Tuesday, May 27, 2014

Balada susu stobeli

Pada suatu hari dia datang ke ruangan tempat saya mengerjakan proyek akhir untuk kelulusan saya. Dia datang membawa satu botol mizone dan dua buah susu UHT Ultrajaya, satu rasa vanila, satu rasa stobeli. Saya suka menyebut stroberi dengan sebutan stobeli. 

Senang. Tentu saja. Susu stobeli yang kami bicarakan sehari sebelumnya. Pembicaraan separuh mengeluh, karena lapar dan haus di sela pekerjaan riweuh yang sulit untuk ditinggalkan. Apalagi ruangan tempat saya bekerja itu berada di sudut bangunan, dan bangunannya pun paling ujung di area kampus kami. Butuh banyak waktu untuk meninggalkannya, sedangkan pekerjaan memerlukan rangkaian waktu yang menuntut ketepatan. 

Saat itu bulan puasa, dan tentu saja keluar ruangan untuk beli minum rasanya terlalu rikuh. Itu juga salah satu keluhan saya, yang dengan bodohnya saya ulang di hari berikutnya. Tapi dia datang, bersama satu botol mizone dan dua buah susu UHT Ultrajaya, satu rasa vanila dan satu rasa stobeli.
Botol mizone saya simpan. Saya beri label pada badan botol beserta tutupnya menggunakan spidol marker, "Dari Masfi."

Monday, May 12, 2014

Hanya sebagai kekasih dan tak lebih?

Ternyata aku tidak bisa bertahan hanya sebagai kekasihmu.
Pada akhirnya aku selalu ingin tahu tentang dirimu, dan memaksamu bercerita, padahal mungkin bagimu aku bukanlah tempat yang nyaman dan menyenangkan sebagai teman pencerita.
Karena mungkin ceritamu terlalu personal untuk dibagi,seperti masalah atau kesedihan di dalam keluargamu. Karena mungkin kau paham ceritamu terlalu menyenangkan dan rumit untuk dibagi, misalnya tentang capung, anggrek, katak, kupu atau burung.
Karena mungkin cerita itu sudah terlalu jauh dan kau terlalu lelah untuk menceritakan awal mulanya.
Ternyata aku tidak bisa bertahan hanya sebagai kekasihmu.
Bagaimana jika kita berhenti saja.
Dan jika kau masih berkenan aku akan menunggu.
Menunggu hingga aku bukan lagi hanya sebagai kekasihmu.

Friday, May 09, 2014

Aroma Tanah



Ada aroma yang begitu ku sukai, aroma tanah basah. Basah oleh hujan. Aroma yang mendamaikan dan menyejukkan.  Para peneliti berkata itu adalah aroma spora yang pecah dan terhembus oleh angin ketika hujan itu turun mengoyak pertahanan sporangium mereka. Tapi aku lebih percaya bahwa itu aroma tanah. Tanah yang begitu merindukan pelukan hujan. Bumi yang merindukan langitnya.

Namun, sesore tadi, cuaca cukup terik. Membuatku bersungut dan menghela nafas. Ah tapi kucoba untuk menikmatinya, sekalipun keringat terus-terusan mengalir, berdesakkan keluar dari pori-pori. Bagaimana aku bisa menjadi kekasihmu jika pada panas mentari saja aku menyerah?

Hei...

Dan kemudian aku mencium aroma tanah itu lagi. Lebih pekat dan lebih menyejukkan. Bukan karena hujan, tapi karena tanah-tanah itu lahir. Kau tahu? Banyak bapak sedang menyiangi rumput. Ya. Bapak-bapak sedang mencabuti rumput liar di pinggir jalan. Bisakah kau bayangkan, aroma rumput yang kau patahkan saja sudah begitu segar, bayangkan jika tubuh rumput itu, beserta akarnya tercerabut dari tanah. Tanah-tanah itu lahir kembali, mereka nampak. Mereka lahir.

Aromanyaaa....ah...andai bisa ku kemas aroma itu, pastinya akan ku kemas kan untukkmu dalam botol-botol kecil. Tapi mungkin tak segar ya jika harus menunggumu kembali. Kapan kau kembali?
Suatu saat nanti jika kita punya halaman, jangan kau paving halaman itu ya, biarlah rumput tumbuh, setiap hari minggu kita siangi, supaya aroma tanah lahir itu bisa selalu kita hirup.

Pernahkah kau sadari aroma tanah yang seperti itu? Aroma tanah yang menyenangkan seperti aroma tanah ketika hujan turun.