukup lama saya jatuh cinta, tapi beli bukunya masih jarang, soalnya mas punya hampir semua buku tulisan Cak Nun. Hehehhehe. Buku mas yang saya pinjam dan belum selesai dibaca saja ada dua biji, Kopi Jon Pakir dan Markesot Bertutur. Tapi buku Indonesia Bagian Dari Desa Saya ini, dengan cover barunya, saya ingin punya. Hohohoho.

Di perjalanan pulang saya kepikiran beli roti Kimmy Bun. Roti kopi lho. Hehehe. Enaaakk...awalnya hanya berniat beli kemudian pulang, tapi lihat gambar es kapucino kemudian tertarik, ya tuhan panas sekali Semarang. Akhirnya beli roti yang dibungkus tiga biji, rasa kopi satu biji dan rasa choco vanila dua biji, roti yang dimakan di tempat satu biji dan es kapucino satu gelas, sambil nonton film yang ada di tipi. Dan kemudian saya berpikir, lho kok saya nangkring di sini, katanya tadi buru-buru mau transfer uang untuk beli buku. Hahahaha. Self toyorrrr.... eh sendok aduk es kapucino-nya bagus lho. Seksi. Wkwkwkwk.

 Perjalanan masih jauh dan panas dan saya malah minum es, mumetlah. Heuheuheu....pelajaran siang tadi adalah, kalau pengen kopi ya minum saja, jangan ditahan-tahan, akhirnya malah mampir-mampir dan minumnya es. Wkwkwkwk. Parah.

Yeah...after all...there’s something good. Untuk diri saya sendiri. Menikmati wara wiri ke mana-mana sendirian.

Yattaaa......

Tuesday, September 24, 2013

Poin ke-6

Postingan yang dulu tentang Manual Cinta Tak Terbalas (Manual Cinta Bertepuk Sebelah Tangan), hari ini saya coret satu lagi. Poin ke-6. hahahaha. Iyaaaa....saya sudah dapat foto Mas waktu kecil, foto ijasah TK, SD, SMP. Hehehe.

Kalau foto SMA ndak ada katanya. Iya saya minta sama mas, lha wes gimana saya dapetinnya kalau ndak minta, kan saya belum kenal keluarga mereka. Hehe.

Oya, fotonya juga bukan foto cetak, tapi hasil repro, karena sudah tidak punya lagi dan klise nya entah di mana. Tapi tetep seneng dong saya. Bagian dari dirinya yang tidak saya tahu, bagian masa kecilnya yang tidak saya tahu. *duh pas banget ini lagunya Ost. A Gentlemans Dignity*
Jadi, tadi sore, kami berdua ketawa-ketawa liat fotonya. Ganteng dia waktu kecil, sipitnya kaya orang cina. Beneran deh. Hehehe. Dan gaya rambutnya mengingatkan saya pada foto Tan Malaka. Sipitnya mengingatkan saya pada Soe Hok Gie yang diperankan Nicholas Saputra. <3 muah..muah...

Mas Kecil

Trus saya juga minta foto dia yang terbaru, yang background fotonya berwarna merah, ganteng juga euy (teteup)...hahaha. Pasang di kamar.


Obrolan sore nan gaje

Kami berdua menonton ShowImah sore ini. Bintang tamunya, Cesar. Iya, Cesar yang goyang Cesar itu lho.
Jangan harap Mas paham alur cerita acara ini, dia sibuk main futbol menejer.
Dia bertanya (sambil terus ngutek-ngutek leptopnya), “Itu Cesar kenapa nduk?Dia bukannya asistennya Soimah ya, sekarang udah nggak to?”
Dan saya menjelaskan, “Masih asistennya kok, eh asisten di acara ini kan maksudnya?”
“Iya. Kok jadi bintang tamu?”
“He’em. Dia ulang tahun hari ini, jadi bintang tamu, nyeritain awal karirnya dia.”
Entah Mas mendengarkan penjelasanku atau tidak. Kalimat berikutnya yang dia ucapkan adalah “Kamu gimana kalau jadi artis, nduk?”
Jeng..jeng..jeng...dan terjadilah obrolan geje berikut.
Saya    : “Hah..aku?jadi artis. Janganlah, nanti banyak yang nangis.”
Mas     : “Nangis kenapa?”
Saya    : “yaaa...karena nyesel dulu meninggalkanku.”
Mas     : “Huuuuuu.....pede sekali.hahahah.”
Saya    : “ahahahahaha...ya memang harus pede, dan kayaknya sih begitu.” *ini ngomongnya separuh geli*
Mas     : “Kalau kamu jadi artis, kamu juga pasti meninggalkanku.”
Saya    : “Aku nggak mau jadi artis kalau harus meninggalkanmu.”
Mas     : “cuih...”

Saya    : “hahahahahahahahaha...’ *ketawa ngekek*

Saturday, September 21, 2013

Drama sabtu-minggu (end)

Kesedihan itu terjadi seminggu yang lalu, dua minggu yang lalu, empat minggu yang lalu, berbulan-bulan yang lalu. Itu bukan pertama kalinya. Itu sudah sering. Dan kemarin aku mengungkapkannya padamu karena aku sudah tidak tahan lagi memikulnya, jadi aku mengatakannya padamu. Dan itu akan jadi kesedihan untuk yang terakhir. Araso???

Dengan aku mengungkapkannya padamu, saat itulah aku mengakhiri kesedihan yang seperti itu.


Tidak akan ada lagi drama sabtu-minggu.

Friday, September 20, 2013

Perjalanan 2

Hai sayang, hari ini aku berangkat ke Ranu Kumbolo.
Mandalawangi sudah tidak semenentramkan seperti semalam.
Kau sedang apa?

Rindukah kau padaku?


Thursday, September 19, 2013

Perjalanan 1

Aku kembali pada diriku sendiri. Diri yang terlalu lama aku cintai. Diri yang beberapa waktu ini aku khianati. Ya, bukankah kemarin kau takut aku mengkhianatimu? Maka kubuka lagi cerita perjalananku, dan aku tahu, aku salah melangkah. Dan aku kembali. Aku kembali pada kesetiaanku akan diriku sendiri.

