Saturday, November 29, 2014

Medical Top Team dan operasi transplantasi paru-nya

Saya, beberapa hari kemarin dapat drama Medical Top Team. Ceritanya tentu sudah bisa ditebak, tentang dokter-dokter bedah yang berkemampuan luar biasa. Jadi, sama seperti Good Doctor dan Doctor Stranger yang telah lebih dulu saya tonton, isinya perut pasien dibedah dan organ di dalamnya dikuwek-kuwek. Ngeri-ngeri sedap. Meskipun itu pasti bukan perut manusia asli, tapi tetap saja mirip dan rasanya organ dalam asli. Dan saya ikut nyeri. Sering ada episode ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak dan diberi pijat jantung. Bayangkan jantung itu dipijat menggunakan tangan sang dokter bedah. Duh nyeriiiii. 

Nah pada episode 3 atau 4 dalam drama ini, ada kasus transplantasi paru-paru dari donor hidup. Si Pasien adalah anak kecil. Awalnya saya bingung dengan transplantasi paru ini, yang diambil satu organ atau sebagian organ saja. Jika satu organ paru-paru, lalu bagaimana keadaan si pendonor? itu yang membuat saya bertanya-tanya. Kita memiliki dua buah paru-paru, jika salah satunya diambil, apakah dengan satu paru saja bisa bekerja maksimal. Payah kan, anak biologi kok ndak paham. hahaha. *toyor* 

Jika transplantasi hati atau jantung atau ginjal, saya pernah mendengar. Organ hati bisa meregenerasi selnya sendiri, jadi jika ditransplantasikan sebagian, hati bisa tumbuh kembali bahkan hingga seukuran semula dan dapat bekerja dengan baik. Sedangkan untuk ginjal, karena kita memiliki dua buah, jika salah satunya didonorkan, satu yang tersisa juga masih bisa bekerja dengan baik. Tentu dengan catatan, sang pemilik ginjal harus memperhatikan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsikan. Salah satu dosen saya ada yang demikian, hanya memiliki satu ginjal, dan beliau lebih memilih banyak minum air bening. Kita semua juga sebaiknya banyak minum air bening. Supaya ginjal kita sehat. Tidak hanya untuk menjaga kesehatan ginjal loh, banyak minum air bening itu sangat baik untuk metabolisme tubuh. Ingat, tubuh kita 80 % nya adalah zat cair.

Kembali lagi ke soal transplantasi paru-paru. Jadi, setelah saya mencari artikel melalui internet, donor paru-paru dari pendonor hidup adalah memotong sebagian paru-paru pendonor kemudian ditransplantasikan kepada si penerima. Paru-paru masih bisa bekerja dengan baik meskipun telah dipotong sebagian.Namun, ketika saya mencari melalui google dengan kata kunci berbahasa inggris, yang lebih banyak dibahas adalah si penerima donor, bukan si pendonor. Saya masih penasaran, bisakah sel-sel paru yang dipotong meregenerasi dirinya menjadi paru utuh? Perlu belajar struktur jaringan hewan lagi nih sepertinya. :)


Sunday, November 23, 2014

Planaria


Pagi itu dia dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dua anak perempuan yang memiliki keinginan yang berbeda. Seorang ingin tinggal, seorang lagi ingin pergi. Mereka berdua bersikeras dengan keinginannya masing-masing. Dan mereka berdua bersikeras ingin bersamanya. Saya tahu itu pasti cukup sulit bagi dia. Dan terutama bagi si anak besar, yang ingin pergi. Dia harus sabar sejenak menunggui si anak kecil. Si anak kecil tak mengerti apa-apa, dia hanya ingin tinggal bersama dia dan si anak besar, di rumah. Sedangkan dia juga ingin pergi, namun tak mungkin baginya meninggalkan si anak kecil sendirian di rumah, itu terlalu mengkhawatirkan.

Drama pagi itu berlangsung selama kurang lebih dua jam. Saya tak terlalu memperhatikan bagaimana ekspresi dia dalam situasi itu.

Dua jam kemudian dia membelah dirinya menjadi dua. Seperti planaria.

Ya, planaria yang jika kau potong melintang tepat di tengah tubuhnya akan menjadi dua individu baru. Satu bagian akan tumbuh ekor, satu bagian akan tumbuh kepala. Tentu jika terjadi pada manusia, maka satu bagian akan tumbuh kaki, bukan ekor.

Kita lupakan tentang dia dan dua anak perempuan itu. Sepertinya masalah sudah selesai, meskipun dengan ending yang tidak terlalu memuaskan bagi si anak besar. Keinginannya pagi itu tidak berjalan sesuai harapannya, dia tidak mendapatkan suasana yang dia inginkan. Bubur ayam di Ungaran.

Planaria adalah cacing pipih dengan kepala segitiga. Dia hidup di air yang jernih dan bersih. Jangan membayangkan dia sebesar gambar dalam buku Taksonomi Hewan. Dia kecil, begitu keciiiil, hingga supaya lebih jelas kau harus melihatnya menggunakan kaca pembesar. Dengan mata telanjang memang bisa, namun akan lebih nyaman jika menggunakan kaca pembesar atau mikroskop.

