Pak Pos menyebut namaku Uswatun, meskipun nama yang tertera
di paket yang ia bawa adalah Uswahdani. Jika aku sedang tidak menunggu paket
datang, namun nama itu yang tertera maka paket itu hanya mampir saja. Tak apa.
Aku senang. Toh paket itu boleh kubuka dan kubaca. Ya. Isi paket yang sering datang
ke rumah adalah buku. Ada seseorang sering memanggilku Uswahdani, aku pun jadi
sering menggunakan nama itu. Nah, ketika datang paket padahal aku tidak sedang
menunggu paket, dan nama itu yang tertera, pastilah paket itu miliknya. Kadang
dia memanggilku Ni atau Nik. Panggilan yang sering digunakan ibu dan bapak
untuk memanggilku, menurutnya menyenangkan memanggil nama ku dengan sebutan Ni
atau Nik, saja. Oh iya, dia memanggilku Uswahdani supaya tidak nampak dia
sedang ‘berbicara’ dengan lelaki, Dani memang ‘terdengar’ seperti nama lelaki.
Pak Pos menyebut namaku Uswatun, meskipun nama yang tertera
pada paket adalah Uswahdani. Orang memang lebih familiar dengan nama Uswatun,
Uswatun Khasanah adalah salah satu sebutan untuk Nabi. Artinya adalah teladan
yang baik. Mungkin bapak ingin anaknya memiliki sifat baik yang bisa
diteladani, seperti Nabi. Lalu kenapa menjadi Uswahdani? Mungkin karena ibuku
tidak ingin aku memiliki nama panggilan, Atun. Hehehe. Dan menurut ibu, orang
yang beliau kenal, yang bernama Dani, pastilah keren dan pandai. Aamiin.
Pak Pos menyebut namaku Uswatun, meskipun nama yang tertera
pada paket adalah Uswahdani. Pak Pos langsung menuju rumahku, tidak lagi
bertanya di mana rumah si anak bernama Uswatun ini. Ya, Pak Pos sudah hapal di
mana letak rumahku, rumah yang berada di pojok kiri, depan lapangan badminton
yang kini sudah tidak tampak lagi seperti lapangan badminton. Pak Pos sudah
hapal lantaran beliau sering mengantarkan paket ke rumah. Seringnya paket-paket
itu berasal dari Jogja. Para penjual buku dari Jogja memang lebih senang
memakai jasa Pos Indonesia, aku pun begitu, jika berat paket yang ku kirim
kurang dari 100 gram. Hehehe.
Pak Pos menyebut namaku Uswatun, meskipun nama yang tertera
pada paket adalah Uswahdani. Pak Pos yang baik dan murah senyum. Pak Pos yang
wajahnya mirip Jeremy Tetti. Pak Pos yang sejak aku kecil sering menyambangi kompleks
rumah untuk mengantar surat, kartu pos atau paket. Seingatku tidak pernah
berganti dengan Pak Pos yang lain.
Pak Pos menyebut namaku Uswatun, meskipun nama yang tertera
pada paket adalah Uswahdani. Siang ini kukoreksi, “Uswahdani, Pak.” Beliau menengok
nama pada paket di tangannya, “Oh iya, Uswahdani. Seringnya kan Uswatun.
Hehehe. Biasanya rumah ini tutupan, jadi saya titipin ke mbah.” Mbah yang
beliau maksud adalah tetangga depan rumah.
Pak Pos menyebut namaku Uswatun,, meskipun nama yang tertera
pada paket adalah Uswahdani. Tapi mungkin, lain kali jika ada paket untukku,
beliau akan menyebut namaku Uswahdani. Dan jika saat itu tiba, aku akan bilang
“Boleh juga dipanggil Dani, Pak.”
Postingan ini sesungguhnya narsis saja.