Sekarang kau tak perlu khawatir aku berkhianat. Aku telah kembali mencintai diriku sendiri, seperti ketika aku membuatmu jatuh cinta. Diriku yang beberapa bulan ini membuatmu jengah, sudah tak terlacak jejaknya, dia mati.

Bagaimana? Apa kau masih mau kembali mencintaiku?

Jika kau masih ragu, tak apa, kau juga boleh kembali mencintai dirimu seutuh dahulu tanpa perlu merisaukan itu akan menyakitiku.

Hari ini aku berkelana ke Mandalawangi, kau tahu kan, Pangrango adalah tempatku ingin jatuh cinta, bahkan aku jatuh cinta padanya sebelum aku ke sana. Ya, aku juga ingin bertemu Nicholas Saputra di sana, ah lelaki itu, jadi Rangga ataupun jadi Gie tetap menawan. Kau tahu? Kau juga menawan. Ah tentu kau tahu. Kau sadar betul kau menawan.

Mungkin besok aku akan pergi ke Ranu Kumbolo, kau juga tahu kan, Semeru juga tempat aku ingin jatuh cinta.

Ya, aku akan mejelajah semua tempat yang membuatku jatuh cinta bahkan sebelum aku melihatnya.

Apa kau cemburu karena aku pergi tanpamu?


Tenang saja, aku pergi bersama diriku sendiri.


Monday, September 16, 2013

r u w e t

semua terlalu rumit untuk diceritakan ulang

karena waktu toh tak akan pernah berulang

dan hanya semakin jauh

tertinggal

dan aku semakin bodoh

terus melakukan kesalahan yang sama

terus melalui jalan berkubang yang sama

susah untuk diceritakan lagi

semua sudah diurai

simpul kacaunya (begitu kata festivalist)

dan ujung kekacauan itu

adalah 

aku

aku

aku

aku

yang tak pernah mau berkorban

yang hanya sibuk mengeluh 

dan 

mengeluh

bisa kau pahami itu?

bisa?

bisa?

mungkin tidak

maka aku enggan bercerita tentang ruwet ku sendiri

ini tak ada hubungannya denganmu

karena aku belum menjadi bagian hidupmu

bahkan mungkin 

belum menjadi bagian hatimu


Hai november....


aku bisa tidak fokus pada hal lain
namun,
aku tidak bisa tidak fokus padamu

itu saja mungkin yang perlu kau tahu

Saturday, September 14, 2013

Hello...hello...how many koishiteru no?



Ini sabtu yang penuh drama seperti biasanya. Drama akhir pekan, ketika teman-teman kembali pada kekasihnya dan kekasih kembali pada teman-temannya.

Semarang, bulan september banyak sekali festival, sampai aku lupa apa saja namanya.

Tapi, di taman, di depan kantor walikota sabtu malam ini, seperti sabtu malam sabtu malam biasanya. Berpasang-pasang kekasih, bergerombol-gerombol perkawanan. Aku, sendirian menikmati hiruk pikuk. Lampu trafic menyala merah, aku melangkahkan kaki ke seberang, ke gedung tua berpintu seribu. Duduk lesehan di trotoar, di luar area gedung, (ya karena kalau masuk musti mbayar) menikmati, sekali lagi, hiruk pikuk malam panjang. Malam yang terlalu pannjang, hati yang panjang, usus yang panjang, oh damn aku mulai mengeluh. Baiklah. Mari ponsel ini kita selipkan ke dalam tas, di sudut yang paling dalam, dalam mode silent dan tanpa getar. Pasang earphone dan mp4, biarkan Yui menyanyi, suasananya pas sekali, seperti melihat film beserta sontreknya.

Yah nikmat tuhan yang manalagi yang kau dustakan. J

Tetiba dua pemuda mendekat, tersenyum dan meyapa “sendirian mbak?”

Kubalas senyum dan kujawab “nggak mas, tuh rame-rame sama orang se-semarang”

“Pacarnya ke mana?” dia mengabaikan penjelasanku.

Kujawab senyum sajalah. Ku lihat salah seorang diantaranya menenteng gitar, dan seorang lagi menenteng kamera. Diam kupandangi mereka yang mengambil posisi duduk di sebelahku. Pembawa gitar mulai memetik gitar dan pembawa kamera sibuk memotret. Mas gitar, mari kita sebut demikian, melirik mp4 yang kubawa, dia tersenyum kemudian mulai bermain gitar dan menyanyi, awalnya tidak jelas pengucapannya namun lama-lama kudengar lagu yang dia nyanyikan tidak asing di telingaku,

“Mendoukusa sou ni warai nagara mo
Juwaki no mukou de
Kotaete kureta ne anata
Honno sukoshi wakari aeta koro
Sonna yorokobi kanjite iru
I will love you.”

Heeehhhhh….kurang lebih begitu tatapanku kutujukan padanya, itu lagu Yui yang sedang kudengarkan. Siapa orang ini. Hahahaha. Jarang jarang ada yang tahu lagunya Yui, menurutku sih. Yabiasanya lelaki-lelaki itu kan tahunya ekebi atau jeketi atau girls generation atau wonder girls. Ahihihhihihi.

Belum selelsai aku bengong dia sudah menyanyikan lagu yang berbeda, dan aku ngeh juga ketika dia nyanyi di nada tingginya
“Shikata nai yo tte sonna kao yamete
Higaisha wa dare? Kagaisha wa dare?
Zubunure datte waratte iyou yo
Atashi ga zutto soba ni iru kara”

Masih lagunya Yui- We Will Go. Hahahaha. Asli, mas ini ngagetno.

Seiring lagu di telingaku berubah, maka lagu yang dia nyanyikan juga berubah. Persis pun. J aaaaakkkkkk....sabtu malam jenis apapun ini. Hahahaha.