Pada suatu praktikum ekologi kami pergi ke Semirang, sebuah tempat di Gunung Ungaran, yang memiliki air terjun. Air terjun di gunung, pastilah berair yang jernih. Maka, sebelum mengukur kecepatan aliran air, mengukur kadar O2 CO2, ketinggian, kelembaban tanah,  dan perihal ke-ekologian yang lain, kami menyiapkan sebuah umpan untuk sang planaria. Umpannya adalah sepotong daging atau hati ayam. Ya, planaria senang makan daging, obyek yang berbau amis menyengat akan dia dekati dan makan. Maka, potongan daging berukuran 2x2 cm itu kami letakkan di dalam sebuah gelas plastik dan kami tempatkan di bawah bebatuan besar. Planaria menyukai tempat-tempat gelap, maka ketika mengamati planaria ini, coba letakkan daun dalam gelas pengamatan, planaria akan cenderung bersembunyi di bawahnya, menghindari cahaya.

Planaria Dugesia
 Setelah beberapa jam melakukan segala hal berbau ekologi, maka kami mulai mengintip gelas umpan kami. Dan voila, ada seekor planaria berenang di sana. Harus jeli. Karena mungkin ada juga banyak bebatuan dan pasir yang masuk, dan sekali lagi, planaria ini begitu kecil.

Setelah semua mata kami mampu mengidentifikasi kebaradaan planaria, maka ibu dosen meminta kami untuk memotong planaria menjadi dua bagian, secara melintang. Sebenarnya secara membujur juga bisa, hanya saja, karena begitu kecil, kami akan kesulitan memotongnya, maka paling aman adalah secara melintang. 

Sudah terpotong menjadi dua. 

Kami menunggu....menunggu...dan menunggu...menunggu...menunggu...menunggu...menunggu....mata kami tidak lepas dari dua potongan planaria itu. 

Lalu...taraaaa...sang ekor muncul kepalanya dan sang kepala muncul ekornya. Ukurannya memang tidak langsung seukuran dengan planaria sebelum dipotong. Ya, satu planaria menjadi dua planaria yang lebih kecil. That’s awesome. Hahahaha. Menjadi mahasiswa biologi memang tidak boleh gumunan. But, that’s sooooo awesome. Hahaha. Setelah dua minggu ukurannya akan mejadi besar. Tentu sebesar planaria pada umumnya. Tidak akan sebesar ikan lele. Trust me.

Planaria ini termasuk dalam kingdom animalia, dalam filum Platyhelminthes (cacing pipih). Filum yang sama dengan cacing pita dan cacing hati. Tahu kaaan? Cacing parasit yang menggerogoti hati dan usus hewan ternak seperti babi dan sapi, dan bisa juga hidup nyaman di usus dan hati manusia. Tapi planaria termasuk dalam cacing pipih yang bukan parasit. Jenis yang kami amati, atau yang biasa ditemukan di perairan gunung adalah genus Dugesia. Dia hidup bebas di air bersih. Dia juga merupakan indikator alami perairan. Jika dalam aliran air gunung tercemar, maka planaria tidak akan kita temukan di dalam nya. Kenapa? Karena dia planaria bernapas menggunakan seluruh permukaan tubuhnya, sehingga air yang tercemar juga akan mencemari kadar oksigen di dalamnya. Maka, wahai para manusia jangan mandi di air terjun (sungai gunung) menggunakan sabun, shampo, pasta gigi dan bahan kimia lainnya yaa. Itu akan mencemari lingkungan dan merusak habitat alami di sana. Habitat alami yang rusak bukan tanpa akibat lhooo. Satu rantai ekosistem rusak, bukan tidak mungkin satu semesta ini rusak.

Planaria ini memang makhluk hidup yang nampak sepele, karena dia begitu kecil, tapi tuhan pasti menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan manfaatnya masing-masing.

Mari kita mulai menjaga kelestarian alam ini.

Salam lestari.

Hihihihi.

foto planaria diunduh dari http://www.cdb.riken.jp/en/labtour/downloader/list/p-5.jpg

Tuesday, November 18, 2014

17 Nopember



17 Nopember 2014

Dua tahun yang lalu tepat tanggal ini, saya telah melakukan perjalanan yang hingga detik ini saya masih tak percaya saya pernah melakukannya. Itulah berkah dari Gusti. Dan saya mensyukurinya. Entah kapan lagi saya mampu.

