Friday, April 26, 2013

Other side of grasstrack

Berikut adalah postingan yang sudah lamaaaaa sekali, sebulan yang lalu. hehehe. Baru selesai seminggu yang lalu, dan baru saya posting hari ini. Duh memang males banget hawaneee...hehehe.

Mariiiii.....


*kretekin jari tangan*

Dua hari ini ada grasstrack dan motorcross di belakang rumah. Belakang rumah? Iya, kebun sengon di belakang rumah disulap menjadi sirkuit motorcross. Hemm..sejak tiga minggu yang lalu lah kira-kira pengerjaannya. Dan hari sabtu minggu ini tanggal 30-31 Maret 2013 kompetisinya.

Tadinya saya betul-betul malas untuk nonton, tidak tertarik. Tiap sore pun selama seminggu sejak sirkuit mulai kelihatan bentuknya, sudah banyak yang latihan. Kebayang kan tiap sore pasti berisik suara motor motor modifikasi itu. Saya tidak bergeming, nggak nonton pokoknya.

Tapi, hari sabtu siang itu, beneran berisiknya, bisingnya ampun ampunan. Nonton film di rumah juga terganggu, mau tidur juga berisik sekali, ya sudahlah saya ganti celana panjang pake jaket kemudian nonton. Hahaha. Nontonnya tinggal lewat belakang rumah saja kok. Hohoho.

Hari sabtu kemarin saya lupa bawa kamera jadi foto-foto yang ada diambil hari minggunya. Suasana hari sabtu dan minggu beda banget, hari sabtu cerah cenderung panas, sedangkan hari minggu hujan deras. Tapi kalau ramainya tentu ramai hari minggu, selain libur anak-anak sekolah, juga efek dari penonton yang hari sabtu pasti tutur tinular kan? Berita dari mulut itu lebih berefek daripada berita di radio atau pamflet.
Apa yang saya lihat di sana, selain tentunya kompetisi yang bikin jantungan itu, yaitu tim, kamera-man, penonton yang unik-unik. Oh iya nonton itu memang bikin jantungan, gimana nggak jantungan coba, mereka jatuh bangun kaya begitu. Bikin sejenak lupa ambil nafas. Oke, sebut saya berlebihan, tapi beneran, sudah lama nggak nonton yang kaya begini setelah lebih dari 8 tahun yang lalu. Dulu juga pernah ada kompetisi seperti ini di belakang rumah. Sekitaran saya SMA.

Engg...cerita apa dulu ya.

Pertama mari saya ceritakan tentang suasana di sana. Penontonnya euy rame warna warni dan macam-macam. Semua generasi ada sepertinya, dari anak kecil, anak balita, bahkan bayi pun ada, ibu-ibu, bapak-bapak, mas dan mbak, duh kalau mau cari jodoh mungkin bisa juga di sini. Hehehehe. Pakaian yang mereka pakai juga macam-macam lho. Paling aman sih pakai kaos oblong, celana jins, jaket dan topi ya, setidaknya biar tidak terlalu panas. Yang menurut saya salah kostum juga banyak. Pakai sendal berhak tidak dianjurkan disini, apalagi sepatu yang terepes, pakai sendal jepitpun akan nampak menggelikan ketika kamu melangkah dan itu sendal tidak bisa diangkat alias ‘kejepit’ lumpur. FYI arena grasstrack tidak seperti namanya with grass, kenyataannya without grass actualy, iyalah, kebun yang disulap jadi arena sudah pasti isinya cuma tanah, yang ketika panas dia membuat debu dan ketika hujan dia membentuk lumpur. Ada lho mbak-mbak yang sendalnya kejepit lumpur, ketika dia berhasil ngangkat kaki kanan, kaki kirinya yang gantian nyangkut. Hehehe. Ada juga mbak mbak menor yang bedak euy tebel nian, pake jaket, pake sepatu plastik nan terepes, dan parfumnya oiiiii....bikin saya pusing. Ndak tahu sih dia dandan begitu memang niat mau nonton grasstrack atau cuma mampir karena habis berpergian. Penonton yang dapat tempat nonton paling nyaman, sudah pasti ada,  nangkring di pohon.


Hari minggu hujan deras turun menyapa, tapi semua penonton sepertinya sudah siap siaga, membawa mantel, jas hujan, helm dan payung. Dan hujan juga tidak terlalu merisaukan mereka, tidak banyak yang beranjak dari tempat untuk pulang. Maksud saya tidak-banyak adalah karena memang benar-benar hampir tidak berkurang jumlah mereka, malah sepertinya bertambah banyak.


Hehehe, kamera (pinjaman) saya mergoki yang lagi konsen pakai mantel.


He’s ready, dan santai nonton, tidak khawatir basah kuyup.


Yang berikut ini sepertinya menyenangkan, beramai-ramai membuat ‘tenda’ pelindung hujan.


Dan hujan semakin deras....


Yang ini akur bapak dan anak di bawah satu helai daun pisang. Hehehe.


Arena menjadi semakin becek dan penuh kubangan..saya semakin excited. Hahaha.


Eh saya juga pakai payung dong...berempat dalam satu payung. Ibu, saya, dan dua anak kecil.