Aku cuma senyum senyum aja. Nggak berani nanya ataupun menyela nyanyiannya. Sejak aku ngeh yang dia nyanyikan, aku melepas salah satu earphone ku, jadi ada dua versi lagu, di kepalaku. Versi laki dan versi Yui. Ahahahaha. Mas ini nyanyinya enak banget, pengucapannya juga Jepang banget. Iiiiihhhhh....sopo mase iki? J

Sebelum lagu berikutnya selesai, aku mengeluarkan catatanku, lirik lagu Yui yang berjudul Love & Truth, nggak ngerti tapi lagu ini aku suka jadi liriknya aku catat dan terkadang aku nyanyiin. Nah pas mulai masuk lagu ini, aku juga ikut nyanyi,
“Konna ni omotte iru
Jikan wa tomatte kurenai
Karappo no kokoro wa
Anata no kimochi wo
Mada mitsukerarenai
 
Onaji e wo nido to egaku koto wa dekinai no ni
Atashi no kanjou wa tada kurikaeshite bakari

Agaknya si mas kaget aku ikut nyanyi, dan tersenyum begitu melihat catatan yang kupegang.

"Ai no uta" wo kikasete yo
Sono yokogao mitsumeta
Anata no koto shiritai yo
Mou deatte shimatta no

Donna ni sabishikutemo
Mata aeru ki ga shite iru kara
Riyuu nante iranai
Hikikaesenai koto wo shitte iru

Kono mama ja wasuremono ni natte shimau desho?
Atashi no kanjou wa namida no oku kagayaita

"Ai no uta" wo kikasete yo
Sono yokogao sono saki ni
Anata ga ima mitsumeteru
Hito ga iru to wakattemo

Tsubasa wo kudasai to
Shinjite utau you ni
Atashi datte chikau yo
Kako mo zenbu
Uke ireru tte kimeta

S
edikit sambil tertawa kami terus bernyanyi.

"Ai no uta" wo kuchizusamu
Sono egao ni furetai
Anata ga ima mitsumeteru
Hito ga iru to wakattemo

"Ai no uta" wa owaranai
Mou deatte shimatta no
...Owaranai
...Love and truth”

Masih ada satu lagu lagi di album ini. Eh mas yang motret tadi ilang.

Mas gitar berhenti bernyanyi, sedangkan Yui di telingaku masih bernyanyi, lagu dari album yang lain, Hello. Si Mas gitar nanya, “mbak lagu yang selanjutnya apa?”

“hello mas.”

“oh yang sontrek film kan itu, film opo ya mbak, aku lupa, pokokke yang main cantik. Yang main di Buzzer Beat.”

“paradise kiss, mas”

“aaaah iyo kui mbak. Emmmmm...”

Dia mulai memetik gitarnya, aku memencet tombol play. Lagi, dua versi lagu Yui di kepalaku.

Ngehehehe...tuhan maha asyik. Mas pemotret kembali, sambil senyum-senyum.

Lagu berikutnya, si mas gitar bilang “sudah mbak, kita kenalan dulu, mosok nembe “Hello” kemudian “separation””

Eeeh dia beneran apal isi albumnya Yui. Heuheuheu...

Baiklah....

Dia menyodorkan tangannya, sambil tersenyum, “Haris”
Aku pun menyambut, “Dian”
Lanjutnya, “oh iya yang ini Seno.”, sambil memperkenalkan temannya. Seno hanya mengangguk dan senyum.

“Mas Haris, boleh pinjam gitarnya? Mas Seno bisa tolong potoin?” kataku norak. Ahahahaha. Eh mumpung pemandangannya ciamik kan jadi mirip Yui. Mirip dari Hongkong.

Mereka berdua sedikit kaget, tapi kemudian senyum. Setelah sesi poto-poto bareng kami ngobrol, duduk lesehan, hah istilah lesehan ini cukup menganggu, mari kita sebut, ndeprok, lha kan duduk ngglesot di trotoar.heuheuheu.

Cerita-cerita lah kami, mereka dari undip. Mas Haris jurusan sastra jepang, Mas Seno jurusan Ekonomi, lho kok nggak nyambung sama kameranya? Hehehe. Dia bilang kamera itu untuk semua kalangan, siapa saja bisa motret, siapa saja boleh motret, bahkan yang berjurusan ekonomi. Iya deh. Hehehe. Berceritera memang mempercepat waktu, tiba-tiba sudah pukul sembilan malam. Yah itu berarti aku sudah harus pulang. Kami bertukar alamat email dan nama akun socmed. “Nanti poto-potonya dikirim ya mas. Hehehe.”

Mas Haris menyanyikan lagu Separation. Tapi yang kuharapkan sih kapan-kapan bisa ketemu lagi, nyanyi lagi, kalau perlu ngamen bareng. Huhuhuhu.


Sepanjang perjalanan pulang senyum lebaaaaarrrr....aneh ya, tapi menyenangkan.

Saturday, August 24, 2013

Akhir Pekan

Akhir pekan adalah perayaan.
Ayah ayah kembali pada anaknya.
Suami suami kembali pada istrinya.
Pecinta alam kembali pada gunungnya, rimbanya.
Jomblo jomblo kembali pada kamar kosnya.
Teman teman kembali pada pergaulannya.
Pekerja pekerja kembali pada rehatnya.
Akhir pekan adalah perayaan.

akhir pekan adalah perayaan
pejuang pejuang skripsi kembali pada revisi
berjuang adalah beribadah
selamat menunaikan ibadah berakhir pekan
sekian

Friday, August 23, 2013

Ada rasa kehilangan yang teramat dalam

Sakit sungguh sakit


Thursday, August 22, 2013

akan selalu ada

akan selalu ada 'kenapa?'
akan selalu ada 'apa?'
akan selalu ada 'siapa?'
akan selalu ada 'bagaimana?'
akan selalu ada 'kapan?'

sebagai wujud ekspresi untuk menuntaskan penasaran.
segala hal memang perlu untuk dipertanyakan karena aku percaya segala hal terjadi memiliki alasan kenapa ia terjadi.

jadi, pahamilah kenapa aku sering bertanya. riwil memang. tapi dengan demikian aku menjadi paham dan tidak lagi bertanya-tanya, tidak lagi berprasangka.