Mungkin suatu kebetulan mungkin juga tidak. Saya tidak percaya kebetulan terjadi begitu saja, ada skenario luar biasa di dalamnya, itu pasti. Seperti hari ini, saya berjalan melewati halaman pak tetangga, beliau sedang membuat sebuah meja dibantu seorang mas tetangga. Saya menyapa anaknya, si mas tetangga yang menjawab. Dia tertegun sejenak membaca tulisan di kaos yang saya kenakan. Keep Merbabu amazing, Gunung merbabu 3142 mdpl. Lantas si mas tetangga berkata, “wah mbak dani kaosnya merbabu. Pernah ke merbabu to mbak dani?” tatapan matanya seolah tak percaya. Saya menjawab, “hehehe. Iya mas, pernah.” Dan masih dengan tatapan tidak percaya dia bertanya lagi, “naik dari mana?cunthel?”. Saya jawab, “dari Wekas mas.” Sepertinya si mas tetangga masih ingin bertanya, namun saya berlalu. Dalam hati saya berkata, saya saja tak percaya bahwa dua tahun yang lalu saya naik merbabu, mas. Dan jangan percaya saya mampu, saya naiknya digendong kok. Hahaha.

Lalu saya ingat, oh iya tanggal ini tepat dua tahun yang lalu. Kebetulan sekali, saya mengenakan kaos ini sejak hari sabtu, which is tanggal 15 Nopember, tepat ketika kami memulai perjalanan itu. Aduh saya jadi mengingat lagi detil perjalanan itu. Maklum yaa, itu pengalaman pertama. Jadi agak susah move on.
Sambil menyirami anggrek di belakang rumah, saya senyum-senyum mengingat semua itu. Lalu saya lewat lagi di depan mas tetangga, dia masih ingin bertanya, saya senyumin saja. Nampaknya dia memang tidak percaya, anak rumahan macam saya dolan sampai Merbabu. Hahaha. Sekali lagi saya ingin memberi tatapan padanya “Saya pun tak percaya mas, bahwa saya bisa sampai di sana. Jika bukan karena kehendak Gusti dan teman-teman yang luar biasa.”

26 tahun dan saya kewalahan menghitung berkah Gusti. Sehat, bahagia, riuh, sabar, paham. Semua rasa itu berkah. Pun berkah kecil yang seringnya luput saya syukuri. Sakit, sedih, sepi, marah, sentimental, bingung. Semua itu juga berkah kan ya.

Selamat tanggal lahir, Dan. Semoga semakin dewasaaa. Hahaha. *toyor*

Saturday, November 15, 2014

menikah itu riweuh

Semarang, 14 November 2014.

Itu kemarin, iya kemarin. Rasanya seperti riweeeeeeuuuh. Hahahaha. Siapa yang mau melamar, siapa yang ikutan riweuh. 

Sepupu dari Jakarta akan melamar kekasihnya di Purworejo. Mampir dulu istirahat di rumah kami. Sebelum mampir, jauh-jauh hari sudah berpesan untuk minta dibelikan apa-apa yang harus dibawa ke rumah calon besan. Ibu saya bingung karena belum pernah melamar anak orang, apalagi anak-anak ibu semuanya perempuan, bukan sebagai pihak yang melamar. ehem. Akhirnya ibu tanya sana sini, terutama kepada pakde yang notabene anaknya laki semua. hohoho. Kalau hanya untuk melamar sebaiknya tidak usah bawa banyak-banyak, anggap saja oleh-oleh. 
Baru nanti ketika sudah seserahan, bawa yang macam-macam dalam jumlah ganjil. Ganjil mulai dari tiga, lima, tujuh dst. Nah untuk seserahan ini, pada bagian makanan ada beberapa jenis yang harus ada diantaranya yaitu jenang, wajik, pisang raja. Mungkin maksudnya bawa jenang dan wajik adalah supaya raket dan lengket selamanya. uhuk. Dan pisang raja mungkin simbol supaya sang lelaki bisa menjadi pemimpin bagi keluarganya, raja. hah..itu interpretasi saya semalam dengan ibu. 

Ah memang adat Indonesia itu sarat dengan makna...

Menikah itu riweuh, bukan hingar bingar resepsinya maksud saya, tapi proses hingga acara resepsi itu yang panjang. Melamar/dilamar, pengajian, seserahan, akad, resepsi. Lah kan cuma itu, apa riweuhnya. hahahaha. Itu acara pokok saja, kadang acara pengajian tidak dilakukan, tergantung keluarga. Semua memang tergantung keputusan keluarga, dan bukan hanya satu keluarga. CATET. Karena yang menikah adalah dua anak manusia dari dua pasang orang tua dan dua keluarga besar. fiuh..*lap kringet*

Ah kembali ke proses. Sering ada keluarga yang menginginkan prosesi adat lengkap, di Jawa Tengah, setahu saya, Melamar/dilamar, pengajian, siraman/midodareni, seserahan, akad nikah, temu pengantin, resepsi, ngunduh mantu.

Saya, sudah pernah merasakan bagaimana riweuhnya ibu (terutama ibu) dan bapak menyiapkan pernikahan mbak. Dan tentu saja saya kecipratan.

