Monday, February 02, 2015

Om Farid

Kami diam di eskalator. Badan kami yang diam, tidak berjalan. Iya, yang berjalan eskalatornya.hehehe. Tapi mulut kami tidak diam. Pikiran kami juga, hati kami juga.
Ketika lantai dua sudah nampak, dia berseru "wah ada om farid." Saya pun berseru, "mana..mana..mana.."
"Itu..." Saya melihat ke arah jarinya menunjuk. Tampaklah seorang lelaki yang mirip om farid.
Hahahahahaha. Kami tertawa bersama.
Dia punya sisi itu. Sisi lucu. Yang spontan. Dan menyenangkan.
Saya senang. Dia juga. (semoga)
Lalu kenapa saya menulis ini.
Ah namanya juga rindu.
Saya toh tidak ingat kenapa kami di eskalator.
Dan karena riuh di dalam kepala ini belum juga reda.