Selamat pagi jumat minggu ke-tiga bulan oktober...*aaakkkkk*
Pagi yang seharusnya syahdu dan alim ini, saya akan menuliskan hal-hal yang berbau nyinyir dan racun. eheu..maafkan saya.
Berawal dari saya melihat sebuah nama di twitter, teman satu SMA saya. Saya tidak mengenalnya, begitupun dia tidak mengenal saya, ya cuma sekedar tahu saja. Saya buka profilnya dan tertera alamat blognya, saya klik alamat tersebut. Saya ini suka sekali membaca blog, dan seringnya takjub jika yang menulis adalah teman yang dalam dunia nyata saya kenal. Karena seseorang bisa begitu berbeda ketika ia menulis. Iya, kadang menulis adalah sosok lain dalam diri seseorang.
Saya membaca beberapa tulisan teman saya ini, yang kebanyakan menceritakan tentang pacar dan pekerjaannya. Nah, ada
statementnya yang membuat saya jadi ingin menulis postingan ini, "kenapa selalu perbedaan yang mereka lihat?kenapa selalu perbedaan yang memisahkan?kenapa orang-orang tidak pernah mau melihat persamaannya." Yang kemudian
statement itu berbenturan dengan sebuah kalimat di dalam otak saya yang pernah diucapkan seseorang, "kok bisa sich pacaran sama orang yang hobinya sama?aku nggak pernah bisa kaya gitu. Selalu pacarku hobinya pasti lain. Jadi kalo tak suruh anter ke toko buku nggak pernah mau."
Tetiba ada suara tawa dalam otak dan hati saya,
statement tadi berbenturan di sana dan ketawa bersama sisi lain diri saya.
ngekek.
Jadi, ketika kebanyakan orang menyesalkan kenapa perbedaan harus dibesar-besarkan, orang itu justru merasa heran dan aneh karena saya memiliki kekasih yang kebetulan banyak kesamaannya (banyak kesukaan yang sama) sama suka baca bukunya, sama suka kopinya, sama suka alamnya, dan sama-sama yang lain, yang sebenarnya kalau ditelaah lagi
yo nggak sama-sama
bangetlah yaaa...
Dan akhirnya pagi-pagi saya sudah nggosip dengan teman saya via sms "
sing aneh aku dan kebanyakan orang atau dia???"
Kalau mau dirunut perbedaannya, sudah pasti bakal banyak bedanya lho, saya dengan mas kekasih. beneran deh. Tapi apa iya suatu hubungan harus didasari perbedaan??harus dibesar-besarkan perbedaannya??
enggak bisa dong. Kalau perbedaannya yang dibesar-besarkan bisa cerai, kalau saya sich lebih memilih, ayo kita bersama melakukan hobi yang sama itu bersama-sama, kita kembangkan, jadi semacam kencan yang asik, obrolan yang menyenangkan. Saya nggak mau menjelaskan tentang perbedaan kami di sini, karena urusan pribadi ah. heuheu. Kalau yang beda
mah bagaimana bisa mengerti dan memahami dan mendukung ya selama itu baik.
Yah karena membicarakan tentang kesukaan, saya juga mau cerita, kemarin saya diajarin fotografi oleh mas kekasih. hehehe. Dengan alat tempur berupa kamera canon eos D60, milik GC. Awalnya, saya tahu dia harus sabaaar sekali menjelaskan kepada saya hal dasarnya menggunakan kamera tersebut, tentang iso, pencahayaan, dan diafragma. Dan otak saya yang sungguh menakjubkan memang lamaa sekali paham. Tapi mas bilang, "jepretin aja semua yang pengen kamu foto." Dan akhirnya paham juga, kata mas "lama-lama pasti bisa." Sambil senyum halah halah piye aku
nggak jatuh cinta. eheu..
Setiap jepretan, dia mengecek hasilnya kemudian menjelaskan kurangnya apa, lebih seringnya kurang fokus dan kurang pencahayaan. Puas motoin kembang di penangkaran, kami beralih ke kebun biologi. Semua deh difoto, laba-laba difoto, kembang-kembang difoto, buah-buahan difoto, serangga di foto, ngengat difoto, rumput difoto, matahari difoto. Semua itu menyenangkan. Belum puas, kami pindah melipir ke lingkungan laboratorium, sama saja, semua kembang dan buah difoto. hehehe. Maturnuwun sayang, sehari yang menyenangkan.
Eh ternyata ya nggak nyinyir banget lah ya. hehehe. kalau inget sama mas emang nggak bisa nyinyir lama-lama.
yosh..selamat ber hari jumat semuaaa....