Acara melamar itu memang tidak terlalu ribet, karena kami sebagai pihak perempuan hanya menerima, yaa menyediakan makan minum dan tempat, serta "menerima" lamaran. Namun sekarang, kami adalah pihak laki-laki. Yang melamar. Dan menyiapkan apa yang belum pernah kami lakukan itu rasanya sungguh ehm gado-gado. Karena ibu juga tidak paham apa yang seharusnya dibawa keluarga lelaki, seingat kami dulu mas ipar hanya membawa makanan, buah-buahan, tapi bude pesan jarik dua macam. Akhirnya apa yang kami siapkan kemarin hanya roti bundar empat loyang, buah-buahan satu keranjang parsel, jarik dua macam, dan satu nampan tahu bakso. hehehe. Ungaran gitu. Saya kebagian beli keranjang dan bungkus jarik. Dan eh ya kok cari kardus kado itu ternyata ndak gampang, ngepasi kosong semua.

Tapi yaa, sudah lewat. Alhamdulillah, lancar. Prosesi lainnya akan dilaksanakan bulan desember tahun ini. Bulan depan.

Kemudian pengajian atau pemberkatan. Lalu siraman/modidareni. Seserahan dilanjut dengan akad nikah. Temu pengantin, baru kemudian resepsi. Memang nampaknya simpel saja. Apalagi kalau cuma sebagai tamu undangan yaa. hahaha.

Yang riweuh itu behind the scene nya. Ada pembentukan panitia. Panitia yang bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan jalannya acara. Panitia ini biasanya diisi oleh tetangga sekompleks rumah dan keluarga. Baik-baik deh sama tetangga, karena mereka itu yang pertama bantuin kita disaat seperti ini. hehehe. Panitia ini lah yang riweuh. hahaha.

Dalam setiap prosesi, menemui riweuh nya masing-masing. Menentukan hidangan apa saja yang harus ada. Menentukan hidangan apa yang pantas untuk setiap acara. Hidangan yang harus ada? itu adat kak. Seperti yang sudah saya singgung di atas. Adat penuh dengan simbol dan makna. Tentu saja, adat arab dan adat jawa itu BEDA. hahaha. Jenang dan wajik, supaya selalu rekat dan erat, dan sebagainya.

Membuat daftar tamu undangan. Saya kebagian mengetik nama tamu undangan yang nantinya akan ditempel di kartu undangan. Dan itu tidak mudah. Tulisan bapak terkadang membuat saya salah tafsir. hehehe. Dan urusan undangan ini dulu yang mengurus desain dan pemesanan adalah mbak, dan dua minggu sebelum hari H, belum jadi, membuat bapak menjadi uring-uringan. Hawa-hawa menjelang pernikahan memang hawa uring-uringan. hahaha.

Untungnya, seserahan itu urusan pihak lelaki yah, dua mempelai sih. Katanya dulu hanya pihak lelaki saja yang menentukan, namun kini ketentuannya lebih longgar. Menimbang segala ukuran dan kesukaan khawatir tidak pas, kini, sebaiknya kedua calon mempelai yang mempersiapkan. Seserahan itu isinya kebutuhan mempelai perempuan. Simbol bahwa nanti nya sang lelaki mampu menyanggupi itu semua. Mulai dari peralatan ibadah, kain, pakaian panjang, pakaian dalam, make up, asesoris, alas kaki, perlatan mandi dan jajanan/ makan. Kunci mobil juga boleh. Tapi digendong ke mana-mana agaknya juga romantis. hahaha. Bercanda. Seserahan ini harus ganjil. Satu, tiga, lima, tujuh, sembilan dst. Kenapa ganjil? saya tidak tahu kenapa. Mungkin karena tuhan senang angka ganjil. hehehe.

Saya paling senang prosesi temu pengantin. Ada lempar sirih, injak telur, cuci kaki, digendong dan dipangku bapak pihak perempuan, menuang beras, suap-suapan. hehehe. Itu simbol semua. Tapi makna saling melempar sirih, saya tidak paham maknanya apa. Kalau cuci kaki, sepertinya simbol bahwa sang istri nanti akan merawat dengan sabar sang suami. Semacam itu. Sedangkan menuang beras, nah ini sang perempuan yang menerima tuangan beras harus menjaga supaya beras tidak kocar kacir dan semuanya masuk ke dalam wadah dengan baik. Hal ini bermakna, bahwa sang istri bisa menjalankan rejeki yang diberikan suami, berapapun rejeki yang diberikan oleh suami cukup untuk kehidupan rumah tangga mereka.

Lho kok malah cerita itu. hehehe.

Karena tadinya saya ingin bercerita tentang riweuh nya menikah, saya jadi mengingat lagi kesenangan-kesenangan dalam prosesi pernikahan. Riweuh memang, tapi senang. Melihat para tetangga berkumpul, bermusyawarah demi kelancaran acara. Melihat ibu-ibu berkumpul, memasak dan bercerita. Melihat para pegawai penyewaan alat-alat pernikahan mendirikan tratag. Oh karena halaman, tepatnya lapangan di kompleks kami luas, maka acara diadakan di lapangan tersebut, tidak sewa gedung. Melihat para pendekor pelaminan juga menyenangkan. Saat itu saya menempatkan diri duduk di antara keramaian itu. Dan saya senang. Ada kebahagiaan tersendiri melihat itu semua. :)

Saya belum menikah, tapi saya terlibat dalam acara pernikahan mbak. Dan yang baru-baru ini adalah sepupu.