Berikutnya saya cerita tentang tim. Setiap pemotor memiliki tim pastinya kan. Nah salah satu anggota tim ini ada yang sibuk sekali memberi support dan arahan kepada pemotor. Dia biasanya berada di tikungan atau di sudut-sudut yang menurutnya si pemotor sering terjatuh atau mengalami kendala.  Menyenangkan mengamati para tim ini, saya jadi menghapal mana pemotor yang dia support. Dia ini juga yang langsung lari-lari ke tempat si pemotor jika jatuh dan membantunya berdiri. Dia ini yang begitu bersemangat meneriaki si pemotor. Dia ini yang bersemangat berlari dari satu area ke area berikutnya mengawasi pemotornya. Benar-benar menyenangkan mengikuti gerak penyemangat ini. Ah iya jika si pemotor merasa sudah tidak nyaman mengenakan kaca mata pelindungnya dia tinggal lempar saja di sudut penyemangatnya berdiri, nanti diambil langsung.
Beberapa foto yang berhasil saya ambil tentang penyemangat ini:
Ketika timnya belum lewat, dia mundur, dan ketika timnya lewat, dia maju dan memberi semangat.


Yang satu ini sibuk kesana kemari, asli, dia lari-lari menyongsong timnya. Hehehe.

 Dia juga nih. Eh mas yang ini punya style yang bagus, dan nampak ganteng ketika dia pakai kacamata, pas kacamatanya dilepas, agak berkurang gantengnya. Hehehehe.



Enough tentang mas-mas para penyemangat, mari beralih ke anak-anak kecil. Banyak anak kecil yang berkeliaran di area kompetisi, sebaiknya sih ya didampingi, karena ini bukan area yang aman untuk anak kecil bermain sendiri. Tapi memang beberapa anak saya lihat tidak didampingi orang dewasa, seperti yang sepayung dengan saya, dua anak kecil, masih SD, yang satu saya kenal, tetangga. Nah ada beberapa anak kecil yang saya lihat senang sekali main kubangan air hujan. Yang berkaos biru dongker itu dia suka sekali naik turun gundukan motorcross, begitu turun sampai di kubangan air, dia cuci kaki, cuci tangan, cuci sendalnya, dan rupanya tidak saya dan ibu saja memperhatikan dia, penonton yang lain juga turut memperhatikan.




Selain si anak berkaos biru dongker, ada juga anak berjaket merah, dia juga cuci sendalnya di kubangan air itu.


Dan seperti menjadi trend, mencuci sendal di kubangan air rame-rame. Hehehe.


Eh si pembalap cilik juga ikut main kubangan air dong. J Bahkan dia berusaha membuat aliran air supaya tidak terlalu berkubang. Hahaha. Lucu banget ini anak.


Setelah beberapa kali kompetisi grasstrack, akhirnya yang paling bikin saya berdebar-debar yaitu motorcross akhirnya dimulai, saking dag dig dug nya saya cuma melongo dan tidak berhasil mengambil satupun gambar, mereka cepet banget. Hehehe. Jadi yang terfoto cuma angin.



Cerita tentang situasi sepertinya cukup sekian, berikutnya saya akan cerita tentang jalannya kompetisi grasstrack. Arena yang becek dan licin tidak menyurutkan semangat para kompetitor, bahkan beberapa kali terpeleset pun ketika motor yang mereka kendarai bisa dinyalakan lagi, mereka akan bangkit dan kembali masuk arena. Tak jarang ketika ada yang jatuh ditengah arena dan kompetitor dibelakang mereka kurang waspada, mereka pun akan jatuh juga, maka penting sekali bagi para penonton atau panitia di sekitar arena untuk memberi aba-aba supaya kompetitor selanjutnya memelankan laju motornya. Para panitia biasanya mengayunkan bendera berwarna merah, para penonton biasanya akan memberi aba-aba berupa ayunan tangan dan tentu ekspresi mereka meyakinkan. Hohoho.

Para grasstracker ini terdiri dari dua bagian sepertinya, para dewasa dan para anak-anak. Anak-anak yang mengikuti kompetisi ini pun beraneka usia, mulai dari empat tahun hingga lima belas tahun. Kebayang nggak adek-adek kecil yang mungkin baru kelas TK nol kecil ikut naik motor di arena yang tidak datar dan becek. Saya nontonnya sambil ngeri ngeri seneng geli. Ngeri lah kalau mereka jatuh dalam posisi yang mengerikan tentu tidak sekadar luka luar tubuh, luka dalam juga pasti bisa terjadi. Tapi ya itu tadi, mereka benar-benar pemberani, ketika jatuh pun ketika memungkinkan untuk bangkit lagi, mereka akan bangkit. Tapi ada juga yang ketika jatuh, dan dia mampu berdiri tapi kemudian dia langsung pingsan, haduuuh....rasanya nafas ini berhenti.

Anak-anak kecil ini begitu selesai jatah mereka, mereka juga ikut nonton dan wira wiri di sekitaran arena, dan becandaan biasa aja dong, ya masih anak kecil gitu lah. Lucu. Saya Cuma mikir, mereka seperti itu, ikut kompetisi yang bisa dibilang bukan semestinya mereka ikuti, atas dasar keinginan sendiri, melihat anggota keluarga memang berprofesi demikian atau sudah siarahkan orang tuanya ya, yah tapi semoga tidak dipaksa. Kasihan kalau mereka dipaksa. J

 
Masih kecil-kecil kan. Tapi mereka jago dan pemberani. 

 Yah sekian cerita-ceritanya ya... J

Oh iyah...sendal saya seolah menemukan habitatnya, hari itu becek sekali. :) 














Monday, April 15, 2013

#senja

memangnya bisa apa aku di antara pepohonan ini, bersama senja dan tumpukan rindu padamu...


Saturday, April 13, 2013

Karena Menikah adalah Ibadah

karena menikah adalah ibadah ;)


Tuesday, April 09, 2013

Anger

hari ini dan kemarin muka ku seperti ini


nggak ngerti kenapa..