*tarik napas* *senyum*

jangan biarkan aku berprasangka, maka jawablah pertanyaanku dengan jawaban yang baik.

kau pun boleh bertanya apapun padaku, sekiranya ada hal-hal yang membuatmu bertanya-tanya. aku akan berusaha menjawab dengan baik.

*senyum*

Tuesday, August 20, 2013

Jangan Dulu Tenggelam

Jangan Dulu Tenggelam - Rocket Rockers

Gemuruh air memalingkan aku
Tuk menatap perihnya o peluh penderitaanmu
Hujan turun, kau tenggelam
Bersabar kawan, semua pasti berakhir
Setiap tanya pasti ada jawabnya
Tenanglah teman, dunia pasti kembali

Awan kian menghitam tangisan semakin keras
Air mata pun mengalir deras
Mengiringi redup malam
Tak kuasa menahan saat ingin terlelap
Matapun tak mampu terpejam
Suasana semakin mencekam

Hujan turun, kau tenggelam
Bersabar kawan, semua pasti berakhir
Setiap tanya pasti ada jawabnya
Tenanglah teman, dunia pasti kembali
Persahabatan lebih memihakmu

Bangkitlah hidupmu, ku tahu semangatmu
Berlari takkan kenal henti, berjalan tuk .....
Yakinkan hidup, temukan jalan
................... penuh arti, tuk melangkah dengan hati

Bersabar kawan, semua pasti berakhir
Teriakkan saja pintamu
Tenanglah teman, dunia pasti kembali


Persahabatan lebih memihakmu 


Single terbaru Rocket Rockers, tanpa Ucay. Text maupun titik-titik berwarna merah itu saya kurang yakin kalimat yang benar apa. hehehe.

Mencatat lirik sambil mendengarkan lagunya memang pekerjaan yang menyenangkan yah... :)


Wednesday, August 14, 2013

Selamanya Indonesia...

Sudah pada tahu kan bakal ada tayangan di kompas tv yang berjudul "100 hari keliling Indonesia", saya suka teasernya. Lagunya enak banget.



Nah iseng search siapa penyanyinya, ternyata yang nyanyi Twenty First Night, judul lagunya Selamanya Indonesia. Nih videonya dari youtube juga. 

 

Terus jadi terharu...hahaha

istirahat terus kapan smsane

Istirahat terus kapan smsane? Tiap pergi "hati-hati",sudah sampai "istirahat".
Pergi terus, istirahat terus, kapan smsane?

Nek pacaran kui ora gur smsan. Telpon-telpon mbarang. 

Telpon-telponan terus kapan ketemune.

Wong pacaran kui ora kudu ketemu. Sing penting saling mendoakan.

Berdoa terus kapan nikahe. Hahaha.

Karepmu cuuuk...

Friday, August 09, 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, 
maapkeun segala ucap dan sikap saya yang tidak berkenan di hati ya..... 
semoga masih dipertemukan dengan Idul Fitri tahun depan. 
amiiiin.

Tuesday, August 06, 2013

(A)Semeru

Oyeee malam ini saya mau ngobrolin 5cm the movie. Pas banget bulan agustus. hehehe. Dapat film ini dari teman, dia bilang ini kado karena sudah ujian skripsi.  

Kalau lihat retweetan Donny sih banyak yang suka film ini ya, bahkan ada yang nonton beberapa kali di bioskop, jaman masih in di bioskop. Saya mungkin terpengaruh komentar teman saya, yang katanya ekting pemain film ini nggak terlalu bagus. 

Saya mencoba menikmati film ini, awalnya memang nampak biasa saja ektingnya. Ya standar lah. Tapi memang lama-lama nggak bagus. hehehe. Nggak greget gitu. Menurut saya lho ini.

Apalagi banyak sekali adegan yang di novel nya nggak cocok. Maap yaa, tapi saya khatam novel ini beberapa kali. Dan nonton film ini jadi berasa salah ingatan. Mbukak novelnya lagi. 

Pertama, seingat saya mereka ketemu tanggal 14 Agustus di Restoran Padang di Senen. Pas nonton filmnya, lho ndi adegan Genta makan? hehehehe.

Kedua, Juple yang pake kaos orens menyala. Si Juple ini ektingnya nggak Juple banget ya. Nggak ada gregetnya. Padahal saya suka si Juple ini. di filmnya ngg nggak adaaaa.

Ketiga, si Riani yang pakai celana kargo hijau tentara dengan sendal jepit, rambut dikuncir. Cantik dan cuek. Alaaaah di filmnya nggak kaya gitu tuh dan yang sempat jadi kontroversi di kalangan para pendaki, itu cewek-cewek 5cm naik gunung kok pake skinny jeans. wewww......Saya masih bingung sebenernya sama skinny jins ini kalo dipakai naik gunung,nggak boleh ya. Tapi saya sempat nemu foto cewek di Mahameru pakai rok pendek kembang-kembang dan dia bilang "ini buat yang pada ribut naik gunung pakai skinny jins." hahaha. Nggak ngerti, kemarin sih saya naik Merbabu pakai jins juga dianggap salah, karena harusnya pakai celana longgar, supaya nggak cepat capek. 

Keempat, si Dinda yang pakai celana pendek kargo hitam dan sandal jepit. Sama kaya si Riani tadi yaa....pasti deh mereka lebih cakep kalo sesuai novelnya. huhuhu. Meskipun dari pemerannya saja sudah ndak matching sama bayangan saya selama ini.

Kelima, posisi duduknya merekaaaaaa di kereta. Hoi...yang jejer Dinda kan seharusnya abangnya, bukan Jupleeeeee. Ih gemes.

Keenam, waktu Juple ngajak Dinda ke gerbong yang jendelanya tak berkaca. Si Dinda ini di bagian ini nggak keliatan cantik. Kan pas dia ngeluarin kepala dari jendela harusnya ikatan rambutnya di lepas, lha di filmnya nggak diikat. hahaha.