Di dalam keriweuhan itu banyak doa baik mengalir. :)

Tentu banyak yang berkomentar, menikah itu yang simpel saja, seperti nasihat Rasulullah. Ya, memang. Dalam islam tidak diperbolehkan berlebihan, jika tidak mampu. Dan sejujurnya, saya pun ingin nantinya jika saya menikah, yang simpel saja. Tapi menikah itu kan bukan perkara dua orang saja. Ada orang tua dna keluarga. Orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Yang ingin saya ceritakan di sini, bukan perkara riweuh yang memberatkan, tapi riweuh yang menyenangkan. Riweuh yang diberkati.

Selamat menikah bagi siapa saja yang telah menikah, baru saja menikah dan akan menikah. Selamat merajut cerita baru.

Barakallahu laka wa baraka alayka wa jama'a baiynakuma fii khair.

Friday, November 14, 2014

sakit akan menjawabnya

"Ketika hatimu tak mengatakan yang sejujurnya, maka sakit akan menjawabnya."

Itu kalimat dari drama korea (lagi) Master's Sun. Dan pagi ini saya dialog dengan hati saya, sebuah pertanyaan saya tujukan padanya, "hae..kamu baik-baik saja?sakit ndak?marah ndak?". Setelah melihat postingan yang yeah sebenarnya iseng. Iseng-iseng ndak penting. Dan seharusnya saya ndak usah mikirin kan ya. Tapi ya itu, saya tertarik membaca komentar-komentarnya dari atas sampai bawah.

Serius, saya nengok ke dada kiri, saya pegang dada kiri dan tanya padanya. hahaha. Sudah mirip orang gila belum yaa, ah orang gila aja nggak gitu-gitu amat kok

Karena kadang hati ini baik-baik saja, tapi pikiran yang memprovokasi untuk marah dan sakit. Padahal hati nya cuek saja.Kan mending nanya langsung saja to, jujur-jujuran pikiran dan hati. Biar pada musyawarah gitu lho. Biar ndak saling menelikung.

Jadi, saya tanya lagi, lihat dan pegang dada kiri, piye perasaanmu?

Eh ada yang bilang, hati ki di perut kanan bawah. Bukaaan. itu liver. Hati yang sering dimaksudkan orang itu jantung, heart. Yang kadang nyeri kalau lagi patah cinta. hehehe. Yang sering jadi sesak karena bahagia. halaaah..





Tuesday, November 11, 2014

Revolusi Diri. Fighting!

Revolusi mental itu dimulai dari diri sendiriiiiii, bukan orang laiiiiin. 
Jadi, yang pertama kali mesti dinyinyirin adalah diri sendiriiiiii, bukan orang lain. 
Memberi diri sendiri ucapan terima kasih dan pujian, dan meminta maaf sekiranya sudah bersalah pada diri sendiri. Ah itu perlu. Menghargai diri sendiri.

catet Dan...

saya nulis ini sambil ingat Mas Jae Yeol.


Sunday, November 09, 2014

Ibu nya

Sore tadi saya lihat seorang anak yang sudah sukses, tidak mau turun dari mobil sekadar untuk menyapa ibunya.

Saya hidup 26 tahun bersama ibu. Dan tahu betul bagaimana seorang ibu ketika rindu pada anaknya.

Entah bagaimana perasaan sang ibu itu yang telah menua seiring halusinasi nya pada makhluk gaib. Ya, mungkin si ibu ini kesepian hingga "siapa" saja yang muncul di hadapannya dia ajak bicara. Terkadang saya pun dia libatkan dalam persoalan "tamu" nya itu. Seringkali dia bertanya apakah saya lihat seseorang yang terluka atau saya ditanyai nya tentang seorang yang minta makan padanya atau apakah saya melihat anak-anak yang berlarian. Kadang saya takut, seringnya tidak, karena sudah terbiasa. 

Dalam pikiran saya tadi sore, apa sih susahnya turun sebentar dan menyapa ibunya, sukur-sukur salim bawa oleh-oleh. Saya tahu, si anak sukses oleh usahanya sendiri, orang tuanya hanya menyekolahkannya hingga tamat SMU, dia mengusahakan sendiri kuliah di universitas terbuka, kursus bahasa inggris ini itu. Apa yang dia capai kini sebagai pegawai bank yang sukses adalah usahanya sendiri. Tapi tidakkah ia sadar, doa orang tua nya jua yang membuatnya demikian. Atau setidaknya berterima kasih karena anaknya ia titipkan di rumah si ibu. Si cucu ini yang begitu sayang pada uti nya. Padahal dia baru kelas 5 SD.

Saya masih belum paham, bagaimana bisa dia tidak turun dan menyapa ibu kandungnya, sedangkan mereka hanya berjarak sepuluh langkah. Dan kejadian itu tidak hanya sekali dua kali saja.

Entahlah.

Sepertinya saya sedang waras, biarpun hanya sedikit.

Tuesday, November 04, 2014

Final day - Why do I Blog?

Hampir saja terlewat untuk ngisi blog challenge hari terakhir. hahaha.

Yeyeye....tunai sudah challenge ini.

Untuk apa saya nulis blog. Itulah tema hari ke-25. 
Maka jawaban saya adalah untuk curhat. hehehe. Menulis itu bikin waras. Karena ada hal yang tidak bisa diungkapkan dengan suara, tapi bisa ditulis dengan cantik. Tidak banyak yang tahu saya punya blog. Dan sesungguhnya memang tidak untuk diketahui banyak orang terutama yang kenal di dunia nyata. hehehe. Karena isi blog adalah cecoretan keluh kesah curhatan menye-menye. Nulisnya memang tidak setiap hari. Biasanya menuliskan di blog setelah segala yang tertahan di jiwa *halah* sudah tidak bisa dibendung lagi. Sedang kesal dengan seseorang misalnya. Tapi beberapa tahun ini, cecurhatan itu telah dimasak sedemikian rupa setelah mengambil hikmah kejadian. Yaaa...berusaha untuk memiliki sudut pandang, jarak pandang dan cara pandang yang lain. Sehingga apa yang saya tulis semoga bisa bermanfaat bagi yang juga mengalami kekesalan dengan orang sejenis. hehehe. 

Tak jarang sudah nulis banyaaaaaak eh tidak jadi diposting, masuk ke folder draft. Karena dirasa perasaan sudah cukup lega menulisnya dan merasa tulisan itu tidak cukup pantas untuk di-publish. hahaha. Biasanya sudah sebut 'merk' atau detil yang cukup akurat bahwa cecurhatan itu adalah misuhi orang lain. Yang demikian tidak boleh di-publish.

Isi blog juga bisa berupa cecurhatan yang tidak jua menemukan hikmah dibalik kejadian yang kemudian diplintir menjadi pantun puisi menye-menye. hahaha. Itu biasanya pengaruh 'tamu' bulanan, ketika pikiran sedang terendam oleh hormon perempuan yang membuat saya menjadi begitu sentimentil atau sensitip.

Sedang mencoba memperbanyak menulis cerita dengan EYD yang benar, meskipun masih amburadul, sekarang sudah lebih mending, bandingkan saja tulisan tahun 2009 dan yang sekarang. Nggak beda ya?! hehehe. Beda lah. Dikit. Hiih.

Seperti ikut challenge ini cukup membantu untuk bisa menulis mengumpulkan referensi dan mengolahnya dengan baik. Dan membantu mengenal diri sendiri, ternyata oh ternyata saya ini adalah pribadi yang masih belum jelas mau apa. Bisa dilihat isinya ngepoin diri sendiri, buku favorit lah, penulis favorit, makanan favorit, lagu favorit. Saya agak curiga challenge ini adalah niatan seseorang yang sedang ngepoin blogger kesayangannya. Mungkin saja, dia penasaran dengan blogger tersebut kemudian membuat challenge ini. Challenge ini hanya modus semata. hihihihi. Secret blogger admirer. *imajinasikuuuuu..duh*

Nah, isi blog ini juga merupakan imajinasi-imajinasi liar yang juga sudah tak terbendung lagi di kepala. Ada dialog imajiner, senandika imajiner, drama imajiner (tetangga depan rumah adalah tokohnya), atau skenario harapan untuk masa depan *halah*. Saya sering menganggap diri saya kreatif setelah menuliskan semua imajinasi saya tersebut. hahahaha. *dilempar kotak jahit*

Banyak lirik lagu juga di dalam blog ini. Saya senang menyanyi, saya senang menulis lirik lagu yang sedang saya dengarkan. Kadang langsung saya ketik, kadang saya tulis tangan terlebih dahulu. Dan lirik lagu yang paling banyak dilihat adalah lirik lagu Menantang Rasi Bintang dari Farid Stevy Asta (FSTVLST). Lirik lagu indie memang paling laku. Saya menuliskan liriknya ketika mendengarkan lagu tersebut, biasanya gegara terseret arus lagu. Begitu terlarut hingga harus diungkapkan melalui tulisan, seolah supaya semua orang membaca apa yang yang saya tulis-sambil-dengar. Seringnya lirik lagu tersebut saya beri narasi berupa bagaimana perasaan saya terhadap lagu itu. Contohnya yang beberapa hari kemarin saya posting, lagu Menikahimu - Kahitna, yang di pikiran saya adalah acara resepsi pernikahan. hehehe.

Saya ini seorang yang mudah bosan, seringnya sesuatu yang awalnya ingin dilakukan dengan menggebu-gebu akhirnya tidak dilakukan secara tuntas, mandeg di tengah jalan. Alhamdulillah, challenge ini tuntas ya, meskipun ada beberapa hari yang bolong tidak nulis tapi tetep jadi 25 tulisan meskipun tidak dalam 25 hari berturut turut. hehehe. Sudah lumayan, sudah peningkatan. *memuji diri sendiri itu perlu :p* Nulis challenge ini juga sempat bosan, tapi mengingat niatan bahwa "apa yang sudah dimulai harus diselesaikan", maka lanjut teruuuus.