Skip carteran angkotnya bolehlah yaa supaya film tidak terlalu panjang. Tapi pas di jip nya di novel kan bareng-bareng sama pendaki lain tapi ini kok enggak. Ternyata ada maksud lain, yaitu supaya Dinda nggak kenalan sama Deniek. Di novel, mereka satu jip sama Deniek yang nantinya jadi suaminya Dinda. Tapi di akhir film akhirnya Genta yang naksir Dinda. *nggak asik banget* *tipikal sinetron dan ftv Indonesia* hahaha.

Ketujuh, waktu Arial kedinginan. Seingat saya Arial dipinjami jaket Ian dan Juple, dan memang demikian adanya di novelnya setelah saya buka lagi. hahahaha. Tapi memang Juple di film tidak seceking Juple di imajinasi saya.

Kedelapan, waktu naik Mahameru dan batu-batu berjatuhan. Cerita di novel, si Dinda dan Ian pingsan. Ian sih udah bener dia pingsan. Tapi Dinda ini sempat duduk bangun lho. Saya bingung jadinya, tadi udah duduk kok terus dia pingsan.

Upacaranya aneh, kesannya memang dibikin mereka berenam sebagai spot utama. Padahal di novel tidak demikian.

Terus...engngngng...yang keberapa ya...halah nggak usah dihitung. Berikutnya ketika Genta mengungkapkan perasaannya ke Riani, saya membayangkan ketika Genta berbicara adalah potongan-potongan kejadian saat dia jatuh cinta pada Riani, disela-sela gambar langit malam itu. Huwooooo mesti apik wes. hahah. Dan bagaimana ketika Riani juga mengungkapkan siapa  sebenarnya yang dia cintai, bagaimana Juple mendengar percakapan itu dan ungkapan cinta Riani, bagaimana Dinda juga dengar dan mendekap erat abangnya. Saya nggak dapat semua itu di filmnya.

Ah sudahlah, terlalu tinggi ekspektasi saya terhadap film ini, karena saya suka sekali dengan novelnya. Dan sungguh kecewa dengan film yang disajikan. satu-satunya yang bagus dari film ini cuma Semerunya. Mahameru nya. Tapi itupun tidak terlalu wow pemandangan yang disajikan, karena saya percaya, Semeru lebih indah dari itu.

Eh ada yang kelewat, Secret Garden di film ini nggak bagus. Nggak Secret ya nampaknya. Kebanyakan lampu dan ada bantal-bantal itu yang ganggu banget, hahahaha.

Maap yaaa untuk yang suka film 5cm ini. Saya terlalu bayak komentar kecewa. hehehehe.

Iya memang, film yang diadaptasi dari novel memang nggak akan sedetil isi novel. Tapi kecewa boleh kan? Menurut saya, novel ini harusnya dibikin beberapa sesi. Kalau kata teman saya film ini harusnya bukan cuma 1,5 jam, tapi delapan jam. huahuahua. 

Eh Dinda yang diperankan Pevita Pearce katanya cantik dan sebagai titik menarik utama nonton film ini, terutama adegan G-string nya, itu kata teman saya yang lain. Menurut saya sih adegan itu nggak cocok buat Pevita Pearce. Dia kurang hot. *eh* astaghfirulloh. *nyengir*

Iseng google tentang film ini ada yang sudah nulis tentang kejanggalan-kejanggalan film ini. Si Mas itu nulis poin pentingnya sih, tiga poin. Poin pertama, waktu Ian ngejar kereta. hahaha. Iya, saya lupa nulis itu. Aneh banget kan, karena di novelnya mereka kumpul di Resto Padang, dan misal pun dipaksakan ketemu di peron mbok ya adegan lari-larinya dibikin rasional, dia masuk gerbong manapun juga nanti pasti ketemu kan. heheh. Begitu menurut si Mas itu. Iya sih memang logikanya demikian. Poin kedua waktu gerombolan mereka meminta air, dan langsung diberi sebotol air, logikanya seharusnya mereka nanya dulu, sumber mata iar terdekat dimana, begitu tulis si Mas. hahahaha. Yang ini juga bener. Poin ketiga, waktu mereka upacara di Mahameru, seperti yang juga saya sebutkan tadi, mereka seolah sebagai spot utama. hohohoo.

Udah ah....

huhuu...

Besok kamis sudah lebaran, Mohon Maaf Lahir Batin yaa....mas Donny. hehehehe


Sunday, August 04, 2013

Ndak asik

Beberapa bulan ini Indosat nggak asik blas. :( Masa aktif pulsa sudah tidak jor-joran seperti dulu. Sekarang pulsa 25ribu hanya memiliki masa aktif 1bulan. Dulu pulsa 10ribu bisa setahun masa aktifnya, karena setiap beli pulsa, dengan otomatis akan menambah masa aktif. Jadi, dulu pulsa saya selalu habis sebelum masa aktif habis. 

*oh jadi sebenarnya yang ndak asik itu bukan hanya Indosat-nya*

Lalu apa?

*Partner telpon atau sms mu*

Hahahaha...ish...

*Dulu pulsa selalu habis kan?bahkan sebelum masa aktif habis, sehingga membuatmu selalu membeli pulsa dan menambah waktu masa aktif lebih lama. Sekarang tidak begitu kan?*

Iya memang, tapi dulu juga karena ketentuan di Indosat tidak mematok masa aktif seperti sekarang. *sigh*

*Terus, sekarang mau gimana?Protes sama Indosat?Emangnya bisa?

Yo jelas ndak bisa. hahaha. 

Lembur yang menyenangkan pada akhirnya

Alhamdulillah...ujian skripsi sudah dijalani. Hahahaha. *ngekek tok* Ujian macam apapun itu. Tapi bersyukur, nggak terlalu nervous, sudah pasrahlah itu, yang penting dapat masukan dan wawasan. Semoga revisi yang bejibun itu segera kelar dan lancar jaya. Hai Mr.Brain *ketuk kepala*, lets melembur lagi. :D

Jumat memang berkah. Ujian proposal februari 22, 2013. Dan ujian skripsi agustus 2, 2013. Sama-sama hari jumat dan ada angka dua nya. Itu bukan kebetulan, mungkin memang semacam asesoris dari Tuhan bahwa, yes angka dan hari yang berkah untuk sebuah ujian. Ikhlas, pasrah dan legowo.