Dan dengan spirit nulis challenge ini, seminggu kemarin saya juga bikin challenge sendiri, menyelesaikan tiga dompet pesanan. Alhamdulillah jadi tiga setengah dompet tapi pada hari H, rusak satu dompet, resletingnya rusak. huhuhu. Kenapa tiga setengah dompet, karena satu dompet sudah jadi separo, dan tidak dilanjutkan karena ternyata tidak sesuai pesanan. Seminggu jadi tiga dompet itu agak lama ya, karena jahit tangan. hehehe. 

Eh saya jadi pengen ngisi blog ini dengan tutorial handcraft lho, sudah ada satu tutorial beberapa bulan yang lalu. Membuat bingkai foto dari kaset CD yang tidak terpakai. Lumayan kan. hehehe.

Nah intinya, saya menulis blog untuk curhat, untuk menjaga kewarasan dan mengikat kenangan. Segala cerita yang telah ditulis, baik yang di-publish maupun tersimpan sebagai draft, akan selalu mengingatkan saya pada suatu waktu ketika kejadian itu terjadi.

:)

Besok kita kembali pada rutinitas tanpa tema, eh ralat, tema bebas.

Chao...

Monday, November 03, 2014

Hari Keduapuluhempat - About My Dance Group

Selamat Pagiiiiii.....hahaha. 
Saya bangun dengan perasaan kok-sudah-senin-lagi-bisa-nggak-sih-hari-minggu-leyeh-leyeh-saja-tanpa-ada-acara-di-rumah. Tapi begitu lihat novel Negeri van Oranje yang semalam kelar saya baca, senyum di bibir tersungging dengan sumringah. hahaha. 

Mas Wicaaaaaak...

Duh jangan difilmin deh ini novel kalau cuma dibikin satu sesi macam 5 cm. :p

Semua tokoh dalam novel ini saya suka. Penulis menjelaskan dengan cukup rinci bagaimana karakter masing-masing tokoh, jadinya saya bisa membayangkan bagaimana mereka. 

Saya suka sama Mas Wicak. Selain karena dianya anak 'hutan', juga karena keriting dan lebih anteng dalam melihat situasi. Adegan pas dia diam sejenak pegang plakat di kaki patung yang ada di Charles Bridge dan make a wish supaya dia menemukan Lintang. Kebayang toh, dia bawa keril yang paling gede sambil lari nyari si Lintang panik tapi kemudian bisa nata pikiran dan ketemu. hahaha. Ah sejak itu saya yakin pasti Mas Wicak inilah yang nantinya mendapatkan hati Lintang. hahaha. 

*joget-joget*

Nah tema challenge hari ini adalah grup dance atau grup nari atau grup joget. Saya tidak punya grup dance. Saya pun tidak bisa nari, apalagi nari Jawa, padahal itu penting dalam usaha melestarikan kebudayaan yah. Tapi apa daya, jari jemari serta tubuh saya tidak luwes. Boro-boro nari, olah raga saja canggung ini badan. hihihi. Namun jika joget-joget ala kadarnya dikarenakan senang, saya bisa. hahaha. Ya itu, sehabis baca novel atau buku yang bagus misalnya, atau ketika dengar lagu yang menyenangkan dan membuat semangat, oh dan juga setelah melihat film atau drama yang ceritanya juga ciamik. Jogetnya macam Mas Jae Youl di drama korea It's Ok That's Love itu lho. hahahaha. Tapi lebih semangat. Ekspresi senangnya juga semacam mas itu. Eh Mas Jae Youl iku gantenge rek. Hahaha 

Seperti semalam, selepas saya menyelesaikan membaca novel Negeri van Oranje ini, saya joget joget di kasur. Sudah malam, bahkan sudah masuk dini hari, pukul satu saya kelar baca. Senang dan senyum senyum membayangkan Mas Wicak di samping Lintang saat di pelaminan, dan adegan ketika dia mengungkapkan perasaannya di Charles Bridge. cie..cie..hahaha. 

Entah kenapa saya ngerti perasaan si Lintang saat lihat mata Mas Wicak, 
"dalam teduh mata Wicak, Lintang menemukan semua yang ingin ia gapai bersama pacar-pacar asingnya, tapi selalu gagal. Kedamaian di tengah badai. Kehangatan seribu musim panas. Dan, ketulusan untuk dapat mencintai segala kekurangan, menjadikan segalanya sempurna." 

Saat baca paragraf ini muncul lagunya Angsa dan Serigala di kepala saya, "dan kulihat semua masa depan di matamu dan berjalanlah bersamaku...bersamaku.."

Hahaha....

Habis tutup novel itu, joget-joget di kasur, sambil senyum-senyum, sambil ngulet terus tidur.

Agak serius ah bahas tentang dance group. Jaman SMA ada mata pelajaran muatan lokal, dulu diisi dengan nari. Saat itu saya bisa nari tradisional, tapi gerak-gerak tangan doang sih. hehehehe. Ujian prakteknya bikin kelompok nari gitu, boleh tari tradisional, boleh tari modern yang joget macam film india yang lebih mirip senam sih. Iya. Saya punya kelompok dance ya cuma pas ujian praktek itu. Dance nya agak nggak cetho, tapi untuk kekompakkan kami dinilai lebih dari kelompok yang lain lho. hahaha.

Udah gitu aja tentang tari dan joget joget ini. 

Yak kurang satu hari lagi. :)

Selamat pagi yaaa.....have a great day. muach.

Sunday, November 02, 2014

Hari Keduapuluhtiga - Favorite Childhood Book

Buku favorit saya semasa kanak-kanak adalah buku mewarnai dan buku untuk menempel. Sedangkan buku bacaan, saya suka membaca Petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, majalah Donal Bebek, Gober Bebek, Asterix dan Obelyx, dan Petualangan Tintin. 

Mewah sekali ya, dan saya bersyukur karenanya. Sekarang buku-buku tersebut tergolong mahal. heuheuheu. Dulu kami (saya dan mbak), mendapat kemewahan itu berkat bapak. Dulu sebelum menikah, bapak nderek Mbah Moel. Mbah Moel ini seorang perwira TNI dan pernah menjadi anggota DPR-RI. Buku-buku tersebut lungsuran dari anak-anak beliau. 

Petualangan Lima Sekawan selalu membawa saya pergi jauh ke negeri empat musim, dan petualangan-petualangan mereka yang sering saya anggap sebagai kisah nyata. hihihi. Apalagi jika mereka sedang piknik, membawa bekal roti, telur, bacon dan mentega serta limau yang segar. auhh..ngeces.

Misteri-misteri yang mereka alami dengan penuh ketegangan juga sering menyeret saya, seolah apa yang mereka hadapi bisa saya rasakan. hahaha. Namanya juga anak kecil. Gampang sekali terhanyut. halah...Lha wong sekarang saja juga masih gampang terhanyut kok. hihihihi...

Sedangkan komik seperti donal bebek, gober bebek, asterix obelyx dan tintin, sudah tidak diragukan lagi kan. Kedodolan Donal dan kecerdikan ponakan-ponakannya, Desy yang selalu bimbang memilih antara Donal atau Untung Bebek, Lang Ling Lung dengan segala penemuannya, salah satu penemuannya yang saya suka adalah televisi beraroma, ah seandainya ada televisi seperti itu, saya akan berlangganan tv yang penuh dengan acara masak. hahahaha. 

Paman Gober yang pelit dan selalu gigih mengumpulkan uang bahkan sekeping uang koin pun takkan dia lepaskan begitu saja, serta seterunya dengan Mimi Hitam yang tak pernah kehabisan akal untuk mencuri keping keberuntungan Paman Gober meskipun segala kelicikannya selalu berujung dengan kegagalan. hahaha. 

Asterix dan Obelyx, duo dari Desa Galia yang gigih melawan Romawi dan ramuan dari dukunnya yang membuat warga Desa Galia menjadi kuat. Warga Desa Galia yang unik-unik. Kepala Desa yang selalu ditandu. Seorang seniman musik yang suaranya tak karuan. Ibu Kepala Desa yang galaknya minta ampun tapi baik hati. 

Petualangan Tintin, ah saya memang suka dengan cerita yang berbau petualangan dan misteri macam detektif-detektifan, Petualangan Lima Sekawan juga termasuk genre ini.

Sepertinya saya melupakan beberapa judul buku. Apa yaa? Ah sudah lama sekali masa kanak-kanak itu. 

Oh iya, buku bonus dari susu Dancow. Buku cerita bergambar, fabel, cerita rakyat dan legenda yang ada di Indonesia. Dulu saya senang mengunpulkannya, jika memungkinkan, saya selalu meminta ibu untuk beli susu yang ada bonus buku cerita tersebut. Bukunya kecil kok, semacam buku saku, kertasnya kertas gilap dan cukup tebal. Tapi karena judul buku tidak tertera di bungkus susu (yaiyalah), jadinya beberapa kali saya mendapat judul yang sama yang sudah saya miliki. Namun, belum lengkap, bonus-bonus tersebut sudah dihentikan. hahaha. Jan tenan memupuskan harapan untuk memiliki koleksi yang lengkap. Eh btw, saya rajin minum susu tiap pagi, sampai SMP loh. Kadang kalau ditanya kenapa saya bisa sebongsor ini, sering saya jawab karena rajin minum susu tiap pagi. hahaha. Padahal ndak ngaruh juga. Eh gugling nemu situs yang bahas tentang buku ini di sini. hihihi.

Dan di mana sebenarnya semua buku itu sekarang yah.

Jadi kangen.  :)