Tugas selanjutnya revisi-revisi. Cemamaaaaad. \(^o^)/

Wednesday, July 31, 2013

Si Pewarnamerah

Siapa sebenarnya si Pewarnamerah ini?
Dia menelusup masuk ke dalam pagiku. Pagi yang terus terang saja..aneh.
Awalnya ketika aku masuk ke dalam rumah, kulihat ada beberapa lelaki yang merombak kamarku. Mereka akan menginap. Setelah kulihat lebih cermat, mereka adalah kerabat yang datang dari Jakarta. Adik bungsunya akan melamar seorang perempuan, gadis Sragen. Aku marah, karena sepengetahuanku, ibu sudah menjelaskan bahwa rumah ini terlalu sempit untuk keluarga besar mereka. Aku pergi. 

Di pelataran rumah kulihat anak-anak kecil memegang gulungan kertas yang mereka selipkan di antara jari telunjuk dan jari tengah, sesekali mereka menghisapnya, seolah itu adalah rokok. Astaghfirullah, padahal ada ibunya dan ibunya tampak biasa saja, malah sepertinya ibunya membiarkan. Ku sapa ibu itu, "Bu, kok anaknya diajarin merokok sih. Iya memang itu bukan rokok, tapi tetap saja itu tahap awal mengenalkan mereka kepada rokok." Ibu itu menjawab dengan tersenyum (atau bahkan mungkin tertawa) "Merokok nggak papa yang penting pintar baca abata." Gila, pikirku. Huh, aku tak mau ambil pusing.

Sampai di lapangan sepak bola depan rumahku, kulihat banyak tenda di sekeliling lapangan. Ada satu tenda berisi banyak sekali kambing. Kambing-kambing itu sepertinya masih muda. Hei, ini acara Idul Kurban, tapi kenapa yang disembelih kambing yang muda?bukankah itu tidak boleh. Ah entahlah, tiba-tiba ada seekor kambing yang meloncat dari kandangnya. Dia lari, dan teman-temannya juga, mulai membuat kekacauan dan keluar dari kandang masing-masing. Wohoo..apa-apaan ini. Sepertinya ini adalah acara yang diselenggarakan pihak salah satu universitas di kotaku. Ada banyak tamu undangan juga. Para tamu undangan yang raut mukanya khawatir melihat keributan si kambing-loncat-kandang.

Kudapati diriku sudah mengendarai motor. Berkendara entah kemana, tiba-tiba tikungan menjadi sempit, kakiku bahkan hampir terlindas sebuah ban mobil sedan ketika sedang berhenti menunggu antrian motor di depanku. Ah crowded sekali. Dan tiba-tiba sebuah motor dari belakang berusaha menyalip,"hoei mas, jalan sempit begini kok ya srundal srundul." begitu gumamku. Dia berhasil menyelipku, aku terpaksa berhenti karena dia di depanku dan itu tepat di tikungan selanjutnya. Dia terkejut dan pandangannya linglung. Halah kenapa sih ini orang, pikirku. Aku pun berusaha maju, kulihat, jalan di depan kami tidak ada. TIDAK ADA! Ya, jalan di depan kami adalah sebuah warung makan. Apa-apaan ini. kemudian aku membuka jendela warung makan itu, jendela yang cukup besar. Aku tenteng motorku dengan satu tangan, aku masuk ke warung itu melalui jendela. Tangan kiri membuka jendela, tangan kanan menenteng motor, kakiku kuinjakkan hati-hati di atas meja, harus hati-hati karena ada banyak sekali makanan di piring-piring. Begitu aku melompat dan mendaratkan kaki di lantai, aku berteriak "Apa sih ini? Kapan bangunan ini dibangun? apa iya dalam semalam bisa bikin bangunan sebesar ini di tengah jalan. Nyari duit ya nyari duit tapi ya ndak gini caranya. Dasar rektor gendeng." Entah kenapa aku menyebut rektor, pasti warung dadakan ini ada karena hajatan kambing di lapangan tadi. cih..

Keluar dari warung ternyata warung tersebut terhubung dengan rumah bude, rumah tetangga bude mungkin. Oh iya, mas-mas yang melongo tadi ikut bersamaku, mungkin dia bingung juga. Lalu bude menyapaku, menanyakan kabar dan lain sebagainya. Setelah menjawab pertanyaan bude, mas-mas tadi bertanya pada bude dimana toilet? Aku yang menjawab di sebelah sana, mau kuantar? Dia tersenyum mengikuti ku yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sampai jauh dari jarak dengar bude, mas-mas ini bertanya, "kamu lupa padaku ya?" 

Hah, memangnya kenal ya. Kuamati dia dengan seksama, aku benar-benar lupa, tidak mengenalnya. Kemudian dia menarik ujung kaosku dan membuka lipatannya, dia membaca. Yang aku heran yaaa, kenapa ada tulisan banyak sekali di sebelah ujung dalam kaosku. Kaos yang bertulisakan sebuah kalimat berspidol merah dan hitam, sepertinya sebuah percakapan. Intinya kaos itu diberikan padaku sebagai kado, dan sang pemberi sepertinya adalah kekasihku. Ah, aku ingat, iya itu kado dari kekasih, sebuah kaos bergambar tokoh komik Yotsuba. Mas-mas itu raut mukanya nampak kecewa, dia terduduk di hadapanku, kemudian berkata, "sudah kuduga aku terlambat, kau sudah memiliki kekasih." Aku mengernyit, siapa sebenarnya orang ini. 

Dia tahu aku tidak ingat padanya, kemudian dia mengeluarkan secarik kertas lusuh bertuliskan sebuah nama atau lebih tepatnya username, alamat email, nomor telepon dan pesan. Pesan yang berupa puisi. Dia menyuruhku membacanya, "Bacalah, supaya aku benar-benar yakin kau memang sudah tak mungkin aku miliki." Aku tidak bergeming, aku masih bingung dan sejujurnya kalimat dalam kertas itu isinya adalah pernyataan cinta. Apa iya dia sedang berusaha menyatakan cintanya padaku? atau dia sedang mengujiku dan memintaku menyatakan cinta padanya? Lalu bagaimana nanti kekasihku jika ia tahu aku membaca kalimat seperti itu dihadapan seseorang lelaki yang sepertinya sedang berusaha mengambil hatiku.

Aku tetap diam, dengan berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan ingatan tentang apa yang terjadi sebenarnya. Sekelebat-sekelebat ingatan mulai hadir, dia sepertinya adalah seseorang yang ku kenal di dunia maya, kami sering bercerita dan dia pernah mengatakan akan menemuiku, tapi itu sudah lama sekali. Aku benar-benar lupa.

Dia tersenyum lembut sekali, senyum yang sedikit perih, di hadapanku. Oh dia sedang patah hati. Aku tak percaya, aku mulai mengingat dia yang dulu begitu akrab denganku melalui ketikan huruf keyboard. Berusaha menguasai kekagetanku, aku menutupkan tangan keseparuh wajahku dan memandangnya, aku benar-benar tak percaya aku bertemu dengannya. Tiba-tiba dia memajukan wajahnya dan mencium tangan yang menutupi wajahku. Matanya beradu pandang dengan mataku. Hei...kenapa aku diam saja. Ada rasa dag dig dug dan marah. Tapi kenapa aku diam saja, hei ada apa denganku....

Lambat kelamaan kehadirannya di depanku menjadi buram. Dia tetap tersenyum lembut dan getir. Lalu ada suara di sekelilingku, "ini bukan alam nyata, bangunlah..."

Aku terbangun di kamarku, sendiri dan tidak ada yang berubah, hari masih pagi, dan mimpi ini terlalu aneh. Siapa mas dengan username si Pewarnamerah itu.
Jatuh cinta padamu itu sesimpel ketika kau mencegahku pulang cepat dan memintaku tinggal sedikit lebih lama untuk berbuka bersama.
Jatuh cinta padamu itu sesimpel cubitan-cubitanmu di pipiku kemudian berseru "ih mukanya berminyak"
Jatuh cinta padamu itu sesimpel obrolan kecil kita tapi mata masing-masing dari kita tidak lepas dari layar laptop.

Jatuh cinta padamu itu simpel..
Dan candu...

Hei, kau fasih berbicara dengan bapak-bapak kan?

Seringlah nanti ngobrol dengan bapakku..
Bertemanlah dengan beliau...

Jadilah menantunya...


Saturday, July 27, 2013

Al-Fatihah

-aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
-dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang
1. Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam
2. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
3. Yang menguasai hari pembalasan
4. Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah Kami meminta pertolongan
5. Tunjukilah Kami jalan yang lurus
6. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka
7. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat

Thursday, July 25, 2013

Saya ingat saya jatuh cinta

Saya ingat, pernah suatu hari sebelum berangkat ke laboratorium untuk penelitian, saya mengeluh di akun fesbuk saya. Saya lupa bagaimana kalimat persisnya, yang pasti saya nampak lelah dan ingin berhenti sejenak. Dan yang saya ingat adalah sebuah pesan yang datang begitu saya tiba di kampus. Sebuah pesan yang membuat saya terharu dan mbrambang.

Maka bertahanlah secara kreatif, janganlah merunduk,
kalaupun merunduk, janganlah terlalu terbenam,
kalaupun terbenam, janganlah terlalu lama,
jikapun terbenam, semoga kita meninggalkan kebaikan atas sesuatu
Cherio!!
Barusan saya tahu itu adalah kalimat dari Muhidin M Dahlan. Tapi sepertinya kalimat terakhir ditambahi sendiri. Ah toh pesan itu sudah cukup menenangkan hati yang mengeluh. huhuhu.
Ya. Akun fesbuk saya dulu penuh dengan keluhan (sekarang juga sih, hehe, tapi tidak senggilani dulu).
Dan tiap saya mengeluh yang seolah dunia akan berakhir hanya karena penelitian yang tak kunjung berhasil, selalu di ponsel saya hadir sebuah pesan yang menyemangati.

Bukan karena hari ini indah, kita menjadi bahagia
tapi karena kita bahagia, maka hari ini menjadi indah.
Bukan karena tidak ada rintangan, kita menjadi optimis,
tapi karena kita optimis, maka rintangan menjadi tidak terasa.
Bukan karena mudah, kita menjadi yakin bisa,
tapi karena kita yakin bisa, maka semuanya menjadi mudah.
Bukan karena semuanya baik, kita menjadi tersenyum
tapi karena kita tersenyum, maka semuanya menjadi baik
Selalu ada semangat untukmu. 

Saya jatuh cinta.....

^_^

Tentang marah dan mengendalikannya

"memang aku yang salah, tapi setiap kali menegur dia selalu menggunakan bahasa yang tidak menyenangkan."
Begitu isi sms yang teman kirimkan pagi ini. Hmmm...saya menjawabnya dengan "Mungkin karena hanya yang tidak menyenangkan itu yang dia tahu. Maklumilah."

Saya menjawab demikian seolah saya juga berkata pada diri sendiri.

Jika orang menegur secara terus menerus menggunakan cara yang tidak menyenangkan ya mungkin karena dia tidak tahu bagaimana menegur dengan cara yang lebih lembut. Jreng..jreng..

Jika dia pernah menegur dengan lembut lalu suatu saat dia menegur dengan kasar, mungkin dia sedang banyak pikiran. Dimaafkan saja.

Kita harus pandai-pandai membaca ya dan memaafkan ya.

Ah iya kemarin saya mencari tahu, ayat AlQuran tentang marah.
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran – 134)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah" (HR.al-Bukhari dan Muslim)
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”(HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dinyatakan hasan oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.)
Dan Rasulullah SAW memberi petunjuk bagaimana cara mengatasi marah jika tanda-tanda marah sudah mulai muncul, diantaranya:

  1. Berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan. Dari Sulaiman bin Shurad beliau berkata: “(Ketika) aku sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ada dua orang laki-laki yang sedang (bertengkar dan) saling mencela, salah seorang dari keduanya telah memerah wajahnya dan mengembang urat lehernya. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia mengucapkannya maka niscaya akan hilang kemarahan yang dirasakannya. Seandainya dia mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”, maka akan hilang kemarahan yang dirasakannya”(HSR al-Bukhari dan Muslim). 
  2. Diam. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah maka hendaknya dia diam”(HR Ahmad dan al-Bukhari, dinyatakan shahih dengan penguatnya oleh syaikh al-Albani).
  3. Duduk atau berbaring. Dari Abu Dzar al-Gifari bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya dia duduk, kalau kemarahannya belum hilang maka hendaknya dia berbaring”(HR Abu Dawud, Ahmaddan Ibnu Hibban, dinyatakan shahih oleh imam Ibnu Hibban dan syaikh al-Albani.) 
Jadi, jika ada yang menegur dengan ucapan yang tidak menyenangkan, jangan buru-buru tersinggung, jangan buru-buru marah. :)

Well, saya jadi ingat, mas kalau marah bisa diam sampai dua tiga hari, dia sedang mengatasi supaya tidak marah dan berkata kasar pada saya. Eeh saya kadang malah tambah nyolot dengan mengatakan 'diam tidak menyelesaikan masalah'. *sungguh saya memang terlalu* hehehe.

Apalagi ini bulan puasa yaa, jadi baik-baik mengendalikan marah nya.

Wassalam.. :)

::Hadis dan tentang menahan marah di atas saya dapat dari artikel ini.::

Wednesday, July 24, 2013

Kepincut Superguy





Dia begitu bahagia bersama teman-teman dan kegiatannya...

Superguy....

sensitip

Kamu yang ceplas ceplos dan saya yang sensitip.

Saya yang ceplas ceplos dan kamu yang sensitip.

Kamu dan saya berjodoh, itu sungguh kuasa Gusti Pangeran.

Ngapunten atas kesensitipan saya pagi ini...

Tuesday, July 23, 2013

*pukpuk* selasa

Memangnya aku masih boleh protes? No!

Mengharapkan percakapan pagi yang menyenangkan kini sangat sulit.
Atau mungkin aku yang berharap terlalu tinggi untuk sebuah kata menyenangkan.
Mungkin aku yang kurang bersyukur untuk sebuah percakapan yang sudah cukup baik.

Oooh...ampuni aku Yaa Gusti...
Aku...hambamu yang tidak bersyukur..

Monday, July 22, 2013

Iya ada yang berubah dari diri saya. Dari excited menjadi sedikit kecewa. Kenapa kecewa? Karena memiliki harapan yang terlalu tinggi. Iya, saya berubah. Dan itu salah saya.

Friday, July 12, 2013

Teguran dan provokasi yang pas.

Tuhan menegur dengan cara yang luar biasa. Selamat pagi jumat berkah...
Ya, sekali lagi Tuhan menegur saya. Dengan cara yang nampol luar biasa. Berkali-kali saya mencari pembenaran dalam diri saya pun akhirnya hanya berujung pada, oyeee saya yang salah.

Ya sudah, bismillah, mungkin ini pertanda komunikasi harus diperbaiki, Tuhan mengingatkan saya. Alhamdulillah. Semoga jalan memperbaiki juga terbuka.

Ndilalah juga di halaman news feed fesbuk ada yang mengatakan bahwa
Adalah hal yang sangat baik adanya jika seseorang mau berubah jadi lebih baik. Tetapi, beberapa perubahan memang membutuhkan proses dan provokasi yang pas.

Menghargai setiap proses manusia yang sedang bertumbuh akan lebih memungkinkan ia berubah menjadi semakin baik dan hebat dari hari kehari :)

Berproses itu hukum alam, maka ia itu ALAMIAH :)
Siapapun yang menentang kebenaran alamiah ini akan menghantam tembok kekecewaan yang mendalam dan stres yang sebenarnya tak perlu.
Menggarisbawahi  kalimat Proses dan provokasi yang pas.  Yang pas atau dipaspaskan lebih tepatnya. Harus dipaspaskan. :) Provokasi bisa dari dalam diri atau menggali dari yang orang lain tunjukkan. Misalnya, saya sedang dalam proses menyelesaikan tugas akhir, sebelumnya saya acuh tak acuh karena merasa bahwa masih banyak waktu, sekarang tinggal satu bulan, harus selesai, harus. 

Provokasi dari dalam diri saya adalah, kalau ndak mau berjuang keras, saya akan DO, dan itu tentu akan mengecewakan orang tua saya, dan tentu diri saya sendiri. 

Provokasi dari luar adalah pertanyaan-pertanyaan dan perhatian yang ditunjukkan orang sekitar. Teman, sahabat, orang tua, saudara, semua selalu memberi semangat dengan caranya masing-masing. Tidak selalu dengan cara kalimat yang positif tapi juga sindiran dan guyonan yang nyelekit, tapi ya itu tadi harus dipaspaskan, harus ada mindset bahwa mereka menyemangati bukan sedang menyakiti, mereka hanya menunjukkan perhatian. Meskipun nyelekit tapi diri kita sendiri yang harus ngepaske bahwa itu wujud menyemangati yang mereka bisa. Ndak bisa kita meminta mereka untuk menyemangati sesuai dengan keinginan kita. Itu perhatian mereka, itu cara mereka.

Intinya, provokasi yang pas bisa dari diri sendiri maupun orang lain, kadang yang nyelekit itu memang musti dipaspaske dewe, dengan berpikir positif.

Jumat berkah...semoga memberkahi setiap langkah kita.

Amin.